SEJARAH PEMIKIRAN TEORI EKONOMI | ekonomiakuntansiid
Sejarah pemikiran Ekonomi
Pemikiran Teori Ekonomi, Tokoh-Tokoh Ekonomi Indonesia
Pemikiran Teori Ekonomi
1. Pemikiran Ekonomi Zaman Yunani Kuno
Sesungguhnya persoalan ekonomi sama tuanya dengan keberadaan manusia
itu sendiri. Tetapi bukti-bukti konkrit paling awal yang bisa ditelusuri
ke belakang hanya hingga masa Yunani Kuno (Deliarnov, 2003: 11).
Seperti yang sudah diketahui, kata “ekonomi” sendiri berasal dari
penggabungan dua suku kata Yunani: oikos dan nomos,
yang berarti pengaturan atau pengelolaan rumah tangga. Istilah tersebut
pertama kali digunakan oleh Xenophone, seorang filsuf Yunani.
Pada masa Yunani Kuno sudah ada teori dan pemikiran tentang uang,
bunga, jasa tenaga kerja manusia dari perbudakan dan perdagangan. Bukti
tentang itu dapat dilihat dari buku Respublika yang
ditulis Plato (427-347 SM) sekitar 400 tahun sebelum Masehi. (Deliarnov,
2003: 12). Karena dia yang melahirkan pemikiran paling awal tentang
perekonomian, maka pemikirannya tentang praktek ekonomi banyak
dipelajarai orang. Hanya sayang, walau Plato ada membahas
masalah-masalah ekonomi, tetapi pembahasan itu tidak dilakukan secara
khusus, melainkan sejalan dengan pemikiran tentang bentuk suatu
masyarakat sempurna, atau sebuah utopia.
Pada masa Yunani Kuno memang pembahasan tentang ekonomi masih
merupakan bagian Filsafat, khususnya filsafat moral. Gagasan Plato
tentang ekonomi timbul secara tidak sengaja dari pemikirannya tentang
keadilan (justice) dalam sebuah negara ideal (ideal state). Dalam sebuah negara ideal, demikian Plato, kemajuan tergantung pada pembagian kerja (division of labor) yang timbul secara alamiah dalam masyarakat.
Suatu hal yang patut dicatat dari masa Yunani Kuno ini adalah bahwa orang sudah mengenal hedonisme, yang dapat dikatakan sebagai cikal bakal paham materialistik yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-17 dan ke-18 kemudian. Hedonisme
merupakan paham materialisme mekanistik, yang menganggap kenikmatan
egoistis sebagai tujuan akhir dari kehidupan manusia. Paham yang pertama
kali digagas oleh Aristippus ini menganggap bahwa kenikmatan adalah
tujuan akhir dari kehidupan manusia.
Paltolah orang pertama yang mengecam konsep itu. Palto sudah melihat
bahwa konsep itu akan mendatangkan gap dalam masyarakat. Ada yang akan
hidup berkemewahan, sementara yang lainnya akan sengsara setengah mati.
Teori Plato yang masih relevan dengan keadaan sekarang adalah pendapatnya tentang fungsi uang. Dalam bukunya Politika,
Plato menjelaskan bahwa selain sebagai alat tukar, uang juga berfungsi
sebagai alat pengukur nilai dan alat untuk menimbun kekayaan.
Selain Plato pada zaman ini ada juga Aristoteles yang masih merupakan
murid Plato. Kontribusi Aristoteles yang paling besar terhadap ilmu
ekonomi ialah pemikirannya tentang pertukaran barang (exchange of commodities) dan kegunaan uang dalam pertukaran barang tersebut. Menurut pandangan Aristoteles, kebutuhan manusia (man’s need) tidak terlalu banyak, tetapi keinginannya (man’s desire) relatif tanpa batas.
Dalam mengamati proses ekonomi, Aristoteles membedakannya atas dua cabang, yaitu kegunaan (use) dan keuntungan (gain). Lebih spesifik, ia membedakan oeconomia dan chrematistike. Oeconomia didefinisikannya sebagai “the art of household management, the administrations of one’s patrimony, the careful husbanding of resources“.
