Permintaan, Penawaran Barang |ekonomiakuntansiid
Permintaan Dan Penawaran Barang |ekonomiakuntansiid
Hukum Permintaan, Hukum Penawaran, Permintaan, Penawaran, Skedul dan kurva Permintaan dan Penawaran
Konsep Permintaan Barang
1. Permintaan (Demand) dan Hukum Permintaan. 2. Skedul dan Kurva Permintaan dan Penawaran Dan Pergerakan dan Pergeseran Kurva Permintaan dan Penawaran. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran . 4. Bentuk-Bentuk Kurva Permintaan dan Penawaran
Sebagai langkah awal untuk menerangkan interaksi antara pembeli dan penjual, terlebih dahulu dijelaskan teori permintaan dan penawaran.
Teori permintaan menerangkan sifat permintaan para pembeli terhadap
suatu barang. Adapun teori penawaran menerangkan sifat para penjual
dalam menawarkan suatu barang. Penggabungan permintaan dan penawaran
menunjukkan interaksi antara pembeli dan penjual dalam menentukan harga
keseimbangan dan jumlah barang yang akan diperjualbelikan.
1. Pengertian Permintaan (Demand) dan Pengertian Hukum Permintaan
Pengertian Permintaan (Demand) Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Permintaan berkaitan dengan keinginan konsumen akan suatu barang dan jasa yang ingin dipenuhi. Dan kecenderungan permintaan konsumen akan barang dan jasa tak terbatas.
Permintaan adalah jumlah barang dan jasa yang diminta oleh konsumen pada
berbagai tingkat harga dan faktor-faktor lain diasumsikan tetap
(ceteris paribus) atau Permintaan diartikan sebagai jumlah barang dan
jasa yang diminta oleh konsumen pada berbagai tingkat harga dan situasi
tertentu.
Sedangkan pengetian Penawaran adalah jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen
pada berbagai tingkat harga dan faktor-faktor lain diasumsikan tetap
(ceteris paribus) atau Penawaran diartikan sebagai jumlah barang dan
jasa yang ditawarkan oleh produsen pada berbagai tingkat harga tertentu.
Ceteris paribus berasal dari bahasa Latin yang berarti ‘segala sesuatu
yang dianggap konstan atau tidak berubah’. Frase ini digunakan oleh para
ekonom dalam membuat model untuk membatasi hubungan antara variabel
dependen dan variabel independen. (Sumber: Pengantar Mikro Ekonomi,
2003)
Hukum Permintaan
Pengertian Hukum Permintaan
Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi:
“ Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta. ”
Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tingkat Permintaan (Demand) dan Penawaran (Suply)
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tingkat Permintaan (Demand)
a. Harga barang itu sendiri
Harga barang akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika harga naik jumlah permintaan barang tersebut akan menurun, sedangkan jika harga turun maka jumlah permintaan barang akan meningkat.
b,Harga barang substitusi (pengganti)
Harga barang dan jasa pengganti (substitusi) ikut memengaruhi jumlah barang dan jasa yang diminta. Apabila harga dari barang substitusi lebih murah maka orang akan beralih pada barang substitusi tersebut. Akan tetapi jika harga barang substitusi naik maka orang akan tetap menggunakan barang yang semula. Contohnya kaus adalah pengganti kemeja. Jika di pasar harga kaus lebih murah dibandingkan kemeja, maka permintaan akan kaus lebih banyak bila dibandingkan permintaan terhadap kemeja.
c. Harga barang komplementer (pelengkap)
Barang pelengkap juga dapat memengaruhi permintaan barang/jasa. Misalnya sepeda motor, barang komplementernya bensin. Apabila harga bensin naik, maka kecenderungan orang untuk membeli sepeda motor akan turun, begitu juga sebaliknya.
d. Jumlah Pendapatan
Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh seseorang turut menentukan besarnya permintaan akan barang dan jasa. Apabila pendapatan yang diperoleh tinggi maka permintaan akan barang dan jasa juga semakin tinggi. Sebaliknya jika pendapatannya turun, maka kemampuan untuk membeli barang juga akan turun. Akibatnya jumlah barang akan semakin turun. Misalnya pendapatan Ibu Tia dari hasil dagang minggu pertama Rp200.000,00 hanya dapat untuk membeli kopi 20 kg. Tetapi ketika hasil dagang minggu kedua Rp400.000,00, Ibu Tia dapat membeli kopi sebanyak 40 kg.
e. Selera konsumen
Selera konsumen terhadap barang dan jasa dapat memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat maka permintaan terhadap barang tersebut akan meningkat pula. Misalnya, sekarang ini banyak orang yang mencari hand phone yang dilengkapi fasilitas musik dan game, karena selera konsumen akan barang tersebut tinggi maka permintaan akan hand phone yang dilengkapi musik dan game akan meningkat.
f. Intensitas kebutuhan konsumen
Intensitas kebutuhan konsumen berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta. Kebutuhan terhadap suatu barang atau jasa yang tidak mendesak, akan menyebabkan permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut rendah. Sebaliknya jika kebutuhan terhadap barang atau jasa sangat mendesak maka permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut menjadi meningkat, misalnya dengan meningkatnya curah hujan maka intensitas kebutuhan akan jas hujan semakin meningkat. Konsumen akan bersedia membeli jas hujan hingga Rp25.000,00 walaupun kenyataannya harga jas hujan Rp15.000,00.
g. Perkiraan harga pada masa depan
Apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan naik maka konsumen cenderung menambah jumlah barang yang dibeli karena ada kekhawatiran harga akan semakin mahal. Sebaliknya apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan turun, maka konsumen cenderung mengurangi jumlah barang yang dibeli. Misalnya ada dugaan kenaikan harga bahan bakar minyak mengakibatkan banyak konsumen antri di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) untuk mendapatkan bensin atau solar yang lebih banyak.
h. Jumlah penduduk
Pertambahan penduduk akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika jumlah penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka barang yang diminta akan meningkat.
2. Skedul dan Kurva Permintaan
Ada suatu hubungan jelas antara harga suatu barang dan jumlah barang
yang diminta, dengan catatan faktor lain tidak berubah. Hubungan antara
harga dan kuantitas yang dibeli disebut sebagai skedul atau tabel
permintaan. Skedul atau tabel permintaan yang digambarkan secara grafik
disebut sebagai kurva permintaan. Kurva permintaan digambarkan sebagai
garis yang bergerak dari kiri atas ke kanan bawah atau memiliki slope
negatif.
Tabel 1. Skedul Permintaan Barang A, B, C, D, dan E
Tabel 1. Skedul Permintaan Barang A, B, C, D, dan E
Situasi
|
Harga (P) (dalam
rupiah)
|
Kuantitas (Q)
(dalam unit)
|
A
|
500
|
9
|
B
|
400
|
10
|
C
|
300
|
12
|
D
|
200
|
15
|
E
|
100
|
20
|
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tingkat Penawaran (Suply)
Di samping harga barang itu sendiri, faktor lain yang memengaruhi
tingkat penawaran barang dan jasa adalah harga input, teknologi, dan
ekpektasi produsen.
a. Biaya Produksi
Jika biaya produksi suatu barang relatif lebih rendah dibanding harga pasar, akan memberikan keuntungan kepada produsen dengan menawarkan barang dan jasa dalam jumlah yang lebih besar. Sebaliknya jika biaya produksi relatif lebih tinggi dibandingkan harga pasar, perusahaan akan memproduksi dalam jumlah kecil. Dengan demikian biaya produksi merupakan kunci utama dalam memengaruhi tingkat penawaran.
b. Teknologi
Jika biaya produksi suatu barang relatif lebih rendah dibanding harga pasar, akan memberikan keuntungan kepada produsen dengan menawarkan barang dan jasa dalam jumlah yang lebih besar. Sebaliknya jika biaya produksi relatif lebih tinggi dibandingkan harga pasar, perusahaan akan memproduksi dalam jumlah kecil. Dengan demikian biaya produksi merupakan kunci utama dalam memengaruhi tingkat penawaran.
b. Teknologi
Perkembangan (kemajuan) teknologi selalu mengandung arti bahwa jumlah
input (faktor produksi) yang dibutuhkan lebih sedikit. Rendahnya biaya
input akan mendorong produsen untuk lebih meningkatkan output. Laba yang
diperoleh pun meningkat. Dengan demikian, perkembangan teknologi,
misalnya, penggu naan mesin-mesin otomatis dapat menekan biaya produksi
dan dengan demikian akan meningkatkan penawaran.
c. Ekspektasi/Harapan Produsen
Jika petani memperkirakan harga beras akan turun akhir tahun ini, dengan
sendirinya petani akan mengurangi produksinya sehingga mengurangi
penawaran. Adanya perubahan pada faktor-faktor yang menentukan penawaran
akan memengaruhi kurva permintaan. Dengan demikian kurva penawaran akan
bergeser ke kanan bawah, demikian juga sebaliknya.
