SOAL DAN JAWABAN POKOK BAHASAN KONSUMSI,TABUNGAN, DAN INVESTASI |ekonomiakuntansiid
SOAL DAN JAWABAN POKOK BAHASAN KONSUMSI,TABUNGAN, DAN INVESTASI
Berikut ini akan ditampilkan beberapa contoh soal mengenai permitaan, penawaran, Pengaruh Pajak terhadap
Keseimbangan Pasar, Pendapaatn Nasional, Fungsi konsumsi dan tabungan,Indek
Harga.
|
|||||||
A. Fungsi Permintaan
Fungsi
Permintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah suatu
barang yang diminta dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. fungsi permintaan
adalah suatu kajian matematis yang digunakan untuk menganalisa perilaku
konsumen dan harga. fungsi permintaan mengikuti hukum permintaan yaitu apabila
harga suatu barang naik maka permintaan akan barang tersebut juga menurun dan
sebaliknya apabila harga barang turun maka permintaan akan barang tersebut
meningkat. jadi hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta memiliki
hubungan yang terbalik, sehingga gradien dari fungsi permintaan (b) akan selalu
negatif.
Bentuk umum fungsi permintaan dengan dua variabel
adalah sebagai beriut :
Qd = a - bPd atau Pd = -1/b
( -a + Qd)
dimana :
a dan b = adalah konstanta, dimana b harus bernilai
negatif
b = ∆Qd / ∆Pd
Pd =
adalah harga barang per unit yang diminta
Qd = adalah
banyaknya unit barang yang diminta
Syarat, P ≥ 0, Q ≥ 0,
serta dPd / dQ < 0
untuk lebih memahami tentang fungsi permintaan,
dibawah ini disajikan soal dan pembahasan tentang fungsi permintaan.
Pembahasan :
Dari soal diatas diperoleh data :
P1 = Rp. 5.000
Q1 = 1000 Kg
P2 = Rp. 7.000 Q2 =
600 Kg
untuk menentukan fungsi permintaannya maka
digunakan rumus persamaan garis melalui dua titik, yakni :
y - y1
x - x1
------ = --------
y2 - y1
x2 - x1
dengan mengganti x = Q dan y = P maka didapat,
P - P1 Q
- Q1
------- = --------
P2 -
P1 Q2 - Q1
mari kita masukan data diatas kedalam rumus :
P
- 5.000
Q -
1000
----------------------- = ----------------
7.000 -
5.000
600 - 1000
P -
5.000
Q - 1000
----------------------- = ----------------
2.000
-400
P - 5.000 (-400)
= 2.000 (Q - 1000)
-400P + 2.000.000 = 2000Q - 2.000.000
2000Q = 2000.000 + 2.000.000 - 400P
Q = 1/2000 (4.000.000 - 400P)
Q = 2000 - 0,2P
============
Jadi Dari kasus diatas diperoleh fungsi permintan Qd
= 2000 - 0,2P
B. Fungsi Penawaran
Fungsi
penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan harga barang di pasar
dengan jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen. Fungsi penawaran digunakan
oleh produsen untuk menganalisa kemungkinan2 banyak barang yang akan
diproduksi. Menurut hukum penawaran bila harga barang naik, dengan asumsi
cateris paribus (faktor-faktor lain dianggap tetap), maka jumlah barang yang
ditawarkan akan naik, dan sebaliknya apabila harga barang menurun jumlah barang
yang ditawarkan juga menurun. jadi dalam fungsi penawaran antara harga barang
dan jumlah barang yang ditawarkan memiliki hubungan posifit, karenanya gradien
(b) dari fungsi penawaran selalu positif.
Bentuk umum dari fungsi penawaran linear adalah
sebagai berikut:
Qs = a + bPs
dimana :
a dan b = adalah konstanta, dimana b harus bernilai
positif
b = ∆Qs/ ∆Ps
Ps = adalah harga barang per unit yang ditawarkan
Qs = adalah banyaknya unit barang yang ditawarkan
Ps≥ 0, Qs≥ 0, serta dPs/ dQs > 0
Pada saat harga durian Rp. 3.000 perbuah toko A
hanya mampu menjual Durian sebanyak 100 buah, dan pada saat harga durian Rp.
4.000 perbuah toko A mampu menjual Durian lebih banyak menjadi 200 buah. dari
kasus tersebut buatlah fungsi penawarannya ?
Jawab :
dari soal diatas diperoleh data sebagai berikut :
P1 = 3.000 Q1 = 100 buah
P2 = 4.000 Q2 = 200 buah
Langkah selanjutnya, kita memasukan data-data diatas
kedalam rumus persamaan linear a:
P -
P1 Q - Q1
-------- = ---------
P2 - P1 Q2 - Q1
P -
3.000 Q - 100
-------------- = -------------
4.000 - 3.000 200 -
100
P -
3.000 Q - 100
-------------- = -------------
1.000
100
(P - 3.000)(100) = (Q - 100) (1.000)
100P - 300.000 = 1.000Q - 100.000
1.000Q = -300.000 + 100.000 + 100P
1.000Q = -200.000 + 100P
Q = 1/1000 (-200.000 + 100P )
Q = -200 + 0.1P
============
Jadi dari kasus diatas diperoleh Fungsi penawaran :
Qs = -200 + 0,1Pd
C. Keseimbangan Harga
Keseimbangan harga di pasar tercapai apabila Qd = Qs
atau Pd = Ps, Jadi keseimbangan harga merupakan kesepakatan-kesepakatan antara
produsen dan konsumen dipasar.
untuk lebih jelasnya perhatikan contoh soal dibawah
ini :
Jawab:
Keseimbangan terjadi apabila Qd = Qs, Jadi
10 - 0,6Pd = -20 + 0,4Ps
0,4P + 0,6P = 10 + 20
P = 30
Setelah diketahui nilai P, kita masukan nilai
tersebut kedalam salah satu fungsi tersebut:
Q = 10 - 0,2(30)
Q = 10 - 6
Q = 4,
Jadi keseimbangan pasar terjadi pada saat harga
(P)=30 dan jumlah barang (Q) = 4.
D. Pengaruh Pajak terhadap
Keseimbangan Pasar
Pengenaan pajak atau pemberian subsidi atas suatu
barang yang diproduksi/dijual akan mempengaruhi keseimbangan pasar barang
tersebut, mempengaruhi harga
keseimbangan dan jumlah keseimbangan.
Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang
menyebabkan harga jual barang tersebut naik. Setelah dikenakan pajak, maka
produsen akan mengalihkan sebagian beban pajak tersebut kepada konsumen, yaitu
dengan menawarkan harga jual yang lebih tinggi. Akibatnya harga keseimbangan
yang tercipta di pasar menjadi lebih tinggi daripada harga keseimbangan sebelum
pajak, sedangkan jumlah keseimbangan menjadi lebih sedikit.
Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang
yang dijual menyebabkan kurva penawaran bergeser ke atas, dengan penggal yang
lebih besar (lebih tinggi) pada sumbu harga. Jika sebelum pajak persamaan
penawarannya P = a + bQ, maka sesudah pajak ia akan menjadi P = a +
bQ + t. Dengan kurva penawaran yang lebih tinggi (cateris paribus), titik
keseimbangan akan bergeser menjadi lebih tinggi.
Contoh:
Jawab:
Sebelum pajak Pe = 7 dan Qe = 8 (contoh di atas). Sesudah
pajak, harga jual yang ditawarkan oleh produsen menjadi lebih tinggi. Persamaan
penawaran berubah dan kurva bergeser ke atas.