Sedangkan chrematistike, yang tak ada padanan katanya dalam bahasa
Inggris, juga Indonesia, mengimplikasikan penggunaan sumberdaya alam
atau ketrampilan manusia untuk tujuan-tujuan yang acquisitive sifatnya.
Dalam chrematistike berdagang adalah aktivitas ekonomi yang tidak
didorong oleh motif faedah (use), melainkan lab (gain). (Deliarnov, 2003 : 15)
Selain Plato dan Aristoteles, pemikir masa Yunani Kuno yang harus
disimak pendapatnya adalah Xenophon (440 – 355 SM). Sebagai mana sudah
disinggung sebelumnya, kata-kata ekonomi (dari oikos dan nomos) adalah “ciptaan” Xenophon. Karya utamanya adalah “On the Means of Improving the Revenue of the State of Athens“.
Menurutnya negara Athena yang punya beberapa kelebihan dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan negara. Athena potensial
untuk menarik pedagang dan pengunjung dari daerah-daerah lain. Hal ini
menunjukkan bahwa spirit merkantilisme sudah ada pada masa Yunani Kuno,
yang menganjurkan orang melakukan perdagangan dengan negara-negara lain.
Juga spirit kepariwisataan, yang menganjurkan masyarakat melayani para
pengunjung yang datang berdamawisata dilayani sebaik-baiknya., sebab
yang datang akan membawa kemakmuran bagi masyarakat daerah yang
dikunjungi.
2. Pemikiran Kaum Skolastik
Ciri utama dari aliran pemikiran ekonomi Scholastik (scholasticism)
adalah kuatnya hubungan antara ekonomi dengan masalah etis serta
besarnya perhatian pada masalah keadilan. Hal ini karena ajaran-ajaran
Scholastik mendapat pengaruh yang sangat kuat dari ajaran gereja. Ada
dua orang tokoh utama aliran in yaitu Albertus Magnus (1206-1280) dan
St. Thomas Aquinas (1225-1274). Albertus Magnus adalah seorang
filsuf-religius dari Jerman. Salah satu pandangannya yang terkenal
adalah pemikirannya tentang harga yang adil dan pantas. (just price),yaitu harga yang sama besarnya dengan biaya-biaya dan tenaga yang dikorbankan untuk menciptakan barang tersebut.
Tokoh kedua, yang dikenal lebih luas, Thomas Aquinas, adalah seorang
teolog dan filsuf Italia. Selain pengikut Albertus Magnus, ajaran-ajaran
Thomas Aquinas dipengaruhi oleh Aristoteles serta ajaran Injil. Dalam
bukunya “Summa Theologica“, Aquinas menjelaskan bahwa
memungut bunga dari uang yang dipinjamkan adalah tidak adil, sebab ini
sama artinya menjual sesuatu yang tidak ada.
Jean Bodin (1530-1596), Merkantilisme (abad XVII) dan Physiokrasi (Abad XVIII)
Karya pemikiran yang ditujukan khusus pada masalah-masalah ekonomi
mulai muncul dalam abad XVII, yaitu dari zaman Merkantilis, dan dalam
abad XVIII dengan pemikir-pemikir ekonomi mashab Physiokrasi.
Pemikiran-pemikiran ekonomi dari zaman Merkantilisme dan mazhab
Physiokrasi merupakan tahap-tahap pendahulu bagi mashab Klasik. Mazhab
Klasik lazim dianggap bertitik awal dengan karya besar Adam Smith pada
akhir abad XVIII yang berjudul “An Inquiry into the Nature and the Causes of the Wealth of Nations (1776)”. (Djojohadikusumo, 1991: 3).
Semuanya itu tidak berarti bahwa sebelum abad XVII tidak ada gagasan
sama sekali mengenai hal-ihwal ekonomi. Namun, permasalahan ekonomi
dalam kehidupan masyarakat dalam abad-abad sebelumnya itu, kebanyakan
terungkap dalam karangan-karangan para pemikir di bidang falsafah dan di
bidang hukum, yang biasanya menyangkut segi etika; misalnya berkisar
pada masalah bunga dan riba.