Penawaran menjelaskan Adanya reaksi positif antara perubahan harga dan
perubahan jumlah barang yang ditawarkan. Artinya, setiap terjadi
kenaikan harga akan semakin banyak barang yang ditawarkan. Atau
sebaliknya, setiap terjadi penurunan harga, akan mengakibatkan semakin
sedikit barang yang ditawarkan, jika faktor-faktor lain tidak berubah
(ceteris paribus). (Sumber: Pengantar Mikro Ekonomi, 2003)
Skedul dan Kurva Penawaran
Terdapat suatu hubungan yang jelas antara harga suatu barang dengan
jumlah yang ditawarkan, dengan catatan faktor lain tidak berubah.
Hubungan antara harga dan kuantitas yang dijual atau ditawarkan ini
disebut sebagai skedul penawaran. Skedul penawaran yang digambarkan
secara grafik disebut sebagai kurva penawaran. Kurva penawaran
digambarkan sebagai kurva yang bergerak dari kanan atas ke kiri bawah
atau memiliki slope positif.
Tabel 2. Skedul Penawaran terhadap Jagung
Tabel 2. Skedul Penawaran terhadap Jagung
Situasi
|
Harga (P) (dalam
rupiah)
|
Kuantitas (Q)
(dalam unit)
|
A
|
500
|
18
|
B
|
400
|
16
|
C
|
300
|
12
|
D
|
200
|
7
|
E
|
100
|
0
|
![]() |
Kurva 2. Penawaran terhadap Jagung |
C. Hukum Permintaan dan Hukum Penawaran
Permintaan
Hubungan antara harga dan kuantitas permintaan dapat dinyatakan dalam
fungsi permintaan. Secara matematis, hubungan tersebut dapat dinyatakan
sebagai berikut.
Qd = f(P)
Keterangan :
Qd = Jumlah barang yang diminta
f(P) = Fungsi dari harga
Terdapat tiga jenis permintaan, yaitu sebagai berikut.
a. Permintaan efektif, adalah permintaan terhadap barang atau jasa yang diikuti kemampuan daya beli dari konsumen atau pembeli.
b. Permintaan potensial, adalah permintaan terhadap barang dan jasa yang
diikuti kemampuan membeli tetapi belum dilaksanakan oleh konsumen atau
pembeli tersebut.
c. Permintaan absurd, adalah permintaan terhadap barang atau jasa yang
tidak diikuti kemampuan membayar atau daya beli dari konsumen atau
pembeli.
a. Hukum Permintaan
Hal penting yang berkaitan dengan permintaan adalah hukum permintaan. Hukum permintaan berbunyi:
Jika harga suatu barang dan jasa naik (dalam
keadaan ceteris paribus, dengan faktor-faktor lain dianggap tetap),
kuantitas yang diminta akan berkurang. Demikian juga sebaliknya, jika
harga-harga barang dan jasa turun, kuantitas yang diminta akan
bertambah.
Dengan demikian, dalam hukum permintaan, hubungan antara harga dan
kuantitas permintaan berbanding terbalik, sehingga kurva permintaan
digambarkan sebagai kurva yang memiliki kemiringan (slope) negatif
Contoh Soal (SPMB 2000) :
Jika harga teh jatuh dan permintaan terhadap gula meningkat, maka gula dalam hubungannya dengan teh merupakan barang ....
a. pengganti
b. inferior
c. bebas
d. pelengkap
e. netral
Penyelesaian:
Jika harga teh jatuh dan permintaan gula meningkat, maka gula dalam
hubungannya dengan teh merupakan barang komplementer atau pelengkap.
Jadi barang komplementer terjadi Px naik maka Dy turun.
Jawaban : D
3.2. Penawaran
Hubungan antara harga dan kuantitas permintaan dapat dinyatakan dalam
fungsi penawaran. Secara matematis, hubungan tersebut dapat dinyatakan
sebagai berikut.
Qs = f(P)
Keterangan :
Qs = Jumlah barang yang ditawarkan
f(P) = Fungsi dari harga
a. Hukum Penawaran
Hal penting lainnya yang berkaitan dengan penawaran adalah hukum penawaran. Hukum penawaran berbunyi:
Jika harga suatu barang dan jasa naik (dalam
keadaan ceteris paribus), kuantitas yang ditawarkan akan bertambah.
Demikian juga sebaliknya, jika harga-harga barang dan jasa turun,
kuantitas yang ditawarkan juga akan berkurang.
Dengan demikian, dalam hukum penawaran, hubungan antara harga dan
kuantitas penawaran berbanding lurus, sehingga kurva penawaran
digambarkan sebagai kurva yang memiliki kemiringan (slope) positif.
D. Keseimbangan Pasar (Market Equilibrium)
Keseimbangan pasar terjadi pada tingkat harga ketika jumlah barang dan
jasa yang diminta sama dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan.
Produsen selalu mengharapkan keuntungan yang maksimal dengan menetapkan
harga yang setinggi-tingginya. Sebaliknya konsumen selalu mengharapkan
kepuasan maksimal dengan harga yang serendah-rendahnya. Produsen dan
konsumen akan melakukan tawar-menawar. Proses tawar-menawar tersebut
akan menyebabkan harga kesepakatan yang disebut sebagai harga
keseimbangan atau harga pasar (market price).
Tabel 3. Kombinasi Permintaan dan Penawaran Jagung
Tabel 3. Kombinasi Permintaan dan Penawaran Jagung
Situasi
|
Harga (P) (dalam
rupiah)
|
Kuantitas yang
diminta, Qd (dalam unit)
|
Kuantitas yang
ditawarkan, Qs (dalam unit)
|
A
|
500
|
9
|
18
|
B
|
400
|
10
|
16
|
C
|
300
|
12
|
12
|
D
|
200
|
15
|
7
|
E
|
100
|
20
|
0
|
Keseimbangan pasar terjadi, pada saat perpotongan antara kurva
permintaan (demand) dan kurva penawaran (supply). Pada harga Rp300,00 di
titik E, perusahaan menawarkan sebanyak yang diinginkan konsumen, yaitu
12 unit. Di atas harga Rp300,00 per unit, kuantitas yang ditawarkan
lebih besar daripada kuantitas yang diminta sehingga menimbulkan surplus
penawaran (excess supply).
Sebaliknya pada harga di bawah Rp300,00 per unit, kuantitas yang
ditawarkan lebih kecil daripada kuantitas yang diminta, sehingga
menimbulkan kekurangan penawaran dan kelebihan permintaan (excess
demand). Terbentuknya harga pasar, merupakan hasil kesepakatan antara
pembeli (buyer) dan penjual (seller).
Namun demikian, pandangan pembeli atau penjual terhadap harga yang
terjadi bersifat subjektif, atau dengan kata lain setiap pembeli dan
penjual memiliki taksiran yang berbeda-beda terhadap harga pasar
tersebut. Dari sisi pembeli, taksiran yang berbeda biasanya dipengaruhi
oleh daya belinya, sedangkan dari sisi penjual biasanya dipengaruhi oleh
biaya produksinya. Nilai taksiran disebut dengan harga subjektif.
5. Elastisitas Permintaan dan Elastisitas Penawaran
5.1. Elastisitas Permintaan
Dalam pembahasan mengenai permintaan dan penawaran kita melihat adanya
hubungan yang jelas antara harga dan jumlah barang dan jasa yang diminta
atau ditawarkan. Tetapi dalam pembahasan tersebut tidak dijelaskan
mengenai besarnya reaksi konsumen terhadap adanya perubahan harga dari
barang dan jasa yang diminta atau ditawarkan.
Untuk mengukur seberapa besar reaksi konsumen terhadap perubahan harga
dan faktor-faktor lainnya, para ahli ekonomi menggunakan konsep
elastisitas. Elastisitas adalah rasio yang mengukur perubahan jumlah
yang diminta atau ditawarkan sebagai akibat perubahan faktor yang
memengaruhinya. Adapun pengertian dari elastisitas permintaan adalah
rasio yang mengukur derajat kepekaan jumlah barang yang diminta sebagai
akibat perubahan harga.