Penawaran sebelum pajak : P = 3 + 0.5 Q
Penawaran sesudah pajak : P = 3 + 0.5 Q + 3
P = 6 + 0.5 Q Q = -12 + 2 P
Sedangkan persamaan permintaan tetap :
Q = 15 – P
Keseimbangan pasar : Qd = Qs
15 – P = -12 + 2P
27 = 3P
P = 9
Q = 15 – P
Q = 15 – 9
Q = 6
Jadi, sesudah pajak : Pe’ = 9 dan Qe’ = 6
E. Pengaruh Subsidi terhadap
Keseimbangan Pasar
Subsidi
merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, dan sering disebut pajak negatif.
Pengaruh terhadap pajakjuga berkebalikan dengan keseimbangan akibat pajak.
Subsidi juga dapat bersifat spesifik dan juga proposional.
Pengaruh Subsidi. Subsidi yang diberikan atas
produksi/penjualan barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih
rendah. Dampaknya harga keseimbangan yang tercipta di pasar lebih rendah
daripada harga keseimbangan sebelum atau tanpa subsidi,dan jumlah
keseimbangannya menjadi lebih banyak.
Dengan subsidi spesifik sebesar s kurva penawaran
bergeser sejajar ke bawah, dengan penggal yang lebih rendah( lebih kecil ) pada
sumbu harga.
Jika sebelum subsidi persamaan penawaran P = a + bQ,
maka sesudah subsidi akan menjadi P’ = a + b Q – s = ( a – s ) + b Q. Karena
kurva penawaran lebih rendah, cateris paribus, maka titik keseimbangan akan
menjadi lebih rendah.
Contoh:
Jawab:
Tanpa subsidi, Pe = 7 dan Qe = 8 (pada contoh kasus
di atas
Dengan subsidi , harga jual yang ditawarkan oleh
produsen menjadi lebih rendah, persamaan penawaran berubah dan kurvanya turun.
Penawaran tanpa subsidi : P = 3 + 0.5 Q
Penawaran dengan subsidi : P = 3 + 0.5 Q – 1.5
P = 1.5 + 0.5 Q Q = -3 + 2 P
Keseimbangan pasar setelah ada subsidi:
Qd = Qs
15 – P = -3 + 2P
18 = 3 P
P = 6
Q = 15 – P
Q = 15 – 6 = 9
Jadi, dengan adanya subsidi : Pe’ = 6 dan Qe’ = 9
Untuk lebih memperjelas tentang fungsi permintaan
dan penawaran, mari kita bahas beberapa soal olimpiade sains ekonomi yang ada
kaitannya dengan fungsi permintaan dan penawaran :
Soal pertama : (Olimpiade Sains
Propinsi (OSP) Ekonomi 2006)
Jawab:
Keseimbangan terjadi pada saat Qd = Qs, Jadi
80 - 2P = -120 + 8P
8P + 2P = 120 + 80
10P = 200
P = 200 / 10
P = 20
Nilai P kita masukan kedalam fungsi permintaan atau
penawaran untuk mencari berapa jumlah harga keseimbangan :
Qs = -120 + 8(20)
Qs = -120 + 160
Qs = 40
Jadi Jumlah barang dan harga keseimbangan
masing-masing adalah 40 dan 20.
Soal kedua : (Soal Olimpiade
Sains Kabupaten (OSK) Ekonomi 2006)
Jawab:
dari data diatas diperoleh data-data sebagai berikut
:
P1 = 15.000 Q1=4000
jika kenaikan harga perunit (∆P) =
1.000 maka harga barang (Q) akan turun 500 perunit.
jadi apabila P2 = 16.000 maka Q2=3500
Setelah itu data-data diatas kita masukan kedalam
fungsi persamaannya:
P - P1
Q - Q1
---------- = -----------
P2 - P1
Q2 - Q1
P -
15.000
Q - 4.000
----------------- = ----------------
16.000 - 15.000
3.500 - 4.000
P -
15.000
Q - 4.000
----------------- = ----------------
1.000
-500
(P - 15.000)(-500) = (Q - 4.000)(1.000)
-500P + 7.500.000 = 1.000Q - 4.000.000
1000Q = 4.000.000 + 7.500.000 - 500P
Q = 1/1000 (11.500.000 - 500P)
Q = 11.500 - 0,5P
==============
Jadi fungsi permintaan dari soal diatas adalah Q =
11.500 - 0,5P atau Q = -1/2P + 11.500
Soal ketiga : (Soal Olimpiade
Sains Kabupaten (OSK) Ekonomi 2008)
Jawaban:
keseimbangan pasar terjadi apabila Qd = Qs atau Pd =
Ps, Jadi karena pada soal diketahui Qd dan Ps, maka kita dapat mensubtitusikan
kedua persamaan tersebut untuk memperoleh harga keseimbangan.
Qd = 40 - 2P dan Ps = Q + 5, Kita subtitusikan
menjadi :
Q = 40 - 2(Q + 5)
Q = 40 - 2Q - 10
Q = 40-10-2Q
Q = 30 - 2Q
Q + 2Q = 30
3Q = 30
Q = 30/3
Q = 10
Setelah nilai Q diketahui, maka langkah selanjutnya
kita memasukan nilai Q kedalam fungsi Ps untuk memperoleh harga keseimbangan.
Ps = 10 + 5
Ps = 15
Jadi harga keseimbangan terjadi pada saat Q = 10 dan
P = 15.
Soal keempat : (Soal Olimpiade Sains Kabupaten
(OSK) Ekonomi 2009)
Jawaban:
dari data diatas diperoleh data-data sebagai
berikut:
P1 = 5.000.000 Q1 = 80
Jika harga naik 10% (P2 = (10% x 5.000.000) +
5.000.000 = 5.500.000) maka Q2 = 60
langkah selanjutnya, kita masukan data-data diatas
kedalam persamaan fungsi permintaannya:
P -
P1 Q - Q1
---------- = -----------
P2 - P1 Q2 - Q1
P -
5.000.000 Q
- 80
------------------------- =
------------------
5.500.000 -
5.000.000
60 - 80
P -
5.000.000
Q - 80
------------------------- = ------------------
500.000
-20
(P - 5.000.000)(-20) = (Q - 80)(500.000)
-20P + 100.000.000 = 500.000Q - 40.000.000
500.000Q = 100.000.000 + 40.000.000 - 20P
500.000Q = 140.000.000 - 20P
Q = 1/500.000 (140.000.000 - 20P)
Q = 280.000 - 0,00004P atau
Q = 280 - 0,04P
==========================
Demikian saja pembahasan dari saya tentang fungsi
permintaan dan penawaran, jika ada komentar atau pertanyaan tentang soal-soal
olimpiade sains ekonomi atau soal-soal UN yang ada kaitannya dengan fungsi
permintaan dan penawaran, silahkan anda poskan pada kotak komentar, insyaAllah
jika ada kesempatan kami akan senang menjawabnya. terimakasih. kami tunggu
pertanyaannya.
|
A. Definsisi
elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran.
Elastisitas harga permintaan merupakan ukuran
kuantitatif yang menunjukkan sejauh mana bsarnya pengaruh perubahan harga terhadap
jumlah yang diminta.