Sementara serangkaian ulasan dan pemikiran mazhab Merkantilisme yang
diwakili Thomas Mun (1571-1641) dan Jean Baptist Colbert (1619-1683)
lebih mengutamakan masalah-masalah kebijaksanaan ekonomi ketimbang usaha
sistemastis untuk menyusun suatu kerangka analisa. Inti pokok dalam
pandangan mereka adalah bahwa kemajuan dan kemakmuran suatu negara
kebangsaan bersangkut-pau dengan adanya surplus ekspor barang d atas
impor dalam perdagangan luar negeri. Surplus yang dimaksud itu bisa
menambah cadangan logam mulia berupa emas dan perak.
Bertentangan dengan pandangan Merkantilisme, para Physiokrasi yang
diwakili Francois Quesney (1694-1774) dan A.R.J. Turgot (1727-1781),
mengutamakan arti dan pentingnya sector pertanian. Kegiatan pertanian
bahkan dianggap sebagai satu-satunya sector produktif yang menghasilkan
suatu surplus produksi secara netto untuk masyarakat.
Istilah physiokrasi berasal dari bahasa Yunani Kuno yang merupakan
gabungan dari istilah physis (fisika, ilmu alam) dan cratos (kekuatan,
kekuasaan). Pemikiran para Physiokrat mengenai tata susunan masyarakat
pada umumnya dan susunan ekonomi khususnya, berakar pada falsafah dasar
dan haluan pandangan bahwa penataannya diatur menurut kekuatan hukum
alam.
Dari sinilah selanjutnya berkembang beragam pemikiran dan falsafah
tentang kegiatan ekonomi, yang masing-masingnya telah memberi kontribusi
yang cukup besar dalam sejarah perkembangan perekonomian dunia hingga
saat ini.
3. Mazhab Klasik
Pangkal tolak dalam teori mazhab Klasik ialah bahwa kebutuhan manusia
akan terpenuhi dengan cara yang paling baik bilamana sumber-sumber daya
produksi digunakan secara efisien. Selain itu bila hasil produksi
berupa barang dan jasa dijual di pasaran melalui persaingan yang bebas.
Salah satu ciri pokok dalam pemikiran ekonomi mazhab Klasik ialah
persepsi dan konsep pengertian tentang mekanisme ekonomi dlaam suatu
masyarakat yang sudah modern. Dalam kerangka pemikirannya, terungkapkan
asas-asas dan kekuatan-kekuatan yang mendasari tata susunan ekonomi
kapitalis.
Ada beberapa tokoh pemikir dalam mazhab ini yang perlu kita ketahui
pandangannya tentang kegiatan ekonomi. Masing-masing dari mereka
diuraikan sebagai berikut.
a) Adam Smith
Adam Smith-lah tokoh sentral dalam mazhab ini. Pemikiran-pemikiran
tentang masalah-masalah ekonomi dituangkannya dalam karyanya yang
berjudul “An Inquiry into the Nautre and Causes of the Wealth of Nations”.
Dasar falsafah adalah bahwa tata susunan masyarakat agar didasarkan
atas hokum alam yang secara wajar berlaku dalam dunia nyata. Perlu
pembagian bidang kegiatan dan spesialisasi. Kebebasan individu dan
kemandiriannya akan membawa keserasian ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat. Laissezfair, laissez passer..
b) Jean Baptist Say (1767-1832)
Penyusun sistematik dan kodifikasi pemikiran Adam Smith. Hukum Say : “theories des debouchees”, dalam keadaan ekuilibrium produksi cenderung menciptakan permintaannya akan hasiul produksi yang bersangkutan.
c) David Ricardo (1772-1832)
Teori nilai bersumber pada biaya tenaga kerja. Hukum besi tentang
tingkat upah. Sewa tanah dikaitkan dengan hokum imbalan jasa yang
semakin menurun. Teori perdagangan internasional berdasarkan keunggulan
komparatif dan biaya komparatif.
d) Thomas Robert Malthus (1766-1834)
Terkenal dengan teori penduduknya yang berbunyi: penduduk dunia
bertambah dengan lebih cepat disbanding dengan kemampuannya untuk
mempertahankan tingkat hidupnya. Teori lainnya tentang ketidakmampuan
berkonsumsi secara wajar (theory of underconsumption).