5.2. Menghitung Elastisitas Harga Permintaan
Nilai koefisien elastisitas permintaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
atau
Angka elastisitas harga bernilai negatif, yaitu E=-2 memiliki arti jika
harga barang naik 1%, permintaan terhadap barang tersebut turun 2%,
ceteris paribus. Begitu juga sebaliknya. Semakin besar nilai negatifnya,
semakin elastik permintaannya, sebab perubahan permintaan jauh lebih
besar dibanding perubahan harga. Angka E dapat disebut dalam nilai
absolut. E=-2, artinya sama dengan E=2.
5.3. Jenis-Jenis Koefisien Elastisitas Harga pada Permintaan
Ada lima jenis koefisien elastisitas harga pada permintaan, yaitu
elastik, inelastik, elastik uniter, elastik sempurna, dan inelastik
sempurna.
a. Elastik, adalah jika persentase perubahan jumlah barang yang diminta
lebih besar daripada persentase perubahan harga, atau jika nilai
koefisien > 1, biasanya terdapat pada barang-barang yang memiliki
tingkat substitusi banyak, misalnya pada barang elektronik, seperti
televisi dan telepon seluler.
b. Inelastik, adalah jika persentase perubahan jumlah barang yang
diminta lebih kecil daripada persentase perubahan harganya (nilai
koefisien < 1), biasanya terdapat pada barang yang tidak memiliki
banyak substitusi, misalnya garam.
c. Elastik uniter, adalah jika persentase perubahan jumlah barang yang
diminta sama dengan persentase perubahan harganya (nilai koefisien = 1),
terdapat pada sebagian barang elektronik, misalnya vcd player dan dvd
player.
d. Elastik sempurna, adalah harga tidak berubah, tetapi jumlah yang diminta berubah. Contohnya harga garam dan harga bensin.
e. Inelastik sempurna, adalah berapapun perubahan harga yang terjadi
tidak akan berpengaruh terhadap jumlah barang dan jasa yang diminta.
Contohnya harga beras.
Kelima jenis koefisien elastisitas harga pada permintaan tersebut dapat diringkas pada Tabel 4.
Tabel 4. Jenis-Jenis Koefisien Elastisitas Harga pada Permintaan
Tabel 4. Jenis-Jenis Koefisien Elastisitas Harga pada Permintaan
Jenis
Elastisitas
|
Keterangan
|
Nilai
Koefisien
|
Elastik
|
Persentase
perubahan jumlah yang diminta lebih besar daripada persentase perubahan harga
|
Ed > 1
|
Inelastik
|
Persentase
perubahan jumlah yang diminta lebih kecil daripada persentase perubahan harga
|
Ed < 1
|
Elastik Uniter
|
Persentase
perubahan jumlah yang diminta sama dengan persentase perubahan harga
|
Ed = 1
|
Elastik
Sempurna
|
Tidak ada
perubahan harga, jumlah yang diminta berubah.
|
Ed = ∞
|
Inelastik
Sempurna
|
Tidak ada
perubahan jumlah yang diminta, berapapun perubahan harga
|
Ed = 0
|
5.4. Elastisitas Harga pada Permintaan berdasarkan Kemiringan Kurva dan Bentuk-Bentuk Kurva Permintaan
![]() |
Kurva 4. Elastisitas Harga pada Permintaan berdasarkan Kemiringan Kurva. |
Kurva D1 adalah inelasik sempurna ditunjukkan dengan elastisitas permintaan sama dengan nol (|Ed| = 0).
Kurva D2 – D3, kurva semakin tidur mengakibatkan elastisitas semakin besar ditunjukkan 0 < |Ed| < ∞.
Kurva D4 adalah elasik sempurna ditunjukkan dengan elastisitas permintaan sama dengan tak hingga (|Ed| = ∞).
Contoh Soal :
Pada saat harga handphone merek tertentu Rp1.600.000,00, jumlah yang
diminta 40 unit. Kemudian harga naik menjadi Rp2.000.000,00 jumlah yang
diminta turun menjadi 20 unit. Berapakah nilai koefisien elastisitas
pada harga permintaan telepon seluler tersebut
Jawaban :
Diketahui:
P = Rp1.600.000,00
Q = 40 unit
∆P = Rp2.000.00,00 – Rp1.600.000,00 = Rp400.000,0
∆Q = 20 unit – 40 unit = –20 unit
Permintaan bersifat elastik karena nilai koefisien lebih besar dari 1.
Nilai elastisitas tersebut menjelaskan bahwa apabila harga naik sebesar
1%, maka jumlah yang diminta akan berkurang sebesar 2%.
5.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan
a. Ketersediaan Barang Substitusi
Semakin banyak dan semakin baik barang substitusi, maka elastisitas
permintaannya akan cenderung semakin besar. Barang-barang yang memiliki
substitusi cenderung mempunyai elastisitas harga yang lebih tinggi
daripada barang-barang yang tidak memiliki substitusi. Jadi jika harga
teh naik, para konsumen akan beralih ke barang substitusinya, seperti
kopi dan cokelat, sehingga koefisien elastisitas harga dari permintaan
teh cenderung tinggi. Sebaliknya, karena tidak ada barang substitusi
untuk garam, maka elastisitasnya cenderung sangat rendah.
b. Jumlah Penggunaan Barang dan Jasa
Semakin besar jumlah penggunaan barang dan jasa, akan semakin besar
elastisitas permintaannya. Sebagai contoh, elastisitas aluminium
cenderung lebih besar daripada elastisitas mentega. Mentega hanya dapat
digunakan sebagai makanan, sedangkan alumunium memiliki ratusan jumlah
penggunaan, misalnya untuk kapal terbang, jaringan listrik, dan perabot
rumah tangga.
c. Pengeluaran atas Barang dan Jasa
Semakin besar persentase pendapatan yang digunakan untuk pengeluaran
barang dan jasa, maka elastisitas permintaannya cenderung semakin besar.
Jadi, permintaan akan mobil cenderung jauh lebih besar elastisitasnya
daripada permintaan akan sepatu.
d. Intensitas Kebutuhan
Jika kebutuhan akan suatu barang dan jasa sangat besar, kenaikan harga
sedikit sekali pengaruhnya terhadap permintaan. Sebagai contoh,
kebutuhan pokok seperti beras dikatakan bersifat inelastik, artinya
meskipun harganya naik, masyarakat tetap membutuhkan dan akan
membelinya.
e. Masa Penyesuaian
Semakin lama periode yang diperlukan bagi penyesuaian jumlah barang dan
jasa yang diminta, maka permintaannya cenderung semakin elastik. Hal ini
disebabkan karena konsumen memerlukan waktu untuk mempelajari
pergerakan harga-harga baru. Sebagai contoh, barang elektronik seperti
komputer, telepon seluler lebih bersifat elastik, karena tidak mesti
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pembeliannya dapat ditunda
sampai suatu waktu saat harganya mengalami penurunan.
5.6. Elastisitas Penawaran
Hal yang berlaku untuk permintaan, dapat pula berlaku untuk penawaran.
Elastisitas harga atas penawaran atau elastisitas penawaran adalah
sebuah ukuran seberapa besar derajat kepekaan jumlah barang yang diminta
terhadap perubahan harga.
5.7. Menghitung Elastisitas Penawaran
Nilai koefisien elastisitas penawaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
atau
Kita bisa melihat secara langsung bahwa definisi dan rumus elastisitas
penawaran tetap sama dengan definisi dan rumus elastisitas permintaan.
Satu-satunya perbedaan adalah bahwa jumlah yang ditawarkan bereaksi
terhadap harga secara positif (berbanding lurus dengan harga). Hal ini
menunjukkan bahwa dalam elastisitas penawaran kenaikan harga akan
menciptakan peningkatan jumlah yang ditawarkan, sebaliknya penurunan
harga akan menyebabkan penurunan jumlah yang ditawarkan.
Contoh Soal (SPMB 2003) :
Penawaran terhadap benda-benda antik dan langka koefisien elastisitasnya, yaitu ....
a. elastik
b. elastik sempurna
c. inelastik
d. inelastik sempurna
e. elastik uniter
Penyelesaian:
Benda-benda antik dan langka jumlah penawarannya cenderung tetap pada
berapapun tingkat harga, sehingga penawarannya bersifat inelastis
sempurna (kurva penawaran sejajar dengan sumber vertikal atau harga).
Jawaban : D
Jawaban : D
5.8. Jenis-Jenis Koefisien Elastisitas Harga pada Penawaran
Seperti halnya pada permintaan, terdapat lima jenis koefisien elastisitas harga pada penawaran, yaitu:
a. Elastik, jika persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan
lebih besar dari pada persentase perubahan harga, atau jika nilai
koefisien >1.
b. Inelastik, jika persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan
lebih kecil dari pada persentase perubahan harganya
(nilai koefisien < 1).
c. Elastik uniter, jika persentase perubahan jumlah barang yang
ditawarkan sama dengan persentase perubahan harganya (nilai koefisien =
1).
d. Elastik sempurna, jika harga tidak berubah sedangkan jumlah yang ditawarkan berubah.
e. Inelastik sempurna, jika perubahan harga tidak mampu mengubah jumlah yang ditawarkan.