Elastisitas penawaran merupakan ukuran kuantitatif
yang menunjukkan sejauh mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap jumlah
yang ditawarkan.
manfaat dari elastitistas permintaan adalah sebagai
berikut :
Adapun Rumus elastisitas adalah sebagai berikut :
Perubahan nisbi jumlah yang diminta
E =
------------------------------------------------------
Perubahan nisbi harga
Rumus diatas dapat dinyatakan dengan :
Q2 -
Q1
∆Q
-----------
-------
Q1
Q1
E = -------------------- = -----------
P2 -
P1
∆P
----------
--------
P1 P1
P1 ∆Q
E = ---- . ------
Q1
∆P
Rumus diatas berlaku untuk menghitung elastisitas
permintan dan juga elastisitas penawaran. pada elastisitas penerimaan
disimbolkan dengan (Ed), karena nilai elastisitas permintaan selalu negatif
maka nilai E harus di absolutkan. pada elastisitas penawaran disimbolkan dengan
(Es).
Penaksiran terhadap koefisien elastisitas (E) baik
elastisitas permintaan ataupun elastisitas penawaran adalah sebagai
berikut :
untuk lebih memperjelas pemahaman anda tentang elastisitas,
dibawah ini kami sajikan contoh soal dan pembahasan yang berkaitan dengan
elastisitas permintan dan elstisitas penawaran :
Soal pertama : (Soal Olimpiade
Sains Kabupaten (OSK) Ekonomi 2009)
Jawab :
Dari data diatas diketahui :
P1 = 5.000 Q1 = 20
P2 = 4.500 Q2 = 10
langkah pertama kita menentukan perubahan
jumlah penawaran dan harga
∆Q = Q2 -Q1 = 10-20 = -10
∆P = 4.500 - 5.000 = -500
Langkah selanjutnya, kita masukan data-data diatas
kedalam rumus elastisitas :
P1 ∆Q
Es = ---- . ------
Q1 ∆P
5.000 -10
Es = ------- . ------
20
-500
Es = 5
=======
Nilai Es = 5 > 1,
menunjukan penawaran elastis.
Soal kedua : (Soal Olimpiade Sains
Kabupaten (OSK) Ekonomi 2008)
Request tables of rice in an area in one month:
---------------------------------------------
Price Per
Kg
Amount of Request
---------------------------------------------
Rp.
4.000,00
10 ton
Rp.
4.500,00
8 ton
---------------------------------------------
Pursuant to request tables of rice above, what kind
of request type including.....
Jawab :
dari soal diatas diperoleh data-data sebagai berikut
:
P1 = 4.000 Q1 = 10 ton
P2 = 4.500 Q2 = 8 ton
Langkah pertama kita menghintung perubahan jumlah
barang dan harga...
∆Q = Q2 - Q1 = 8
- 10 = -2
∆P =
P2 - P1 = 4.500 - 5000= -500
Langkah selanjutnya kita masukan data diatas kedalam
rumus elastisitas permintaan:
Ed = (P1/Q1) x (∆Q/∆P)
Ed = (4000/10) x (-2/-500)
Ed = (400) x (0,004)
Ed = 1,6
=======
Nilai Ed > 1, Jadi permintaan bersifat
elastis.
Soal ketiga : (Soal olimpiade sains
kabupaten (OSK) Ekonomi 2006)
Jawab :
dari soal diatas didapat data-data sebagai
berikut :
P1 = 500 Q1 = 1000
P2 = (500x20%)+500 = 100 + 500 = 600
Q2 = 1000 + 100 = 1100
langkah pertamaa kita menghitung perubahan Q
dan P
∆Q = Q2 - Q1 = 1100 - 1000 = 100
∆P = P2 - P1 = 600 - 500 = 100
langkah selanjutnya kita masukan data-data diatas
kedalam rumus elastisitas penawaran :
Ed = (P1/Q1) x (∆Q/∆P)
Ed = (600/1000) x (100/100)
Ed = 0,6
Nilai Ed = 0,6 berarti Ed < 1, jadi
Elatisitasnya dinamakan in elastis
===============================================
Demikian saja pembahasan kita tentang elastisitas
permintan dan elastisitas penawaran, jika ada pertanya seputar masalah yang
berkaitan dengan elastisitas permintaan dan penawaran, baik itu soal olimpiade
sains ekonomi atau soal ujian nasional ekonomi, silahkan diposkan melalu kotak
komentar, terimakasih. saya tunggu pertanyaannya.
|
Pendapatan
Nasional Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun. Sejarah Konsep pendapatan Nasional Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara. Selain bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode, perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa. Disamping itu, data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah. Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional : • Produk Domestik Bruto (GDP) Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. • Produk Nasional Bruto (GNP) Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut. • Produk Nasional Neto (NNP) Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement). Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil. • Pendapatan Nasional Neto (NNI) Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll. • Pendapatan Perseorangan (PI) Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya • Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI) Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan. Menghitung Pendapatan Domestik Bruto / PDB Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu: • Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan. • Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi). • Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X − M) Produk domestik bruto (PDB) atau pendapatan domestik bruto (PDB) adalah ukuran keseluruhan output ekonomi suatu negara. Rumusnya adalah PDB = C + G + I + ( X - M ) atau produk domestik bruto = pengeluaran rumah tangga + pengeluaran pemerintah + pengeluaran investasi + ( ekspor - impor ) Soal Pilihan Ganda 1. Jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun disebut . . . a. Pendapatan nasional d. Pendapatan domestik b. Pendapatan perkapita e. Pendapatan domestik bruto c. Pendapatan negara 2. Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh . . . a. Archimedes dari Rusia d. Dedi dari Gunadarma b. Sir William Petty dari Inggris e. Max William dari Amerika c. Soelosoemarjan dari Indonesia 3. Berikut adalh tujuan dari perhitungan pendapatn nasional , kecuali. . . a. Mengukur tingkat kemakmuran suatu negara b. Mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara c. Mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional d. Untuk menggolongkan suatu negara e. Untuk mengetahui tingkat kemajuan pendidikan 4. Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional, kecuali . . . a. Produk Domestik Bruto d. Pendapatan Nasional Neto b. Produk Nasional Bruto e. Pendapatan Perseroan c. Produk Nasional Neto 5. Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, 2 diantaranya yaitu . . . a. Pendekatan pendapatan - produksi d. Pendk. pendapatan-perkapita b. Pendekatan pendapatan - investasi e. Pendk. Investasi & perkapita c. Pendekatan investasi – produksi 6. Pendekatan dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu adalah . . . a. Pendekatan produksi d. Pendekatan pengeluaran b. Pendekatan investasi e. Pendekatan perkapita c. Pendekatan pendapatan 7. Pendekatan dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu adalah . . . a. Pendekatan produksi d. Pendekatan pengeluaran b. Pendekatan investasi e. Pendekatan perkapita c. Pendekatan pendapata 8. Pendekatan dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu adalah . . . a. Pendekatan produksi d. Pendekatan pengeluaran b. Pendekatan investasi e. Pendekatan perkapita c. Pendekatan pendapatan 9. Produk domestik bruto (PDB) atau pendapatan domestik bruto (PDB) adalah . . . a. Ukuran keseluruhan output ekonomi suatu negara b. Ukuran keseluruhan tingkat ekonomi suatu negara c. Ukuran keseluruhan output ekonomi suatu daerah d. Ukuran keseluruhan output ekonomi suatu daerah e. Semua jawaban salah 10. Cara menghitung Produk domestik bruto (PDB) atau pendapatan domestik bruto (PDB) adalah . . . a. PDB = C - G - I - ( X - M ) b. PDB = C + G + I + ( X - M ) c. PDB = C / G + I + ( X - M ) d. PDB = C * G + I + ( X - M ) e. Semua jawaban salah Kunci Jawaban 1. A (Pendapatan nasional) 2. B (Sir William Petty dari Inggris) 3. E (Untuk mengetahui tingkat kemajuan pendidikan) 4. C (Pendapatan Perseroan) 5. A (Pendekatan pendapatan & produksi) 6. C (Pendekatan pendapatan) 7. A (Pendekatan produksi) 8. C (Pendekatan Pengeluaran) 9. A (Ukuran keseluruhan output ekonomi suatu negara) 10. B (PDB = C + G + I + ( X - M )) Analisis Pendapatan Nasional Untuk Perekonomian Nasional Perekonomian Tertutup Sederhana Serta Pertumbuhan Ekonomi Keseimbangan Pendapatan Nasional Dari satu periode ke periode lainnya pendapatan nasional keseimbangan akan selalu mengalami perubahan. Perubahan tersebut disebabkan oleh adanya perubahan permintaan agregat (agregat demand). Dari dua variabel permintaan agregat, yaitu pengeluaran konsumsi (C) dan pengeluaran investasi (I), yang paling penting adalah pengeluaran investasi, karena kelebihannya. Pengeluaran investasi seringkali berubah-ubah dari waktu ke waktu. Dengan demikian keseimbangan pendapatan nasional yang akan berubah dari waktu ke waktu. Perekonomian dua sektor akan mencapai kondisi keseimbangan (equilibrium) apabila Y = C + I dan S = I. Jika pada suatu saat,setelah terjadi kondisi kewseimbangan,kemudian pengeluaran investasi (I) mengalami perubahan, maka besarnya investasi (I) akan menjadi tidak sama dengan besarnya saving (S). Akibatnya keadaan perekonomian akan mengalami ketidakseimbangan (disequilibrium). Dengan adanya disequilibrium tersebut, maka besarnya pendapatan nasional akan terus berubah sampai pendapatan nasional keseimbangan yang baru tercapai, yaitu pendapatan nasional yang menyamakan investasi (I) = tabungan (S). Sebelum pendapatan nasional mencapai kondisi keseimbangan yang baru, pengeluaran konsumsi (C) dan tabungan (S) juga mengalami perubahan. Hubungan antara perubahan investasi (I) dan perubahan pendapatan nasional keseimbangan (Y) yang diakibatkan oleh adanya perubahan investasi tersebut dapat diterangkan oleh konsep “Multiplier”. Perumusan Multiplier /Angka Penggandaan Satu hal yang penting dan merupakan salah satu esensi dari teori Keynes adalah bahwa perubahan pengeluaran investasi akan menyebabkan perubahan tingkat pendapatan nasional yang jauh lebih besar daripada perubahan pengeluaran investasi tersebut. Jadi, kalau pengeluaran investasi berubah, dari I menjadi I + I, maka tingkat pendapatan akan berubah, dari Y menjadi Y + Y, sedemikian rupa sehingga Y = k I, dan k adalah bilangan yang 1, maka oleh karena itu Y selalu lebih besar daripada I, kecuali jika k=1 yang kemungkinan terjadinya adalah sangat kecil. Karena k 1, maka k disebut sebagai angka pengganda investasi atau multiplier investasi, artinya angka yang menunjukkan kenaikan tingkat pendapatan nasional karena bertambahnya pengeluaran investasi. Dengan demikian multiplier investasi dapat dirumuskan sebagai : kI = Y / I Rumus multiplier investasi yang lebih lengkap dapat diperoleh cara sebagai berikut : Pendapatan nasional dalam perekonomian 2 sektor akan berada dalam keseimbangan jika : Y = C + I C = a + bY ; b = MPC Jadi : Y = a + bY + I Y – bY = a + I (1-b)Y = a + I 1 Y = (a + I) 1 - b Apabila I menjadi I + I, maka Y akan menjadi Y + Y, maka : Y + Y = 1/1 – b * (a + I + I) Y + Y = 1/1 – b * ( a + I) + I/1 – b * I Apabila diperkurangkan Y dari Y + DY akan diperoleh : Y + Y = 1/1 – b * I Y 1 1 1 ---- = kI = ------- = ---------- = -------- I 1 – b 1-MPC MPS 1 1 1 kI = = = 1 – b 1- MPC MPS Pendapatan Nasional Pada Perekonomian 1 Sektor (Perekonomian Tertutup) Y = C C = a + by (Fungsi Konsumsi) b = MPC = Marginal Propensity to Consume = dc dy = Besarnya perubahan konsumsi (dc) sebagai akibat adanya perubahan pendapatan (dy) a = besarnya konsumsi ( c ) pada waktu y = 0, APC = c y = Average Propensity to consume =Hasrat rata-rata konsumsi masyarakat . C = (APC – MPC ) Y + bY Pendapatan Nasional Pada Perekonomian 2 Sektor Pendapatan Keseimbangan, Y = C + I S = I Y = ( 1 : (1-b)) (a + I) C = a + bY Y = ( a + bY) + I Y – bY = a + I (1-b)Y = a + I Y = ( 1 : (1-b)) (a + I) Pendapatan Nasional Pada Perekonomian 3 Sektor Pendapatan Keseimbangan, Y = C + I + G S + T = I + G Formula lainnya untuk menghitung pendapatan nasional a). Y = C + I + G b). C = a + bYd c). Yd = Y + tr – tx Formula NIE adalah : Y = C + I + G Y = a + bYd + I + G Y = a + b (Y + tr – tx) + I + G Y = a + bY + btr – btx + I + G Y – bY = a + btr – btx + I + G (1-b)y = a + btr – btx + I + G Y = 1 X (a + btr – btx + I + G ) (1 – b ) Formula NIE lainnya jika tidak ada tr,tx dan G Y = 1 X (a + I ) (1 – b ) Perhitungan NIE dengan MULTIPLIER, nilai Y = 1 disebut juga Multiplier (Ki) (1 – b ) Ki = 1 = 1 (1 – b ) (1 – MPC) Multiplier (Ki) adalah angka kelipatan, contoh : jika I = 20 M, dapat menyebabkan =400 menjadi Y=480 M, berarti NIE (Y) naik sebesar 80 M ( 4 kali), kenaikan ini disebabkan karena ada I = 20 M. Kejadian ini disebut Multiplier. Adanya I (dI) meningkatkan Y (dY), Ki = dy/di Maka formula NIE : Y + dY Y + dY = 1 ( a + I + dI) (1 – b ) Y + dY = 1 ( a + I ) + 1 (dI) (1 – b ) (1 – b ) Karena Y = = 1 ( a + I ) (1 – b ) Maka dY = = 1 ( d I ) (1 – b ) Maka dY = = 1 dI (1 – b ) Maka Ki = 1 (1 – b ) |
|||||
|
|||||
A. PENGERTIAN
Pendapatan nasional adalah merupakan jumlah seluruh
pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun.
B. BEBERAPA KONSEP PENDAPATAN NASIONAL
1. PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik
Product)
Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah
suatu Negara selama satu tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi
dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah
yang bersangkutan
2. PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross Nasional
Product)
PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang
dihasilkan masyarakat suatu Negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun,
termasuk didalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat Negara
tersebut yang berada di luar negeri.
Rumus :
GNP = GDP – Produk netto terhadap
luar negeri
3. NNP (Net National Product)
NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan
oleh masyarakat dalam periode tertentu, setelah dikurangi penyusutan
(depresiasi) dan barang pengganti modal.