4. Mazhab Neo-Klasik (I)
Mazhab ini memfokuskan diri pada konsep Marginalisme dan Perilaku
Konsumen. Ada beberapa tokoh yang berperan dalam mazhab ini seperti :
- Herman Heinrich Gossen (1810-1858 yang memiliki hukum Gossen I yaitu faedah marginal suatu barang akan semakin menurun dengan semakin banyak terpenuhinya kebutuhan akan barang itu. Hukum Gossen II adalah sumber daya dan dana yang tersedia selalu terbatas secara nsibi terhadap kebutuhan-kebutuhan manusia yang beraneka ragam dan hampir tiada batasnya.
- Eugen von Bohm-Bawerk (1851-1914) yaitu pakar ekonomi aliran Austria. Mengemukakan teori komprehensif yang berpangkal pada konsep faedah marginal. Dia juga memperhatikan peranan modal dan bunga, nilai guna dan nilai tukar, teori agio tentang bunga, nilai dan harga dan teori distribusi pendapatan.
- Alfred Marshall (1842-1924) yaitu pakar ekonomi aliran Cambridge University, Inggris. Mengemukan teori natura non facit saltum, consumers’ behaviour, teori disutility tentang upah, teori waiting tentang bunga, nilai subyektif dan obyektif, general relations of supply and demand, konsep elastisitas dan konsep ekuilibrium parsial.
- J.R Hicks (1904-…) merupakan pakar ekonomi dari Oxford University, Inggris yang mengkaji ulang teori Marshall tentang perilaku konsumen menjadi teori ekuilibrium umum. Menjelaskan dampak substitusi dan elastisitas pada ekspektasi.
- Irving Fisher (1867-1947) merupakan pakar ekonomi dari Yale University, Amerika Serikat. Dialah yang menciptakan konsep angka indeks sebagai alat analisis, teori kuantitas uang dan harga dan teori bunga. Dia juga mengembangkan ekonometrika.
- Leon Walras (1834-1910) adalah pendiri Sekolah Lausanne Swiss. Terkenal sebagai pelopor pengembangan ekonomi matematika dan pencipta analisis komprehensif mengenai sistem ekuilibrium umum.
- Vilfredo Pareto (1848 – 1923) adalah pakar ekonomi di Sekolah Lausanne dan penerus aliran matematika Walras. Terkenal dengan konsep Pareto’s Law
dalam distribusi pendapatan.
5. Mazhab Neo-Klasik (II)
Yang menekankan pada persoalan persaingan monopolistik dan pasar
persaingan tidak sempurna. Tokoh-tokoh di balik mazhab ini adalah Piero
Sraffa (1898-1983), Joan V. Robinson (1903 –1983), Edward H. Chamberlin
(1899-1967). Mereka melakukan pemeriksaan ulang tentang ekilibrium
pasar. Struktur pasar menurut mereka adalah persaingan, monopoli atau
monopsoni dan oligopoli atau oligopsoni. Mereka juga lebih banyak
berbicara “welfare economics“.
6. Mazhab Keynes dan Neo Keynes
- John Maynard Keynes (1883-1946) merupakan pakar yang paling menonjol di abad XX. Dia melakukan pembaharuan dan perumusan ulang terhadap doktrin pelajaran mazhab Klasik dan Neo-Klasik Dia menolak hukum Say dan menawarkan pendekatan makroagregatif. Perekonomian perlu ada campur tangan pemerintah. Pemerintah mengendalikan ekonomi dengan kebijakan budgeter (Fiskal). Ada tiga faktor pokok dalam pemikiran Keynes yaitu:1) hasrat konsumsi, 2) tingkat bunga dan 3) efisiensi marginal dari investasi. Pemikiran-pemikiran tersebut dituangkan dalam karyanya yang berjudul “The General Theory of Employment, Interest and Money” (1936).