Kelima jenis koefisien elastisitas harga pada penawaran tersebut dapat diringkas pada Tabel 5.
Tabel 5. Jenis-Jenis Koefisien Elastisitas Harga pada Penawaran
Tabel 5. Jenis-Jenis Koefisien Elastisitas Harga pada Penawaran
Jenis
Elastisitas
|
Keterangan
|
Nilai
Koefisien
|
Elastik
|
Persentase
perubahan jumlah yang ditawarkan lebih besar daripada persentase perubahan
harga
|
Es > 1
|
Inelastik
|
Persentase
perubahan jumlah yang ditawarkan lebih kecil daripada persentase perubahan
harga
|
Es < 1
|
Elastik Uniter
|
Persentase
perubahan jumlah yang ditawarkan sama dengan persentase perubahan harga
|
Es = 1
|
Elastik
Sempurna
|
Tidak ada
perubahan harga, jumlah yang ditawarkan berubah.
|
Es = ∞
|
Inelastik
Sempurna
|
Tidak ada
perubahan jumlah yang ditawarkan, berapapun perubahan harga
|
Es = 0
|
5.9. Elastisitas Harga pada Penawaran berdasarkan Kemiringan Kurva
dan Bentuk-Bentuk Kurva penawaran
dan Bentuk-Bentuk Kurva penawaran
Kurva S1 adalah inelasik sempurna ditunjukkan dengan elastisitas penawaran sama dengan nol (Es = 0).
Kurva S2 – S3, kurva semakin tidur mengakibatkan elastisitas semakin besar ditunjukkan 0 < Es < ∞.
Kurva S4 adalah elasik sempurna ditunjukkan elastisitas penawaran sama dengan tak hingga (Es = ∞).
Contoh Soal :
Pada harga Rp3.000,00/lusin jumlah buku tulis ditawarkan sejumlah 100
lusin. Jika harga turun menjadi Rp2.700,00/lusin, jumlah buku tulis yang
ditawarkan sebanyak 90 lusin. Tentukan elastisitas penawarannya.
Diketahui:
P = Rp 3.000,00
Q = 100 lusin
ΔP = Rp 3.000,00 – Rp 2.700,00 = Rp 300,00
ΔQ = 100 lusin – 90 lusin = 10 lusin
Penawaran bersifat elastik uniter karena nilai koefisien sama dengan 1.
Nilai elastisitas tersebut menjelaskan bahwa jika harga naik sebesar 1%,
jumlah yang diminta akan bertambah sebesar 1%.
5.10. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran
Sama halnya dengan elastisitas permintaan, elastisitas penawaran
dipengaruhi oleh jumlah persediaan, mobilitas faktor produksi, jangka
waktu produksi, dan daya tahan penyimpanan.
a. Jumlah Persediaan
Apabila perusahaan menyimpan persediaan dalam jumlah besar, kurva
penawaran akan lebih elastik karena dapat segera memasoknya ke pasar
jika ada permintaan dari masyarakat. Jika persediaan sudah habis,
perusahaan akan kesulitan dalam memasok barang sehingga kurva penawaran
akan lebih inelastik.
b. Mobilitas Faktor Produksi
Faktor produksi dikatakan memiliki mobilitas yang tinggi apabila mudah
berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Jika faktor produksi
memiliki mobilitas tinggi, produsen dapat menyesuaikan kapasitas
produksinya (besarnya produksi) sehingga penawaran lebih elastik.
c. Jangka Waktu Produksi
Jangka waktu berproduksi sangat memengaruhi elastisitas penawaran
barang. Penarawan barang hasil industri akan berbeda dengan hasil
pertanian. Untuk menambah penawaran, sektor pertanian membutuhkan waktu
yang relatif lebih lama dibanding sektor industri. Oleh karena itu,
penawaran hasil pertanian umumnya lebih inelastik dari sektor industri
karena produsen tidak dapat memenuhi tambahan pada pesanan dengan cepat
meskipun harga produk pertanian meningkat.
d. Daya Tahan Penyimpanan
Produk-produk yang memiliki daya tahan lebih singkat seperti makanan,
hasil pertanian, umumnya lebih inelastik. Akan tetapi, produk dengan
daya tahan lebih lama seperti kulkas, mesin jahit, kompor gas cenderung
lebih elastik.
Untuk memudahkan dalam memahami konsep elastisitas harga baik permintaan
maupun penawaran, pernyataan yang bisa dijadikan acuan adalah bahwa
suatu barang dikatakan bersifat elastik, apabila perubahan harga
berpengaruh besar terhadap jumlah barang yang diminta atau ditawarkan.
Adapun suatu barang dikatakan bersifat inelastik, apabila adanya
perubahan harga kurang berpengaruh terhadap jumlah barang dan jasa yang
diminta atau ditawarkan.
F. Struktur Pasar
Struktur pasar adalah berbagai dimensi yang dapat memengaruhi kinerja
perusahaan dalam pasar, seperti karakteristik dan jumlah perusahaan,
skala produksi dan tingkat kesamaan atau perbedaan dari produk yang
dihasilkan perusahaan. Berdasarkan dimensi tersebut, struktur pasar
terbagi atas pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak
sempurna. Pasar persaingan sempurna terjadi apabila tidak ada satupun
produsen yang bisa mempengaruhi harga pasar.
Adapun pasar persaingan tidak sempurna terjadi apabila terdapat satu
atau beberapa produsen atau konsumen sudah mulai dapat mempengaruhi
harga pasar. Bentuk pasar persaingan tidak sempurna antara lain pasar
monopoli, oligopoli, persaingan monopolistik monopsoni dan oligopsoni.
6.1. Pasar Persaingan Sempurna (Perfect Competition Market)
Pasar persaingan sempurna merupakan jumlah perusahaan sangat banyak dan
kemampuan setiap perusahaan dianggap sedemikian kecilnya, sehingga tidak
mampu memengaruhi pasar.
6.1.1. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Sempurna
Suatu pasar dikatakan sebagai pasar persaingan sempurna jika memenuhi tiga ciri berikut.
1) Terdiri atas Banyak Penjual dan Pembeli
Sifat ini menyebabkan perilaku penjual atau pembeli
tidak dapat mempengaruhi keadaan pasar, karena ia hanya merupakan
bagian kecil dari unsur pasar secara keseluruhan. Dalam pasar persaingan
sempurna seorang penjual atau pembeli dikatakan sebagai pengikut harga
(price taker) sehingga harga di pasar bersifat datum, artinya berapapun
jumlah barang yang dijual di pasar harganya tetap, karena harga
ditentukan oleh mekanisme pasar yaitu interaksi antara kekuatan
permintaan dan penawaran di masyarakat.
2) Adanya Kebebasan untuk Membuka dan Menutup Perusahaan (Free Entry and Free Exit)
Maksudnya tidak ada hambatan yang menghalangi suatu perusahaan untuk
memulai usaha baru jika dianggap menguntungkan dan menutup usahanya jika
dianggap merugikan.
3) Barang yang Diperjualbelikan Bersifat Homogen
Artinya semua produk kelihatan identik (serba sama) atau tidak dapat
dibedakan. Barang yang dihasilkan perusahaan merupakan pengganti yang
sempurna terhadap barang yang dihasilkan oleh perusahaan lain dalam
semua aspeknya.
4) Penjual dan Pembeli Memiliki Pengetahuan yang Sempurna tentang Pasar
Maksudnya penjual dan pembeli memiliki pengetahuan yang sempurna tentang
keadaan pasar, yaitu mengenai tingkat harga yang berlaku di pasar dan
perubahan-perubahannya. Adanya informasi yang lengkap tentang pasar ini
berakibat:
a) tidak ada produsen yang menjual barang dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar,
b) tidak ada konsumen yang membeli barang dengan harga yang lebih tinggi dari harga pasar,
c) semua sumber daya digunakan sepenuhnya untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal.
5) Mobilitas atau Perpindahan Sumber Ekonomi Cukup Sempurna
Artinya, sumber daya atau faktor produksi dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya tanpa hambatan apapun.
6.1.2. Kebaikan dan Keburukan Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna dianggap sebagai bentuk pasar yang ideal
karena banyak memiliki kebaikan jika dibandingkan dengan pasar lainnya.