Rumus :
NNP = GNP – Penyusutan
4. NNI (Net National Income)
NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima
oleh masyarakat setelah dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax)
Rumus :
NNI = NNP – Pajak tidak langsung
5. PI (Personal Income)
PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima
masyarakat yang benar-benar sampai ke tangan masyarakat setelah dikurangi oleh
laba ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan social, pajak perseorangan dan
ditambah dengan transfer payment.
Rumus :
PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan +
Iuran asuransi + Iuran jaminan social + Pajak perseorangan )
6. DI (Disposible Income)
DI adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang
sudah siap dibelanjakan oleh penerimanya.
Rumus :
DI = PI – Pajak langsung
untuk lebih mendalami tentang konsep-konsep
pendapatan nasional diatas, mari kita bahas soal dibawah ini:
Diketahui data-data keuangan suatu negara sebagai
berikut:
- GDP Rp. 100 Triliun
- Penyusutan Rp. 5 Triliun
-
NNP Rp.
95 Triliun
- Pajak tidak langsung Rp. 10 Triliun
- Pajak
perseroan Rp. 8 Triliun
- laba yang tidak dibagi Rp. 2 triliun
- iuran pensiun Rp. 5 Triliun
- dana pensiun Rp. 5 Trilliun
- subsidi penganggur Rp. 2 Triliun
- tunjangan veteran Rp. 3 Triliun
- bunga utang Rp. 3 Triliun
- pajak langsung Rp. 8 Triliun
dari data diatas hitunglah :
a. NNP
b. NNI
c. PI
d. DI
Jawab :
berikut adalah pembahasan soal diatas secara
keseluruhan :
GNP Rp.100
Triliun
Penyusutan
Rp. 5 Triliun
-------------- (-)
NNP
Rp. 95 Triliun
Pajak tidak
langsung Rp.
10 Triliun
--------------- (-)
NNI
Rp. 85 Triliun
pajak perseroan
Rp. 8 Triliun
Laba tidak dibagi Rp. 2 Triliun
iuran
pensiun Rp. 5
Triliun
----------------
(+)
Rp. 15 Triliun
---------------- (-)
Rp. 70 Triliun
dana
pensiun Rp. 5
Triliun
subsidi penganggur Rp. 2 Triliun
tunjangan veteran Rp. 3 Triliun
bunga utang
Rp. 3 Triliun
--------------
(+)
Rp.
13 Triliun
----------------(+)
PI Rp.
83 Triliun
Pajak
langsung Rp.
8 Triliun
----------------
(-)
DI Rp. 75 Triliun
============
C. PERHITUNGAN PENDAPATAN
NASIONAL
1. Tujuan dan manfaat perhitungan pendapatan
nasional
Tujuan mempelajari pendapatan nasional :
2. Manfaat mempelajari pendapatan nasional
3. Perhitungan Pendapatan Nasional
a. Metode Produksi
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari
seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sector ekonomi
masyarakat dalam periode tertentu
Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ……]
b. Metode Pendapatan
Pendapatan nasional merupakan hasil penjumlahan dari
seluruh penerimaan (rent, wage, interest, profit) yang diterima oleh pemilik
factor produksi adalam suatu negara selama satu periode.
Y = r + w + i + p
c. Metode Pengeluaran
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari
seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh rumah tangga ekonomi
(RTK,RTP,RTG,RT Luar Negeri) dalam suatu Negara selama satu tahun.
Y = C + I + G + (X – M)
D. Pendapatan perkapita
1. Arti Pendapatan perkapit
Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata
penduduk di suatu negara. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian
pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut.
Pendapatan perkapita juga merefleksikan PDB per kapita.
Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak
ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan
perkapitanya, semakin makmur negara tersebut.
Adapun rumus pendapatan per kapita adalah sebagai
berikut :
Jumlah Pendapatan Nasional
Pendapatan per Kapita =
----------------------------------
Jumlah Penduduk
2. Pendapatan per Kapita dan Pertumbuhan pendapatan
perkapita.
Jika pendapatan nasional untuk berbagai tahun diketahui,
menentukan pendapatan perkapita bukanlah hal sulit. Pendapatan perkapita adalah
pendapatan rata-rata penduduk. oleh karena itu, untuk mendapatkan perkapita
suatu tahun tertentu adalah dengan cara membagi pendapatan pada tahun itu
dengan jumlah penduduk tahun yang bersangkutan.
untuk menentukan tingkat pertumbuhan pendapatan
perkapita dari tahun ke tahun dapat ditentukan dengan cara penentuan
pertumbuhan pendapatan nasional riil, yatu dengan rumus sebagai berikut :
PNR2 - PNR1
GT2 = ---------------------- x 100%
PNR1
Keterangan:
GT2 = pertumbuhan pendapatan
perkapita yang dinyatakan dalam persen
PNR2 = pendapatan per kapita pada tahun 2
(tahun yang dicari pendapatan perkapitanya)
PNR1 = pendapatan perkapita sebelum tahun ke 2.
untuk lebih memperdalam pokok bahasan diatas, mari
kita bahas soal-soal dibawah ini :
Soal pertama : (Soal Olimpiade
Sains Propinsi (OSP) Ekonomi 2006)
National Income data (in billion rupiah) from a
country are as follow :
Household consumption Rp. 1.500
Investment Rp.
2.500
Goverment Expenditure Rp. 4.000
Revenue Rp.
1.050
Wages Rp.
700
Rent Rp.
100
Saving Rp.
2.500
Company
Profit Rp.
4.450
Export
Netto Rp.
1.200
The amount of national income interm of expenditure
approach are....
Jawaban :
yang ditanya dari soal diatas adalah jumlah
pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pengeluran:
adapun rumus pendapatan nasional dengan pendekatan
pengeluaran adalah :
Y = C + I + G + (X – M)
Y = 1.500 + 2.500 + 4.000 + 1.200
Y = 9.200
========
jadi besarnya pendaptan nasional dengan menggunakan
metode pengeluaran adalah Rp. 9.200
Soa kedua : (Soal olimpiade
sains kabupaten (OSK) ekonomi 2006)
Suatu negara mempunyai data pendapatan nasional
sebagai berikut :
Konsumsi masyarakat
Rp. 90.000.000
Pendapatan laba usaha Rp. 20.000.000
Pengeluaran Negara
Rp.130.000.000
Pendapatan sewa
Rp. 40.000.000
Pengeluaran investasi
Rp. 50.000.000
Ekspor
Rp. 15.000.000
Impor
Rp. 20.000.000
dari diatas hitunglah pendapatan nasional dengan
pendekatan pengeluaran...
Jawab :
Rumur Pendapatan nasional dengan pendekatan nasional
:
Y = C + I + G + (X – M)
Y = 90.000.000 + 50.000.000 + 130.000.000 +
(15.000.000 - 20.000.000)
Y = 270.000.000 - 5.000.000.
Y = 265.000.000
============
Jadi jumlah pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan
pengeluaran adalah Rp. 265 Juta.
Soal ketiga : (Soal Olimpiade
Sains Kabupaten (OSK) Ekonomi 2008)
Data for the calculation of national income shall be
as follows :
- Goverment Expenditure $ 110.500
-
Wages
$ 85.000
- Society expenditure
$ 240.400
-
Interest $ 75.200
-
Export $ 45.200
-
Rent $ 90.000
-
Investment $ 120.000
-
Import
$ 40.000
-
Profit $ 90.800
From data above mount of national income with income
approach is....