- Alvin H. Hansen (1877-1975) adalah seorang pakar ekonomi di Harvard University. Dia yang melakukan penyusunan sistematika kerangka analisis bagi pikiran-pikiran dasar Keynes.
- Paul Samuelson (1915-…) adalah pakar ekonomi dari MIT dan pemenang hadiah nobel. Dia melakukan kodifikasi sistem pemikiran Keynes. Dia juga yang mengemukakan pengaruh timbal balik antara multiplier dan accelerator.
- Simon Kuznets (1901-1985) adalah pakar ekonomi dari Columbia University, Amerika Serikat dan alumni National Bureau of Economic Research. Dia yang melakukan penyusunan sistem perhitungan pendapatan nasional, memperkenalkan time series analysis dan yang mengemukakan teori pertumbuhan struktural.
- Wassily Leontief (1906) adalah pakar ekonomi dari Harvard University yang memperkenalkan model Input-Output yaitu suatu analisis tentang kegiatan antarsektoral dalam tata susunan ekonomi.
7. Aliran Monetaris dan Ekspektasi Rasional
Tokoh yang terkenal dalam mazhab ini adalah Milton Friedman
(1912-..). yang merupakan pakar ekonomi dari Chicago University dan
Hoover Institute, Robert Lucas juga dari Chicago University dan Thomas
Sargent dari Hoover Institute. Pemikiran mereka kontra-revolusi terhadap
mazhab Keynes. Moneterisme Friedman bersumber pada pemikiran dasar
Irving Fisher perihal teori kuantitas uang dan harga. Perekonomian harus
dikendalikan dengan kebijakan moneter.
Sementara aliran ekspektasi rasional merupakan aliran moneteris
generasi baru. Menurut mereka pelaku-pelaku ekonomi dianggap bersifat
rasional dalam pilihan keputusan ekonomi. Keputusan itu dipengaruhi oleh
persepsi pelaku ekonomi tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan
datang.
8. Historismus dan Institusionalisme
Mazhab Historismus didukung oleh pemikiran Friedrich List
(1789-1846), Bruno Hidebrand (1813-1878), Gustav von Schmoller
(1839-1917), Werner Sombart (1863-1941). Pemikiran mereka dominan di
Jerman selama abad XIX dan XX. Hal ini mencerminkan rasa nasionalisme
ekonomi bangsa Jerman. Menurut mereka fenomena ekonomi adalah produk
perkembangan menyeluruh dan dalam tahap tertentu dalam perjalanan
sejarah. Mereka menolak perdagangan bebas.
Sementara mazhab Institusionalisme dipengaruhi pemikiran Thorstein
Veblen (1857-1929). Dia merupakan ilmuwan besar dari Amerika Serikat
yang berpijak pada jalur pemikiran establishment yang konvensional.
Pemikirannya mengandung sifat kritik sosial pada zamannya, tetapi tidak
membawa hal-hal baru dalam peralatan analisis teoritis.
9. Marxisme
Ada dua tokoh utama yaitu Karl Marx (1818-1883) dan Friedrich Engels
(1820-1895). Dengan gagasan –gagasan yang dipancarkan oleh Marx-Engels,
pemikiran tentang sosialisme dan gerakan sosialis lazim dianggap masuk
dalam tahap Sosialisme ilmiah (der wissenschaftfliche Sozialiasmus).
Gagasan-gagasan yang dimaksud bersumber pada dasar ilmu pengetahuan dan
penelitian secara ilmiah. Dasar falsafah dalam ajaran Marx-Engels adalah
materialistik dialektik. Alur pemikiran tentang materialisme berawal
dari kalangan pemikir falsafah Perancis dalam abad XVIII (Ludwig
Feuerbach). Dalam tafsiran Marx-Engels keberadaan dunia nyata dan
kelangsungannya adalah terlepas sama sekali dari perasaan dan pikiran
manusia di bidang intelektual, spiritual dan agama. Kehidupan manusia
adalah produk suatu evolusi alamiah. Dialektika berpangkal pada doktrin
bahwa dalam realitas keadaan selalu terkandung kontradiksi. Kontradiksi
sebagai kata kunci gerak perubahan dalam perkembangan keadaan. Konsep
dialektika berawal dari pemikiran Hegel, filsuf berbangsa Jerman.