Namun demikian, pasar persaingan sempurna juga memiliki beberapa
keburukan. Berikut adalah kebaikan dan keburukan pasar persaingan
sempurna.
1) Kebaikan Pasar Persaingan Sempurna
a) Menggunakan Sumber Daya secara Efisien
Artinya seluruh sumber daya yang tersedia sepenuhnya digunakan.
Pemanfaatan sumber daya tersebut dilakukan secara efisien sehingga
menguntungkan perusahaan dan menambah kemakmuran masyarakat karena dapat
memperoleh barang dengan harga murah.
b) Adanya Kebebasan Bertindak dan Memilih
Hal ini sangat bermanfaat untuk membawa perusahaan pada peningkatan
kreativitas dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada pengelola
perusahaan.
2) Keburukan Pasar Persaingan Sempurna
Di samping memiliki kebaikan, pasar persaingan sempurna juga memiliki beberapa keburukan antara lain sebagai berikut.
a) Kelemahan dalam Asumsi
Pasar persaingan sempurna dalam kenyataannya akan sulit dijumpai sebab
homogenitas atas barang adalah sebuah asumsi yang tidak realistis.
Selain itu, karena tingkat harga tidak dapat ditawar-tawar lagi akan
menyebabkan daya beli masyarakat berpenghasilan rendah menurun.
b) Tidak Mendorong Adanya Inovasi
Penemuan teknologi dan teknik produksi mudah dicontoh oleh perusahaan
lain sehingga akan memaksa persaingan produk antar produsen.
c) Membatasi Pilihan Konsumen
Karena dalam pasar persaingan sempurna barang yang dihasilkan homogen,
konsumen memiliki pilihan yang terbatas untuk menentukan barang yang
akan dikonsumsinya.
d) Menimbulkan Eksploitasi Sumber Daya dan Ongkos Sosial
Jika eksploitasi penggunaan sumber daya tidak dibatasi, pasar persaingan
sempurna adakalanya menimbulkan ongkos sosial berupa pencemaran
lingkungan. Pada pasar persaingan sempurna permintaan akan barang akan
menjadi elastik sempurna, sehingga kurva permintaan berbentuk suatu
garis horizontal. Harga merupakan suatu datum, sehingga baik penjual
maupun pembeli tidak dapat memengaruhi harga.
6.2. Pasar Monopoli
Secara etimologis, kata monopoli berasal dari Bahasa Yunani, yaitu dari
kata mono yang berarti satu, dan polist yang berarti penjual. Pasar
monopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran
yang ditandai oleh adanya produsen tunggal yang berhadapan dengan
konsumen/pembeli yang banyak.
6.2.1. Ciri-Ciri Pasar Monopoli
Suatu pasar dikatakan berstruktur monopoli, jika ciri atau
karakteristiknya terpenuhi. Berikut beberapa ciri atau karakteristik
pasar monopoli sebagai berikut.
1) Hanya ada satu penjual
Karena hanya ada satu produsen, maka harga akan terbentuk langsung.
Dalam hal ini fungsi penjual adalah sebagai penentu harga (price maker).
2) Terdapat banyak pembeli, produk tidak memiliki substitusi yang dekat.
Tidak ada penjual lain yang menjual output yang dapat mengganti secara baik output/produk yang dijual oleh monopolis.
3) Adanya hambatan untuk masuk ke dalam pasar (barriers to entry).
Hambatan untuk masuk pasar merupakan kekuatan utama monopoli. Hambatan
dapat berupa hambatan yang timbul secara alami maupun buatan.
Beberapa hambatan yang menyebabkan timbulnya monopoli ini akan
menempatkan pendatang lain pada kondisi persaingan yang kurang
menguntungkan. Beberapa hambatan itu antara lain sebagai berikut.
a) Produsen memiliki hak paten untuk output yang dihasilkan, seperti hak cipta dan merek dagang.
b) Produsen mempunyai salah satu sumber daya penting dan unik atau
produsen memiliki pengetahuan yang lebih daripada perusahaan lain
tentang teknis produksi sehingga akan tetap merahasiakannya.
c) Adanya skala ekonomi yang sangat besar dan memungkinkan pasar hanya
dapat dilayani oleh satu perusahaan saja sehingga menjadi lebih efisien.
Misalnya dalam bidang transportasi, listrik, air dan komunikasi.
d) Produsen memungkinkan untuk menetapkan kebijakan pembatasan harga.
Kebijakan pembatasan harga (penetapan harga sampai pada tingkat yang
sangat rendah) dimaksudkan agar perusahaan baru tidak ikut memasuki
pasar.
6.2.2. Kebaikan dan Keburukan Pasar Monopoli
Pada umumnya, masyarakat tidak menyukai kehadiran pasar monopoli, karena
dapat mengeksploitasi pekerja, merusak alokasi sumber daya, dan masih
banyak argumentasi yang menunjukkan bahwa kehadiran pasar monopoli
kurang disukai. Namun, sebenarnya pasar monopoli juga memiliki beberapa
kebaikan.
Berikut kebaikan dan keburukan pasar monopoli.
1) Kebaikan Pasar Monopoli
a) Efisiensi dan Pertumbuhan Ekonomi
Kelebihan perusahaan monopoli adalah mampu mengakumulasi keuntungan
super normal dalam jangka panjang. Kemampuan ini sangat dibutuhkan dalam
membiayai riset dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan efisiensi
produksi. Dengan peningkatan efisiensi, maka akan diperoleh output yang
lebih besar dan akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.
b) Menghindari Produk Tiruan dan Persaingan yang Tidak Bermanfaat
Jika terlalu banyak perusahaan yang bersaing akan terjadi pemborosan
(inefisien). Hal tersebut berdampak pada produk yang dihasilkan tidak
berkualitas, dengan tujuan perusahaan hanya mementingkan keuntungan yang
lebih besar dibandingkan perusahaan pesaingnya.
c) Menimbulkan Skala Ekonomi yang Menurunkan Biaya Produksi
Perusahaan monopoli biasanya merupakan perusahaan besar, sehingga dapat
menikmati skala ekonomi yang mampu menurunkan biaya produksi. Hal ini
bisa dimaklumi sebab dalam pasar monopoli tidak perlu mengeluarkan biaya
penjualan seperti biaya promosi atau iklan seperti halnya dalam pasar
persaingan sempurna.
d) Efisiensi dalam Pengadaan Barang Publik
Tidak semua barang dapat disediakan secara efisien lewat pasar. Barang
itu umumnya dikenal sebagai barang publik (public goods). Pengadaan
barang publik hanya akan efisien dalam skala besar. Contohnya pengadaan
jalan raya, jembatan, pelabuhan laut, transportasi, telekomunikasi dan
air minum.
2) Keburukan Pasar Monopoli
a) Penyimpangan Alokasi Sumber Daya
Kekuatan monopoli menyebabkan penyalahgunaan alokasi sumber daya.
Perusahaan monopoli dengan sengaja membatasi tingkat outputnya untuk
memaksimalkan laba. Hal ini dilakukan di antaranya dengan menetapkan
harga yang tinggi ketika permintaan meningkat dan tidak disertai dengan
persediaan barang yang cukup sehingga akhirnya mendorong kenaikan harga.
b) Adanya Ketidakadilan atau Kesenjangan dalam Pembagian Pendapatan
Karena seorang monopolis memiliki kekuatan untuk memengaruhi harga, ia
bisa mendapatkan keuntungan di atas normal dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.
c) Mengurangi Kesejahteraan Konsumen
Konsumen harus membayar harga di atas biaya untuk memproduksi komoditas
tersebut akan berakibat pada menurunnya tingkat kesejahteraan mereka.
d) Adanya Eksploitasi terhadap Konsumen dan Pekerja
Monopoli menimbulkan eksploitasi, baik terhadap konsumen maupun terhadap
tenaga kerja. Eksploitasi ini timbul karena monopoli selalu berproduksi
(baik dalam keadaan memperoleh laba maupun rugi) pada harga yang lebih
tinggi dari biaya marjinalnya (P>MC). Bagi konsumen, hal ini
menimbulkan kerugian karena mereka harus membayar harga yang lebih
tinggi dari biaya produksinya. Adapun bagi pekerja, mereka akan dibayar
lebih rendah dari harga jual yang diterima monopolis.
e) Memburuknya Kondisi Makroekonomi Nasional
Tidak adanya persaingan dapat menyebabkan penurunan kualitas dan
kuantitas barang yang diproduksi. Keseimbangan dalam pasar monopoli
terjadi di bawah keseimbangan ekonomi, karena tidak seluruh terpakai
sesuai dengan kapasitas produksi, sehingga menimbulkan pengangguran.