Jawab :
pada soal diatas yang ditanyakan adalah jumlah
pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan.
adapun rumus pendekatan pendapatan adalah sebagai
berikut :
Y = r + w + i + p
Y = 90.000 + 85.000 + 75.200 + 90.800
Y = 341.000
=========
Jadi dengan menggunakan metode pendapatan, diperoleh
nilai pendapatan nasioan sebesar $ 341.000
Soal keempat : (Soal olimpiade
sains kabupaten (OSK) Ekonomi 2009)
dibawah ini data yang diperlukan dalam perhitungan
pendapatan nasional :
- Upah Rp. 12.000.000
- Laba Rp.
9.000.000
- Pengeluaran pemerintah Rp. 10.000.000
- Pendapatan bunga Rp. 6.000.000
- Pendaptan sewa Rp.
8.000.000
- Pengeluaran rumah tangga swasta Rp.
36.000.000
- Impor Rp. 5.000.000
- Konsumsi Rp. 25.000.000
- Ekspor Rp. 7.000.000
berdasarkan data diatas, besarnya pendapatan
nasional dengan menggunakan metode pengeluaran adalah:
Jawab :
Rumus Metode pengeluaran :
Y = C + I + G + (X - M)
Y = 25.000.000 + 36.000.000 + 10.000.000 (7.000.000
- 5.000.000)
Y = 71.000.000 + 2.000.000
Y = 73.000.000
============
jadi dengan menggunakan metode pengeluaran, besarnya
pendapatan nasional adalah Rp. 73.000.000
Demikian saja pembahasan kita kali ini tentang
Pendapatan nasional, jika pertanyaan-pertanyaan seputar pendapatan nasional
baik itu berupa soal olimpiade sains ekonomi atau soal ujian nasional ekonomi,
silahkan poskan pertanyaan anda pada kotak komentar. terimakasih dan kami
tunggu pertanyaan dari anda.
|
Konsumsi, Tabungan Dan Investasi • Konsumsi Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). • Tabungan Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. • Investasi Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat. Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran di Indonesia Salah satu titik awal kelahiran ilmu ekonomi makro adalah adanya permasalahan ekonomi jangka pendek yang tidak dapat diatasi oleh teori ekonomi klasik. Masalah jangka pendek ekonomi tersebut yaitu inflasi, pengangguran dan neraca pembayaran. Munculnya ekonomi makro dimulai dengan terjadinya depresi ekonomi Amerika Serikat pada tahun 1929. Depresi merupakan suatu malapetaka yang terjadi dalam ekonomi di mana kegiatan produksi terhenti akibat adanya inflasi yang tinggi dan pada saat yang sama terjadi pengangguran yang tinggi pula. Inflasi (inflation) adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus. Dari pengertian tersebut maka apabila terjadi kenaikan harga hanya bersifat sementara, maka kenaikan harga yang sementara sifatnya tersebut tidak dapat dikatakan inflasi. Semua negara di dunia selalu menghadapi permasalahan inflasi ini. Oleh karena itu, tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah eko-nomi yang dihadapi suatu negara. Bagi negara yang perekono-miannya baik, tingkat inflasi yang terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun. Tingkat inflasi yang berkisar antara 2 sampai 4 persen dikatakan tingkat inflasi yang rendah. Selanjut tingkat inflasi yang berkisar antara 7 sampai 10 persen dikatakan inflasi yang tinggi. Namun demikian ada negara yang meng-hadapai tingkat inflasi yang lebih serius atau sangat tinggi, misalnya Indonesia pada tahun 1966 dengan tingkat inflasi 650 persen. Inflasi yang sangat tinggi tersebut disebut hiper inflasi (hyper inflation). Didasarkan pada faktor-faktor penyebab inflasi maka ada tiga jenis inflasi yaitu: 1) inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation) 2) inflasi desakan biaya (cost-push inflation) 3) inflasi karena pengaruh impor (imported inflation). Inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation) atau inflasi dari sisi permintaan (demand side inflation) adalah inflasi yang disebabkan karena adanya kenaikan permintaan agregat yang sangat besar dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Karena jumlah barang yang diminta lebih besar dari pada barang yang ditawarkan maka terjadi kenaikan harga. Inflasi tarikan permintaan biasanya berlaku pada saat perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan eko-nomi berjalan dengan pesat (full employment and full capacity). Dengan tingkat pertumbuhan yang pesat/tinggi mendorong peningkatan permintaan sedangkan barang yang ditawarkan tetap karena kapasitas produksi sudah maksimal sehingga mendorong kenaikan harga yang terus menerus. Inflasi desakan biaya (Cost-push Inflation) atau inflasi dari sisi penawaran (supply side inflation) adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan biaya produksi yang pesat dibandingkan dengan tingkat produktivitas dan efisiensi, sehingga perusahaan mengurangi supply barang dan jasa. Peningkatan biaya produksi akan mendorong perusahaan menaikan harga barang dan jasa, meskipun mereka harus menerima resiko akan menghadapi penurunan permintaan terhadap barang dan jasa yang mereka produksi. Sedangkan inflasi karena pengaruh impor adalah inflasi yang terjadi karena naiknya harga barang di negara-negara asal barang itu, sehingga terjadi kenaikan harga umum di dalam negeri. Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa pada saat terjadinya depresi ekonomi Amerika Serikat tahun 1929, terjadi inflasi yang tinggi dan diikuti dengan pengangguran yang tinggi pula. Didasarkan pada fakta itulah A.W. Phillips mengamati hubungan antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran. Dari hasil pengamatannya, ternyata ada hubungan yang erat antara inflasi dengan tingkat pengangguran, dalam arti jika inflasi tinggi, maka pengangguran akan rendah. Soal Pilihan Ganda 1. Pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu disebut . . . a. Investasi d. Produksi b. Tabungan e. Pendapatan c. Konsumsi 2. Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati disebut . . . a. Investasi d. Produksi b. Tabungan e. Pendapatan c. Konsumsi 3. Investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat disebut . . . a. Investasi d. Produksi b. Tabungan e. Pendapatan c. Konsumsi 4. Dari dua variabel permintaan agregat yang menyebabkan adanya perubahan permintaan yaitu pengeluaran . . . a. Pemerintah dan swasta d. Konsumsi dan investasi b. Perseorangan dan swasta e. Jawaban salah semua c. Investasi dan tabungan 5. Konsep “Multiplier” adalah. . . a. Perubahan investasi dan perubahan pendapatan nasional keseimbangan yang diakibatkan oleh adanya perubahan investasi b. Perubahan investasi dan perubahan pendapatan nasional keseimbangan yang diakibatkan oleh adanya perubahan pendapatan nasional c. Perubahan investasi dan perubahan pendapatan nasional keseimbangan yang diakibatkan oleh adanya perubahan nilai uang d. Perubahan investasi dan perubahan pendapatan nasional keseimbangan yang diakibatkan oleh adanya perubahan tabungan e. Perubahan investasi dan perubahan pendapatan nasional keseimbangan yang diakibatkan oleh adanya perubahan kebijakan moneter 6. Angka pengganda investasi atau multiplier investasi adalah. . . a. Angka yang menunjukkan kenaikan tingkat pendapatan nasional karena bertambahnya pengeluaran investasi b. Angka yang menunjukkan kenaikan tingkat pendapatan nasional karena bertambahnya pendapatan nasional c. Angka yang menunjukkan kenaikan tingkat pendapatan investasi karena bertambahnya pendapatan nasional d. Angka yang menunjukkan kenaikan tingkat pendapatan investasi karena bertambahnyapengeluaran investasi e. Semua jawaban salah 7. Perhatikan No.1 – 5 : 1) Inflasi tarikan permintaan 2) Inflasi desakan biaya 3) Inflasi impor 4) Inflasi eksport 5) Inflasi kebijakan pemerintah Dari kelima hal diatas, factor – factor penyebab inflasi adalah . . . a. 1-2-3 d. 1-2-4 b. 2-3-4 e. 2-3-5 c. 3-4-5 8. Inflasi yang disebabkan karena adanya kenaikan permintaan agregat yang sangat besar dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan disebut . . . a. Inflasi tarikan permintaan d. Inflasi eksport b. Inflasi desakan biaya e. Inflasi kebijakan pemerintah c. Inflasi impor 9. Inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan biaya produksi yang pesat dibandingkan dengan tingkat produktivitas dan efisiensi, sehingga perusahaan mengurangi supply barang dan jasa disebut . . . a. Inflasi tarikan permintaan d. Inflasi eksport b. Inflasi desakan biaya e. Inflasi kebijakan pemerintah c. Inflasi impor 10. Jika inflasi beranjak tinggi maka angka pengangguran akan . . . a. Bertambah banyak d. Kembali ke nilai awal b. Bertambah sedikit e. Tidak berubah c. Kontans Kunci Jawaban 1. C (Konsumsi) 2. B (Tabungan) 3. A (Investasi) 4. D (Konsumsi dan investasi) 4. A (Perubahan investasi dan perubahan pendapatan nasional keseimbangan yang diakibatkan oleh adanya perubahan investasi) 5. A (Angka yang menunjukkan kenaikan tingkat pendapatan nasional karena bertambahnya pengeluaran investasi) 6. A (1-2-3) 7. A (Inflasi tarikan permintaan) 8. B (Inflasi desakan biaya) 9. A (Bertambah banyak)
Seorang ahli
ilmu ekonomi JM. Keynes, mengatakan bahwa Pengeluaran seseorang untuk konsumsi
dan tabungan dipengaruhi oleh pendapatannya.