Metodelogi Hegel mengenai konflik dalam dunia pemikiran berkisar pada tesis-antitesis-tesis.
Tokoh-Tokoh Ekonomi Indonesia
Abdul halim, boediono, mohammad hatta, emil salim, rizal ramli, anwar nasution, achyar ilyas, nurhaida, syahrir, ali wardhana.
1. Muhammad Hatta (Bung Hatta) Tokoh ekonomi ini sepertinya merupakan tokoh ekonomi yang paling berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi negara Indonesia. Beliau mendirikan satu badan usaha yang berlandaskan azas kekeluargaan dalam sistem pengelolaannya, atau yang sekarang ini sering kita sebut dengan Koperasi. Oleh karenanya, sebagai simbol penghormatan, Bung Hatta mendapatjulukan sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Sebagai seorang ekonom, Bung Hatta memulai kiprahnya pada usia yang sangat muda, 15 tahun. Ia tergabung dalam satu organisasi bernama Jong Sumatranen Bond sebagai seorang bendahara. Kemudian pada 1922, Bung Hatta kembali ‘mengibarkan sayapnya’ didunia perekonomian Indonesia. Pada saat itu, ia kembali tergabung dalam satu organisasi bernama Indische Vereeniging, dan juga menjabatsebagai bendahara. 2. Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo Beliau adalah seorang pendidikdi bidang ekonomi. Padamasa pemerintahan presiden Soeharto, ada beberapa murid beliau yang menjabat sebagai menteri. Seperti, Ali Wardhana, Widjojo Nitisastro, dan JB Sumarlin. Pada pemerintahan Indonesia, beliau pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, dan Menteri Riset dan Teknologi. 3. Syahril Sabirin Beliau pernah menjabat sebagai Gubernur BankIndonesia. pada masa jabatannya, Syahril mengalami banyaksekali permasalahan, salah satunya yang terberat adalah ketika ia dipaksa mundur dari kursikepemimpinan BI. Syahril juga sangatmenentang tindak korupsi, sama halnya dengan tokoh-tokoh ekonomi Indonesia yang lain. Kiprahnya di dunia internasional juga tidak perlu diragukan. Beliau pernah menjabat di Bank Dunia selama tiga tahun sebagai Senior Financial Economist untukwilayah negara Timur Tengah dan Afrika. 4. Boediono Boediono menjabat sebagai Wakil Presiden Periode2009-2014, mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono. Sebelum menjabat sebagai Wakil Presiden, Boediono pernah menjabatsebagai Gubernur Bank Indonesia, dan berbagai jabatan menteri yang tentu saja masih berhubungan dengan dunia perekonomian Indonesia. Pada saat menjabatsebagai Menteri Keuangan pada 2001, Boediono bisa membawa Indonesia bisa bebas dari bantuan Dana Moneter Internasional. Bersama dengan Menteri Koordinator Perekonomian, Dorodjaton Kuntjoro Jakti. Boediono merupakan tokoh ekonomi yang dinilai pintar dalam mengelola ekonomi makro. 5. Sri Mulyani Indrawati Beliau sepertinya merupakan tokoh ekonomi wanita satu-satunya yang dimiliki Indonesia. Meskipun demikian, pemikirannya mengenai ekonomi tidak bisa diremehkan. Beliau juga terpilih sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia sejak2010. Menurut sebuah majalah bertarafInternasional, Sri Mulyani menjadi tokoh wanita urutan ke-23 yang paling berpengaruh di dunia. Pemikiran para tokoh ekonomi Indonesia, rupanya juga membawa pengaruh bagi dunia internasional, seperti yang terjadi pada Syahril Sabirin dan Sri Mulyani Indrawati. Sumbangan mereka terhadap negara Indonesia juga tidakbisa dikatakan sedikit. Semoga saja perekonomian di Indonesia akan ikutmerasakan dampakpositif yang dibawa oleh para tokoh-tokoh ekonominya.6.faisal basri.ga'tau feh pokoknya sampai situ sja capek makasih