Keadaan ini akan melemahkan daya beli, dan memaksa perusahaan
memproduksi lebih sedikit lagi. Jika keadaan ini terus berlanjut,
kondisi ekonomi secara keseluruhan menjadi lebih buruk, seperti
mengakibatkan stagflasi (kemandegan dalam pertumbuhan ekonomi dan
inflasi).
f) Memburuknya Kondisi Perekonomian Dunia
Tuntutan perdagangan bebas memang dapat meningkatkan efisiensi, tetapi
tanpa disadari adanya perusahaan-perusahaan besar (terutama
perusahaan-perusahaan multinasional/MNC) telah menjadi perusahaan
monopoli alamiah. Karena sahamnya dimiliki pihak swasta, tujuan
perusahaan ini adalah maksimalisasi laba. Jika dibiarkan terus berlanjut
tanpa koordinasi yang baik, akan menggilas perusahaan-perusahaan yang
ada di negara-negara sedang berkembang.
Kurva permintaan pada pasar monopoli memiliki kemiringan (slope) negatif
yang menunjukkan adanya perbandingan terbalik antara harga dan
kuantitas yang diminta. Karena dalam pasar monopoli seorang monopolis
merupakan penjual tunggal, kurva permintaan yang terbentuk sama dengan
kurva permintaan pasar.
Kurva permintaan seperti ini juga secara tidak langsung menyatakan bahwa
jika ingin menjual output lebih banyak, seorang monopolis harus
menurunkan harga barangnya.
6.3. Pasar Oligopoli
Secara etimologis, oligopoli berarti beberapa penjual atau produsen.
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk interaksi permintaan dan penawaran
ketika terdapat beberapa penjual, biasanya antara 2 sampai dengan 10
penjual yang menguasai seluruh permintaan pasar. Jika hanya terdapat 2
perusahaan bentuk pasar itu disebut duopoli. Oligopoli dibedakan
berdasarkan produknya menjadi oligopoli murni dan oligopoli
terdiferensiasi. Disebut oligopoli murni jika terdapat produk homogen,
dan disebut oligopoli terdiferensiasi jika produknya mengalami perbedaan
corak.
Dalam oligopoli tiap-tiap perusahaan menetapkan kebijaksanaan sendiri
antara lain mengenai kebijakan penetapan harga dan kuantitas produk.
Kebijaksanaan ini akan direspons oleh perusahaan lainnya karena akan
berpengaruh terhadap penjualan dan keuntungan perusahaannya.
Untuk mengetahui apakah suatu pasar berstruktur oligopoli atau tidak, berikut beberapa ciri atau karakteristik pasar oligopoli.
a. Terdapat beberapa penjual yang menguasai pasar
Penawaran satu jenis barang hanya dikuasai oleh beberapa perusahaan.
b. Barang yang dijual dapat homogen dan juga dapat terdiferensiasi
Barang yang standar biasanya dihasilkan oleh perusahaan yang
menghasilkan bahan mentah, sedangkan barang yang berbeda corak pada
umumnya merupakan barang jadi.
c. Terdapat hambatan untuk keluar masuk pasar
Hambatan dalam pasar oligopoli tidak sekuat dalam pasar monopoli.
d. Satu di antara para oligopoli berperan sebagai market leader
Market leader memiliki pangsa pasar terbesar dan memiliki kekuatan untuk
menetapkan harga dan para penjual lain terpaksa mengikutinya.
e. Adanya ketergantungan yang kuat antar perusahaan
Ciri khas keterkaitan ini antara lain adalah penurunan harga suatu
perusahaan cenderung akan diikuti oleh perusahaan lainnya. Akan tetapi
apabila ada perusahaan yang menaikkan harganya perusahaan lain belum
tentu atau tidak mengikutinya.
f. Perusahaan oligopoli biasanya menggunakan promosi melalui iklan
Iklan terutama sangat dibutuhkan untuk oligopolis yang menghasilkan
barang berbeda corak dalam rangka mempertahankan pangsa pasar yang telah
dikuasai dan merebut pangsa pasar baru.
g. Jumlah penjualnya sedikit (oligo)
Mereka dapat saling memantau setiap gerakan dari semua pesaingnya.
Bentuk pasar oligopoli sangat sulit dianalisis secara grafis (seperti
yang dilakukan pada pasar persaingan sempurna maupun monopoli), karena
adanya saling ketergantungan antar perusahaan. Contoh pasar oligopoli
murni antara lain dijumpai dalam industri semen, perusahaan semen, baja,
alumunium dan produk lain yang hampir semuanya distandardisasi. Contoh
oligopoli yang terdiferensiasi adalah industri-industri yang memproduksi
mobil, rokok, komputer pribadi (PC), dan sebagian besar peralatan
elektronik yang pasarnya didominasi tiga atau empat perusahaan besar .
6.4. Pasar Persaingan Monopolistik
Tipe pasar tidak sempurna lainnya adalah pasar persaingan monopolistik.
Pasar persaingan monopolistik adalah suatu bentuk interaksi antara
permintaan dengan penawaran ketika terdapat sejumlah besar penjual yang
menawarkan barang yang serupa tapi tak sama, karena masing-masing
memiliki ciri khas tersendiri. Pada hakikatnya pasar persaingan
monopolistik berada di antara dua jenis pasar yang ekstrim, yaitu pasar
persaingan sempurna dan pasar monopoli. Oleh karena itu, sifat-sifatnya
mengandung unsur pasar persaingan sempurna dan monopoli.
Bentuk pasar ini pertama kali diperkenalkan oleh ekonom Amerika Serikat
Edward Chamberlin dan Joan Violet Robinson pada 1930-an. Bentuk pasar
ini timbul karena adanya ketidakpuasan terhadap model pasar persaingan
sempurna yang anggapan dasarnya kurang realistis (misalnya mengenai ciri
adanya barang yang homogen). Jika dilihat dari struktur pasarnya,
kebanyakan perusahaan termasuk ke dalam kategori pasar persaingan
monopolistik.
Pasar persaingan monopolistik menyerupai pasar persaingan sempurna dalam
beberapa hal. Namun, ada beberapa ciri atau karakteristik mendasar yang
membedakannya. Berikut beberapa ciri atau karakteristik pasar
persaingan monopolistik.
a. Terdapat Banyak penjual, Walaupun tidak Sebanyak pada Persaingan Sempurna
Pada pasar persaingan monopolistik tidak ada satupun produsen yang
memiliki skala produksi yang lebih besar dari produsen lainnya.
b. Barang yang Diperjualbelikan Terdiferensiasi (memiliki perbedaan corak)
Hal ini yang membedakan pasar persaingan monopolistik dengan pasar
persaingan sempurna, ketika barang yang dihasilkan oleh satu produsen
dapat dibedakan dengan produsen lainnya. Meskipun jenis barang cenderung
sama, biasanya tetap bisa dibedakan dari kemasan atau kualitasnya.
c. Adanya Kemampuan Penjual untuk Mempengaruhi Harga
Dalam pasar persaingan monopolistik, produsen memiliki kemampuan
memengaruhi harga walaupun tidak sekuat dalam pasar monopoli. Kemampuan
ini antara lain terlihat dari upaya produsen untuk mempertahankan ciri
khas dan keunggulan dari produk yang dihasilkannya. Misalnya untuk
industri deterjen, produk A terkenal dengan keharumannya atau produk B
lebih lembut di tangan.
d. Penjual Mudah Keluar Masuk Pasar
Perusahaan lain mudah keluar masuk pasar dengan syarat memiliki
kemampuan untuk menciptakan produk dengan corak yang berbeda dan lebih
menarik dari produk sebelumnya.
e. Terdapat Kegiatan Promosi
Terdapat kegiatan promosi dapat memengaruhi citra masyarakat terhadap
produk yang dihasilkan perusahaan, karena dalam pasar persaingan
monopolistik, harga bukanlah satu-satunya faktor yang bisa mempengaruhi
konsumen.
Model persaingan monopolistik Chamberlin berdasarkan beberapa asumsi
yang memasukkan hampir semua unsur persaingan sempurna dan juga
memasukkan unsur pasar monopoli. Model ini dirumuskan karena adanya rasa
ketidakpuasan terhadap model pasar persaingan sempurna yang asumsinya
kurang realistis (seperti anggapan jenis produk yang homogen).