Semakin besar pendapatan seseorang maka akan semakin
banyak tingkat konsumsinya pula, dan tingkat tabungannya pun akan semakin
bertambah. dan sebaliknya apabila tingkat pendapatan seseorang semakin kecil,
maka seluruh pendapatannya digunakan untuk konsumsi sehingga tingkat
tabungannya nol.
Menerut JM. Keynes, pendatan suatu negara terdiri
atas dua hal, yaitu : (1). Pendapatan Perseorangan ( Y=C+S) dan (2). Pendapatan
Perusahaan (Y=C+I).
Karena
pembahasan kita kali ini berkaitan dengan fungsi konsumsi dan tabungan, maka
pokok bahasan kita kali berkaitan dengan pendapatan perseorangan (Y=C+S) dan
kaitannya dengan fungsi konsumsi dan tabungan.
Apabila pendapatan berubah, maka perubahan tersebut
akan berpengaruh terhadap konsumsi dan tabungan
Perbandingan antara pertambahan konsumsi (∆C)
yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposible (∆Yd) yang
diperoleh disebut kecondongan mengkonsumsi marjinal (MPC = Marginal Propensity
to Consume). Perbandingan antara pertambahan tabungan (∆S) dengan
pertambahan pendapatan disposibel (∆Yd) yang diperoleh disebut kecondongan
menabung marjinal (MPS = Marginal Propensity to Save).
untuk mengetahui perubahan tingkat konsumsi, maka
dapat digunakan rumus :
===> MPC = ∆C / ∆Y dan APC = C /
Y
dan untuk mengetahui perubahan tingkat
konsumsi, maka dapat digunakan rumus :
===> MPC = ∆S / ∆Y dan APC
= S / Y
Fungsi konsumsi adalah suatu fungsi yang
menggambarkan hubungan antara tingkat konsumsi rumah tangga dengan pendapatan
nasional dalam perekonomian. Sedangkan fungsi tabungan adalah suatu
fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat tabungan rumah tangga dan
pendapatan nasional dalam perekonomian.
Persamaan antara hubungan itu adalah :
Fungsi Konsumsi : C = a + bY
Fungsi Tabungan : S = -a + (1-b)Y
dimana :
a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat
pendapatan nasional = 0
b = kecondongan konsumsi marginal (MPC)
C = tingkat konsumsi
S = tingkat tabungan
Y = tingkat pendapatan nasional.
untuk lebih jelasnya tentang fungsi konsumsi dan
tabungan, mari kita bahas soal-soal Olimpiade Sains Ekonomi yang ada kaitannya
dengan fungsi konsumsi dan tabungan :
Soal pertama : (Soal Olimpiade
Sains Kabupaten (OSK) Ekonomi 2009).
Pembahasan :
dik :
- a = 1.500.000 (Konsumsi pada saat y=0)
- ∆C = C1 - C0 = 4.500.000 - 1.500.000 =
3.000.000
- Y = Y1 - Y0 = 5.000.000
- ∆Y = 5.000.000 - 0 = 5.000.000
dit : Fungsi Konsumsi ?
jawab :
Fungsi konsumsi dinyatakan dengan :
C = a + bY atau C a + mpcY
pada soal diatas sudah diketahui nilai a,
Y, ∆Y, dan ∆C, jadi langkah selanjutnya kita mencari MPC
MPC = ∆C / ∆Y
MPC = 3.000.000 / 5.000.000 = 3/6
MPC = 0,6
setelah MPC kita ketahui, maka fungsi konsumsi untuk
Daniel dapat kita tentukan sebagai berikut :
C = a + mpcY,
================
C = 1.500.000 + 0,6Y
=================
Soal Kedua : (Soal Olimpiade
Sains Kabupaten (OSK) Ekonomi 2009).
Pembahasan :
dik : - fungsi konsumsi C = 30 + 0,8Y
-
tabungan S = 20
dit : Besar Konsumsi (C) ?
Jawab :
untuk mengetahui besarnya konsumsi, maka langkah
yang paling pertama adalah kita harus mencari terlebih dahulu berapakah nilai
Pendapatan (Y) dari fungsi tersebut.
untuk mencari nilai Y maka kita bisa menggunakan
fungsi tabungan dan nilai tabungannya,
C = 30 + 0,8Y maka fungsi tabungannya adalah S = -a
+ (1 - MPC)Y==>
S = -30 + 0,2Y diketahui nilai S = 20, lalu kita
masukan kedalam fungsi tabungan (S) untuk memperoleh nilai Y
S = -30 + 0,2Y
20 = -30 + 0,2Y
0,2Y = 20 + 30
0,2Y = 50
Y = 50 / 0,2
Y = 250
Langkah selanjutnya untuk mencari besarnya konsumsi
(C) adalah kita memasukan nilai Y kedalam fungsi konsumsi.
C = 30 + 0,8Y
C = 30 + 0,8(250)
C = 30 + 200
C = 230
=======
Jadi besarnya konsumsi (C) adalah 230.
Soal Ketiga : (Soal Olimpiade
Sains Kabupaten (OSK) Ekonomi 2008).
Pembahasan:
Diketahui :
Y = 8.000.000
Fungsi Konsumsi ==> C = 1.500.000 + 0,70Y
Ditanya :
besarnya tabungan (S) ?
Jawab :
untuk mengetahui besarnya nilai tabungan (S) maka
langkah pertama yang harus kita lakukan adalah merubah fungsi konsumsi kedalam
fungsi tabungan kemudian memasukan nilai pendapatan (Y) kedalam fungsi
tabungan.