Tokoh-Tokoh Ekonomi Indonesia
1. Muhammad Hatta (Bung Hatta) Tokoh ekonomi ini sepertinya merupakan tokoh ekonomi yang paling berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi negara Indonesia. Beliau mendirikan satu badan usaha yang berlandaskan azas kekeluargaan dalam sistem pengelolaannya, atau yang sekarang ini sering kita sebut dengan Koperasi. Oleh karenanya, sebagai simbol penghormatan, Bung Hatta mendapatjulukan sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Sebagai seorang ekonom, Bung Hatta memulai kiprahnya pada usia yang sangat muda, 15 tahun. Ia tergabung dalam satu organisasi bernama Jong Sumatranen Bond sebagai seorang bendahara. Kemudian pada 1922, Bung Hatta kembali ‘mengibarkan sayapnya’ didunia perekonomian Indonesia. Pada saat itu, ia kembali tergabung dalam satu organisasi bernama Indische Vereeniging, dan juga menjabatsebagai bendahara. 2. Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo Beliau adalah seorang pendidikdi bidang ekonomi. Padamasa pemerintahan presiden Soeharto, ada beberapa murid beliau yang menjabat sebagai menteri. Seperti, Ali Wardhana, Widjojo Nitisastro, dan JB Sumarlin. Pada pemerintahan Indonesia, beliau pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, dan Menteri Riset dan Teknologi. 3. Syahril Sabirin Beliau pernah menjabat sebagai Gubernur BankIndonesia. pada masa jabatannya, Syahril mengalami banyaksekali permasalahan, salah satunya yang terberat adalah ketika ia dipaksa mundur dari kursikepemimpinan BI. Syahril juga sangatmenentang tindak korupsi, sama halnya dengan tokoh-tokoh ekonomi Indonesia yang lain. Kiprahnya di dunia internasional juga tidak perlu diragukan. Beliau pernah menjabat di Bank Dunia selama tiga tahun sebagai Senior Financial Economist untukwilayah negara Timur Tengah dan Afrika. 4. Boediono Boediono menjabat sebagai Wakil Presiden Periode2009-2014, mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono. Sebelum menjabat sebagai Wakil Presiden, Boediono pernah menjabatsebagai Gubernur Bank Indonesia, dan berbagai jabatan menteri yang tentu saja masih berhubungan dengan dunia perekonomian Indonesia. Pada saat menjabatsebagai Menteri Keuangan pada 2001, Boediono bisa membawa Indonesia bisa bebas dari bantuan Dana Moneter Internasional. Bersama dengan Menteri Koordinator Perekonomian, Dorodjaton Kuntjoro Jakti. Boediono merupakan tokoh ekonomi yang dinilai pintar dalam mengelola ekonomi makro. 5. Sri Mulyani Indrawati Beliau sepertinya merupakan tokoh ekonomi wanita satu-satunya yang dimiliki Indonesia. Meskipun demikian, pemikirannya mengenai ekonomi tidak bisa diremehkan. Beliau juga terpilih sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia sejak2010. Menurut sebuah majalah bertarafInternasional, Sri Mulyani menjadi tokoh wanita urutan ke-23 yang paling berpengaruh di dunia. Pemikiran para tokoh ekonomi Indonesia, rupanya juga membawa pengaruh bagi dunia internasional, seperti yang terjadi pada Syahril Sabirin dan Sri Mulyani Indrawati. Sumbangan mereka terhadap negara Indonesia juga tidakbisa dikatakan sedikit. Semoga saja perekonomian di Indonesia akan ikutmerasakan dampakpositif yang dibawa oleh para tokoh-tokoh ekonominya.6.faisal basri.ga'tau feh pokoknya sampai situ sja capek makasih