6.5. Pasar Monopsoni
Pasar Monopsoni biasanya diartikan sebagai suatu keadaan ketika hanya
terdapat seorang pembeli tunggal. Tentu saja harus ada dua pihak dalam
transaksi jual beli, yaitu penjual dan pembeli. Monopsoni dikatakan ada,
tidak hanya jika ada satu pembeli tunggal, tetapi juga jika ada lebih
dari satu pembeli yang bertindak bersama-sama seolah-olah mereka adalah
pembeli tunggal. Jika semua perusahaan yang ada dalam pasar membeli
barang atau jasa yang sama atau menggunakan faktor produksi yang sama,
dan mereka bekerja sama dalam kegiatan pembelian serta menentukan harga
beli yang sama, sebenarnya mereka bertindak sebagai suatu perusahaan,
sehingga model pasar monopsoni dapat diterapkan.
Pasar monopsoni merupakan kebalikan dari struktur pasar monopoli, karena
pasar ini merupakan bentuk pemusatan pembeli. Bentuk pasar monopsoni
antara lain ditunjukkan oleh adanya permintaan dan pasar yang dikuasai
oleh pembeli tunggal. Dalam monopsoni pembeli berhadapan dengan kurva
penawaran yang mempunyai slope positif, tindakannya dapat menaikkan atau
menurunkan harga. Umumnya bentuk pasar ini terdapat pada kalangan
produsen dan jarang pada kalangan konsumen. Misalnya pembelian tiang
listrik dikuasai oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).
6.6. Pasar Oligopsoni
Pasar oligopsoni adalah suatu bentuk pasar yang dikuasai oleh lebih dari
dua orang pembeli dengan penawaran dari sejumlah produsen/penjual.
Setiap pembeli memiliki peran cukup besar untuk mempengaruhi harga yang
dibelinya. Bentuk pasar ini ini merupakan kebalikan dari struktur pasar
oligopoli. Seperti halnya monopoli, oligopsoni merupakan bentuk
pemusatan pembeli. Oligopsoni merupakan suatu bentuk pasar yang terdiri
atas pembeli-pembeli besar dan pembeli-pembeli kecil.
Jika diringkas penggolongan bentuk pasar ini terlihat dalam Tabel 6.
Tabel 6. Tipe-Tipe Struktur Pasar
Tabel 6. Tipe-Tipe Struktur Pasar
Struktur Pasar
|
Jumlah
Penjual
|
Hambatan
|
Kemampuan
Penetapan Harga
|
Jenis
Produk
|
Contoh
|
Persaingan Sempurna
|
Banyak
|
Tidak ada (sangat mudah)
|
Tidak ada (price taker)
|
Homogen
|
Produk pertanian
|
Monopoli
|
Tunggal
|
Ada (sangat sulit)
|
Sangat besar (price maker)
|
Produknya unik/khas
|
PLN
|
Persaingan Monopolistik
|
Beberapa
|
Tidak ada (relatif mudah)
|
Sedikit
|
Terdiferensiasi
|
Industri, deterjen, dan pakaian
|
Oligopoli
|
Beberapa
|
Cukup besar
|
Dengan kerja sama: sangat besar
|
Homogen dan terdiferensiasi
|
Industri seng, baja (homogen)
|
Tanpa kerja sama: sedikit
|
Industri mobil, rokok (terdiferensiasi)
|
||||
Monopsoni
|
Jumlah pembeli satu
|
Ada (sangat sulit)
|
sangat besar (price maker)
|
Homogen
|
Tiang listrik
|
Oligopsoni
|
Beberapa
|
Cukup besar
|
Dengan kerja sama: sangat besar
|
Homogen dan terdiferensiasi
|
Tembakau, cengkih untuk rokok
|
Tanpa kerja sama: sedikit
|
G. Pasar Komoditas
7.1. Pengertian dan Cara Perdagangan Pasar Komoditas
Pasar komoditas adalah interaksi antara permintaan dan penawaran
terhadap barang dan jasa. Dalam perekonomian tertutup, permintaan utama
berasal dari sektor rumah tangga dan pemerintah. Permintaan tersebut
umumnya merupakan permintaan akan barang dan jasa akhir. Penawaran
barang dan jasa berasal dari sektor perusahaan.
Di dalam perekonomian modern, terutama dengan makin tingginya tingkat
spesialisasi, tidak semua perusahaan memproduksi sendiri bahan baku yang
dipakai untuk memproduksi barang dan jasa. Sebagai contoh, perusahaan
mobil tidak menambang sendiri bijih besi yang dibutuhkan, demikian juga
fasilitas mesin pembuat rangka mobilnya, karena akan lebih efisien bagi
perusahaan tersebut apabila membeli mesin dari perusahaan yang bergerak
di bidang permesinan. Dengan kata lain, mesin yang dibeli perusahaan
tersebut merupakan input perantara untuk memproduksi mobil.
Beberapa komoditas lain yang umumnya diperjualbelikan di bursa komoditas
biasanya memiliki standar tertentu, antara lain barang-barang hasil
produksi dan industri, hasil pertambangan, hasil pertanian dan
perkebunan. Komoditas-komoditas tersebut antara lain adalah kopi, gula,
jagung, cengkeh, kedelai, emas, tembaga, kapas, lada, gandum, dan minyak
kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil atau CPO).
Siapa sajakah yang menjadi anggota bursa komoditas? Anggota bursa
komoditas secara garis besar di bagi dua yaitu sebagai berikut.
a. Anggota Biasa
Anggota biasa terdiri atas semua WNI yang memiliki badan usaha formal seperti firma, CV, PT, dan koperasi. Anggota biasa terbagi atas pedagang biasa dan pedagang perantara (pialang).
b. Anggota Luar Biasa
Anggota luar biasa, tidak hanya terbuka bagi WNI, tapi juga perwakilan
WNA baik perseorangan maupun badan usaha, investor domestik maupun
asing, dan lembaga keuangan nonbank yang berkedudukan di dalam maupun
luar negeri.
Perdagangan di bursa komoditas dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Perdagangan fisik (Physical Trading) yang bersifat efektif.
Pada perdagangan fisik terjadi penyerahan barang dari penjual kepada
pembeli secara fisik pada waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian
jual beli. Pembayaran dilakukan secara tunai.
b. Perdagangan berjangka (Future Trading) yang bersifat spekulatif.
Dalam perdagangan berjangka, setelah transaksi terjadi tidak secara
langsung disertai dengan penyerahan barang dan jasa secara fisik.
Penyerahan dilakukan beberapa saat kemudian atau sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan dengan tingkat harga yang tetap.
Untuk memperlancar transaksi dan memudahkan pengawasan bursa komoditas,
pemerintah membentuk Badan Pembina Bursa Komoditas (BPBK) dan Badan
Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPEBTI).
7.2. Fungsi dan Manfaat Pasar Komoditas
a. Fungsi Pasar Komoditas
Fungsi pasar komoditas antara lain sebagai berikut.
1) Sebagai tempat atau sarana untuk memperoleh informasi tentang beberapa jenis barang yang diperdagangkan di pasar dunia.
2) Sebagai tempat atau sarana untuk mengadakan transaksi berbagai barang yang berlaku di pasaran dunia.
3) Sebagai tempat atau sarana untuk memantau dan mengatur perdagangan barang.
b. Manfaat Pasar Komoditas
Manfaat pasar komoditas antara lain sebagai berikut.
1) Bagi penjual (produsen)
Pasar barang dapat mempermudah pemasaran atau penjualannya.
2) Bagi pembeli (konsumen)
Pasar barang dapat mempermudah konsumen dalam mendapatkan barang yang diinginkan dengan kualitas terjamin.
3) Bagi pemerintah
Pembentukan pasar barang bagi pemerintah dapat memberi kan tambahan
devisa. Dengan devisa akan memudahkan pemerintah untuk melakukan
berbagai transaksi internasional yang dapat meningkatkan pendapatan
nasional.
H. Pasar Input
Sebagaimana Anda ketahui, pasar untuk suatu barang atau jasa tertentu
dilihat sebagai ‘tempat’ bertemunya permintaan dan penawaran satu macam
barang dan jasa. Kata ‘tempat’ dalam konteks pengertian tersebut
bukanlah tempat dalam arti fisik, sebab yang terpenting dalam ilmu
ekonomi adalah interaksi antara permintaan dan penawaran barang atau
jasa tersebut. Adapun input atau faktor produksi adalah barang atau jasa
yang digunakan sebagai masukan dalam suatu proses produksi. Jadi, pasar
input atau pasar faktor produksi adalah interaksi antara permintaan dan
penawaran terhadap terhadap barang atau jasa sebagai masukan (input)
pada suatu proses produksi.