C = 1.500.000 + 0,70Y
maka fungsi tabungannya adalah :
S = -a + (1-MPC)Y
S = - 1.500.000 + 0,30Y
untuk mencari besarnya tabungan (S) ibu tutik maka
kita masukan nila Y kedalam fungsi konsumsi:
S = -1.500.000 + 0,30(8.000.000)
S = -1.500.000 + 2.400.000
S = 900.000
============
Jadi besarnya Tabungan keluarga ibu Tutik adalah
Rp.900.000,00
Soal Keempat : (Soal Olimpiade
Sains Propinsi (OSP) Ekonomi 2008)
Pembahasan :
untuk menjawab pertanyaan diatas, kita hanya
memerlukan waktu 30detik,
diketahui MPS = 0,15 maka
MPC = 1 - MPS
MPC = 1 - 0,15
MPC = 0,85
===========
Jadi besarnya Marginal Propensity to Consume (MPC)
adalah 0,85
soal selanjutnya : (Soal Olimpiade
Sains Propinsi (OSP) Ekonomi 2007)
Pembahasan:
Sama dengan soal sebelumnya, untuk membahas soal ini
kita hanya membutuhkan waktu 30 detik.
Diketahui MPC = 0,8 Maka
MPS = 1 - MPC
MPS = 1 - 0,8
MPS = 0,2
========
Jadi besarnya Marginal Propensity to Save (MPS)
adalah 0,2
===========================================
Demkian saja pembahasan mengenai fungsi konsumsi dan
tabungan mudah-mudahan bermanfaat, dan jika ada pertanyaan seputar soal-soal
olimpiade Eknomi dan Soal-soal UN ekonomi, silahkan diposkan pada bagian
komentar. Insyaallah jika ada waktu luang saya akan menjawabnya dengan senang
hati. terimakasih. saya tunggu petanyaannya.
|
|
|||||
A. Indek
Harga
1. Pengertian Angka Indek
Angka indek merupakan suatu konsep yang dapat
memberikan gambaran tentang perubahan-perubahan variabel dari suatu priode ke
periode berikutnya. Dengan demikian angka indek dapat diartikan sebagai angka
perbandingan yang perubahan relatifnya dinyatakan dalam bentuk prosentase (%)
terhadap yang lain.
2. Peranan angka indek dalam ekonomi
Indek harga dalam ekonomi mempunyai peranan antara
lain :
3. Jenis-jenis angka indek
a. Indek harga konsumen (IHK)
Indek harga konsumen adalah ukuran statistik yang
dapat menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi pada eceran barang dan jasa
yang diminta oleh konsumen dari waktu ke waktu.
b. Indek harga perdagangan besar (Whole Saler)
Indek harga perdangan besar adalah angka indek yang
menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi atas harga pada pasar primer
mengenai barang-barang tertentu.
c. Indek harga yang diterima petani
Angka indek yang diterima petani adalah indek harga
yang berhubungan dengan pengorbanan (harga pokok) yang telah dikorbankan
denganhasil/yang diterima petani.
d. Indek harga yang dibayar petani.
Indek yang dibayar petani adalah indek harga yang
meliputi pembelian/biaya konsumsi dan pembelanjaan untuk biaya produksi
pertaniannya.
4. Perhitungan angka indek harga (price index).
Angka indek harga adalah angka indek yang
menunjukkan perubahan harga dari suatu periode ke periode lainnya. angka indek
harga dapat dirumuskan sebagai berikut:
∑Pn
Pn = --------------- x 100%
∑Po
Keterangan :
P = angka indek harga pada tahun n
Pn = harga tahun n, tahun yang akan dihitung indeknya
Po = harga tahun dasar
Contoh kasus :
beberapa harga kebutuhan pokok sebagai berikut :
----------------------------------------------------------------
Jenis Harga Tahun 2003 Harga Tahun
2004
barang (Po) (Pn) --------------------------------------------------------------- Beras 3.000 4.000 Terigu 7.000 8.000 Gula 10.000 8.000 ------------------------------------------------------------ ∑Po = 20.000 ∑Pn = 20.000 ------------------------------------------------------------
jika tahun 2003 dianggap tahun dasar maka angka
indek tahun 2003 adalah 100. sedangkan angka indek tahun 2004 secara agregatif
daapt dicari sebagai berikut :
20.000
Pn = ------------ x 100%
20.000
Pn = 1 x 100%
Pn = 100%,
jadi angka indek tahun 2004 adalah 100%.
5. Indek harga dengan Metode Laspeyres
Perhitungan angka indek laspeyres (IL) merupakan
angka indek tertimbang dengan faktor penimbang (W) secara obyektif. Faktor
penimbangnya ditentukan dengan kuantitas (Q) dengan menggunakan tahun dasar
(Qo). angka indek laspeyres (IL) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
∑Pn x Qo
IL = --------------- x 100%
∑Po x Qo
keterangan :
IL = angka indek laspeyres.
Pn = harga tahun n, tahun yang akan dihitung angka
indeknya.
Po = harga tahun dasar.
Qo = kuantitas tahun dasar.
untuk lebih jelasnya tentang IL, mari kita bahas
soal dibawah ini :
beberapa harga kebutuhan pokok sebagai berikut :
---------------------------------------------------------------------------------
Jenis Harga Harga Kuantitas (Kg) Po x Qo Pn x Qo Barang 2003 2004 2003 2004 2003 2004 (Po) (Pn) (Qo) (Qn) --------------------------------------------------------------------------------- Beras 3.000 4.000 90 95 270.000 360.000 Terigu 7.000 8.000 50 60 350.000 400.000 Gula 10.000 8.000 10 25 100.000 80.000 -------------------------------------------------------------------------------- ∑ 20.000 20.000 150 180 720.000 840.000 --------------------------------------------------------------------------------
JIka tahun 2003 dianggap sebagai tahun dasar maka
angka indek tahun 2003 adalah 100. untuk angka indek laspeyres tahun 2004
adalah sebagai berikut :
∑Pn x Qo
IL = --------------- x 100%
∑Po x Qo
840.000
IL = -------------- x 100%
720.000
IL = 116,67%
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga
kebutuhan pokok pada tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 16,67% dibandingkan
tahun dasar 2003.
6. Indek harga dengan metode Paasche
Angka indek paasche merupakan angka indek tertimbang
dengan faktor penimbang secara obyektif. Faktor penimbangnya ditentukan dengan
jumlah (Q) dengan menggunakan jumlah tahun n (Qn). angka indek Paasche dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut :
∑Pn x Qn
IP = --------------- x 100%
∑Po x Qn
Contoh Kasus:
Tabel daftar harga beberapa kebutuhan pokok tahun
2003 s/d 2004
--------------------------------------------------------------------------------
Jenis
Harga Harga
Kuantitas Po x Qn
Pn x Qn
Barang
2003 2004
2003 2004
2003 2004
(Po) (Pn)
(Qo) (Qn)
--------------------------------------------------------------------------------
Beras
3.000 4.000
90
95 285.000
380.000
Terigu
7.000 8.000
50 60
420.000 480.000
Gula
10.000 8.000
10 25
250.000 200.000
---------------------------------------------------------------------------------
∑
20.000 20.000
150 180
955.000 1.060.000
---------------------------------------------------------------------------------
JIka tahun 2003 dianggap sebagai tahun dasar maka
angka indek tahun 2003 adalah 100. untuk angka indek Pasche tahun 2004 adalah
sebagai berikut :
∑Pn x Qn
IP = --------------- x 100%
|