Harga faktor produksi ditentukan oleh interaksi permintaan dan penawaran
faktor produksi. Permintaan input di pasar faktor produksi merupakan
permintaan turunan (derived demand), artinya permintaan input bergantung
pada permintaan outputnya. Penawarannya sangat bergantung pada
sifat-sifat faktor produksinya. Misalnya, penawaran tanah bersifat
inelastik sempurna (vertikal) karena jumlahnya terbatas. Ini berarti,
berapapun perubahan harga yang terjadi tidak akan berpengaruh terhadap
jumlah tanah yang ditawarkan.
Tabel 7. Faktor-Faktor Produksi
Tabel 7. Faktor-Faktor Produksi
Faktor Produksi
|
Harga Faktor Produksi
|
Tanah
|
Sewa (rent)
|
Tenaga kerja
|
Upah/gaji (wage)
|
Modal
|
Bunga (interest)
|
Kewirausahaan
|
Keuntungan (profit)
|
8.1. Pasar Faktor Produksi Sumber Daya Alam (Natural Resources)
Faktor produksi sumber daya alam adalah semua kekayaan alam yang dapat
digunakan dalam proses produksi. Contoh yang termasuk faktor produksi
sumber daya alam antara lain tanah, air, udara, sinar matahari, dan
barang tambang. Dengan demikian pasar faktor produksi sumber daya alam
sebenarnya berkaitan dengan permintaan dan penawaran sumber daya alam
(terutama tanah) dari pelaku ekonomi
untuk keperluan produksi atau investasi. Balas jasa atas penggunaan
faktor produksi tanah di dalam proses produksi adalah dalam bentuk sewa
(rent). Misalnya, untuk keperluan membangun rumah, pabrik,
gedung-gedung, dan jembatan.
Kurva Permintaan dan penawaran tanah terlihat dalam Kurva 6 berikut.
Kurva permintaan tanah, menunjukkan bahwa semakin tinggi harga tanah,
semakin berkurang permintaannya. Adapun penawarannya bersifat inelastik
sempurna, yang berarti berapapun perubahan harga yang terjadi tidak akan
berpengaruh terhadap jumlah tanah yang ditawarkan.
8.2. Pasar Faktor Produksi Tenaga Kerja (Labor)
Sebagaimana halnya faktor produksi sumber daya alam, tenaga kerja
merupakan faktor produksi baku, sehingga keberadaannya mutlak diperlukan
dalam sebuah proses produksi. Pasar faktor produksi tenaga kerja
berkaitan dengan pembentukan harga bagi tenaga kerja itu sendiri sebagai
salah satu faktor produksi. Tenaga kerja dalam sebuah pasar dihargai
dengan gaji atau upah. Oleh karena itu, upah tenaga kerja terbentuk dari
hasil interaksi antara permintaan dan penawaran di berbagai pasar.
Selain berkaitan dengan pembentukan harga, pasar faktor produksi tenaga
kerja juga berkaitan dengan waktu kerja, yang meliputi hari kerja dan
jam kerja. Misalnya, orang-orang mungkin memutuskan untuk kuliah atau
pensiun dini dan bekerja paruh waktu (part time) daripada penuh waktu
(full time). Semuanya itu dapat mengurangi jumlah total jam kerja
sepanjang hidup mereka. Sementara itu, pada sisi yang lain, keputusan
untuk bekerja sambilan dan mencari kerja tambahan akan menambah jam
kerja sepanjang hidup mereka.
Kurva permintaan dan penawaran di pasar tenaga kerja adalah seperti tergambar dalam kurva 7, berikut.
Kurva penawaran tenaga kerja berbentuk menekuk ke belakang (backward bending supply curve).
8.3. Pasar Faktor Produksi Modal (Capital)
Seperti dijelaskan sebelumnya, faktor produksi modal dapat diartikan
sebagai barang-barang yang diproduksi yang tahan lama dan pada
gilirannya dapat digunakan untuk proses produksi barang dan jasa-jasa
lebih lanjut. Ada tiga kategori utama dari barang-barang modal sebagai
berikut:
a. struktur, seperti pabrik dan rumah;
b. perlengkapan, seperti mobil, mesin, dan komputer;
c. inventarisasi input dan output, seperti mobil-mobil di tempat-tempat dealer.
Dalam hal faktor produksi berupa uang, modal tidaklah selalu berasal
dari milik seseorang atau perusahaan sendiri, melainkan dapat berasal
dari pihak lain, Misalnya, lembaga perbankan atau pasar modal. Semakin
rendah tingkat bunga kredit (biaya investasi), semakin besar tambahan
modal yang berasal dari sektor perbankan.
Sebaliknya, semakin tinggi tingkat bunga (biaya peminjaman), semakin
besar tambahan modal yang berasal dari pasar modal. Kalau tingkat
pengembalian yang diharapkan lebih besar dari tingkat suku bunga maka
permintaan investasi akan meningkat. Sebaliknya, kalau tingkat
pengembalian yang diharapkan lebih rendah dari tingkat suku bunga
tingkat investasi akan menurun.
8.4. Pasar Faktor Produksi Keahlian (Skill) atau Kewirausahaan (Entrepreneurship)
Sebagaimana diketahui faktor produksi keahlian atau kewirausahaan adalah
keterampilan atau keahlian yang digunakan seseorang dalam
mengkombinasikan berbagai faktor produksi untuk menghasilkan barang atau
jasa. Kewirausahaan adalah faktor produksi keempat. Bagi sebagian
ekonom, faktor produksi kewirausahaan adalah faktor produksi yang
memegang peranan vital dan merupakan lompatan besar dalam proses
produksi. Wirausaha diartikan sebagai orang yang mampu melihat peluang
dengan mengambil risiko tertentu untuk mendapatkan keuntungan.
Rangkuman :
1. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan konsumen
terhadap barang dan jasa adalah tingkat pendapatan masyarakat, harga
barang lain yang berhubungan, ukuran pasar, selera, harapan atau
ekspektasi masyarakat.
2. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat penawaran barang dan jasa
antara lain adalah harga input, teknologi, harga barang lain yang
berkaitan, dan ekspektasi produsen.
3. Permintaan (demand) didefinisikan sebagai jumlah barang dan jasa yang
diminta oleh konsumen pada berbagai tingkat harga dan faktor-faktor
lain diasumsikan tetap (ceteris paribus).
4. Hukum permintaan berbunyi jika harga suatu barang dan jasa naik
(dalam keadaan ceteris paribus), kuantitas barang dan jasa yang diminta
akan berkurang. Sebaliknya, jika harga-harga barang dan jasa turun,
jumlah kuantitas barang dan jasa yang diminta akan bertambah.
5. Penawaran (supply) didefinisikan sebagai jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan oleh produsen pada berbagai tingkat harga dan faktor-faktor
lain diasumsikan tetap (ceteris paribus).
6. Hukum penawaran berbunyi jika harga suatu barang dan jasa naik (dalam
keadaan ceteris paribus), kuantitas yang ditawarkan akan bertambah.
Sebaliknya, jika harga-harga barang dan jasa turun, jumlah kuantitas
yang tawarkan juga akan berkurang.
7. Keseimbangan pasar terjadi pada tingkat harga ketika jumlah barang
dan jasa yang diminta sama dengan jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan. Elastisitas adalah rasio yang mengukur perubahan jumlah yang
diminta atau ditawarkan sebagai akibat perubahan faktor yang
memengaruhinya.
8. Ada lima jenis koefisien elastisitas harga pada permintaan dan
penawaran, yaitu elastik, inelastik, elastik uniter, elastik sempurna,
dan inelastik sempurna.
9. Faktor-faktor yang memengaruhi elastisitas permintaan selain harga,
antara lain ketersediaan barang substitusi, jumlah penggunaan barang dan
jasa, pengeluaran atas barang dan jasa, intensitas kebutuhan, serta
masa penyesuaian.
10. Faktor-faktor yang memengaruhi elastisitas penawaran selain harga,
antara lain jumlah per sediaan, mobilitas faktor produksi, jangka waktu
produksi, dan daya tahan penyimpanan.
11. Pasar komoditas atau bursa komoditas adalah interaksi antara permintaan dan penawaran terhadap barang dan jasa.
12. Perdagangan di bursa komoditas dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Perdagangan fisik (physical trading) yang bersifat efektif.
b. Perdagangan berjangka (future trading) yang bersifat spekulatif.
13. Pasar input atau pasar faktor produksi adalah interaksi antara
permintaan dan penawaran terhadap barang atau jasa sebagai masukan pada
suatu proses produksi.
14. Permintaan input di pasar faktor produksi merupakan permintaan
turunan (derived demand), artinya permintaan input tergantung secara
tidak langsung pada permintaan outputnya.
Referensi :
Arifin, I. 2009. Membuka Cakrawala Ekonomi 1 : Untuk Kelas X Sekolah
Menengah Atas/Mandrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 170.