PENGERTIAN MANAJEMEN, TINGKATAN MANAJEMEN, MODEL KEPEMIMPINAN MANAJER | ekonomiakuntansiid
PENGERTIAN MANAJEMEN, TINGKATAN MANAJEMEN, MODEL KEPEMIMPINAN MANAJER, BIDANG MANAJEMEN
definisinya secara umum memang memiliki banyak sudut
pandang dan persepsi. Namun dalam hal visi dan tujuannya, kesemua
pengertian tersebut akan mengerucut kepada satu hal, yaitu pengambilan
keputusan.
Pengertian Manajemen yang seringkali kita dengar dalam
keseharian kita, sejatinya bermakna seni dalam mengelola dan mengatur.
Seni tersebut menjadi krusial dalam rangka menjaga kestabilan sebuah
entitas bisnis atau perusahaan dan organisasi.
Manajemen adalah
skill atau kemampuan dalam mempengaruhi orang lain agar mau melakukan
sesuatu untuk kita. Manajemen memiliki kaitan yang sangat erat dengan
leader atau pemimpin. Sebab pemimpin yang sebenanrnya adalah seseorang
yang mempunyai kemampuan untuk menjadikan orang lain lebih dihargai,
sehinnga orang lain akan melakukan segala keinginan sang leader.
Namun apakah ruang lingkup manajemen terbatas pada kepemimpinan semata?
Tentu
saja tidak. Karena kepemimpinan hanyalah bagian dari manajemen.
Sebagaimana yang saya sebutkan di atas bahwa manajemen adalah seni dalam
mengelola. Sebuah seni tentunya tidak hanya menggunakan satu metode
semata. Metode yang digunakan haruslah banyak untuk kemudian
menjadikannya sebagai seni yang bernilai tinggi. Begitu pula dengan
manajemen. Untuk menata sebuah sistem diperlukan manajemen yang handal
agar sistem tersebut bisa berjalan sebagaimana mestinya.
Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli
Pengertian
manajemen menurut para ahli adalah definisi yang dikemukakan oleh
orang-orang ahli dalam ilmu manajemen sebagai landasan bagi kita untuk
memahami seperti apa kandungan dari ilmu tersebut.
Mary Parker Follet,
mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur
dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Ricky W. Griffin
mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien.
Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Lawrence A. Appley berpendapat bahwa pengertian manajemen merupakan keahlian untuk menggerakan orang agar melakukan sesuatu
George R. Terry,
mengatakan bahwa manajemen merupakan proses yang khas yang terdiri dari
tindakan-tindakan : perencanaan, pengorganisasian, menggerkan dan
pengawasan yang dialkukan untuk menentukan serta mencapai
sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya
manusia serta sumber-sumber lain.
Dari beberapa pengertian di
atas, dapat kita simpulkan bahwa manajemen adalah seni dalam mengatur
sistem baik orang dan perangkat lain agar dapat berjalan dan bekerja
sesuai dengan ketentuan dan tujuan entitas yang terdiri dari berbagai
aktivitas sebagaimana disebutkan oleh George Terry.
Selain itu, pemaparan di atas menunjukan bahwa manajemen dalam ekonomi
adalah Suatu keadaan terdiri dari proses yang ditunjukkan oleh garis
(line) mengarah kepada proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian, yang mana keempat proses tersebut saling
mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi,
yaitu pengambilan keputusan.
Fungsi Manajemen
Secara umum fungsi manajemen terbagi menjadi 4 macam, yaitu
Fungsi Perencanaan (Planning)
Perencanaan
adalah proses untuk menetapkan tujuan dan visi organisasi (perusahaan)
sebagai langkah awal berdirinya sebuah organisasi. Fungsi perencanaan
identik dengan penyusunan startegi, standar, dan serta arah dan tujuan
dalam mencapai tujuan perusahaan.
Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian
berhubungan dengan bagaimana mengatur sumber daya baik manusia maupun
fisik agar tersusun secara sistematis berdasarkan fungsi nya
masing-masing. Dengan kata lain, fungsi organizing ini lebih menekankan
pada bagaimana mengelompokan orang dan sumber daya agar menyatu.
Fungsi Pengarahan (Directing)
Fungsi
manajemen dalam hal pengarahan lebih menekankan pada upaya untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja dengan optimal. Mulai
dari pemberian bimbingan kerja, motivasi, penjelasan tugas rutin, dan
lain sebagainya.
Fungsi Pengendalian (Controlling)
Fungsi
pengendalian lebih fokus pada evaluasi dan penilaian atas kinerja yang
selama ini telah dilakukan dan berjalan. Fungsi pengendalian akan
melihat apakah terdapat suatu hambatan atau tidak dalam proses mencapai
tujuan organisasi.
Perkembangan Ilmu Manajemen
Seiring
dengan perkembangan dunia finansial dan ekonomi, kontribusi manajemen
pun kian berkembang pesat dalam suatu bisnis atau korporasi. Sebut saja
teknik-teknik kolaborasi antara ilmu akuntansi dan manajemen yang akan
saya ulas sedikit dalam pemaparan di bawah ini.
Lingkungan ekonomi
telah mensyaratkan pengembangan praktik-praktik akuntansi manajemen
yang inovatif dan relevan. Konsekuensinya, sistem akuntansi manajemen
berdasarkan aktivitas banyak dikembangkan dan diimplementasikan oleh
organisasi.
Selain itu, fokus sistem akuntansi manajemen telah
diperluas agar memungkinkan para manajer melayani kebutuhan pelanggan
dengan baik dan mengelola rantai nilai (value chain) perusahaan.
Lebih jauh lagi, para manajer harus menekankan waktu, kualitas, dan
efisiensi untuk mengamankan dan mempertahankan keunggulan bersaing.
Akhir-akhr
ini, munculnya e-business mensyaratkan sistem akuntansi manajemen untuk
menyediakan informasi yang memungkinkan para manajer menghadapi
lingkungan baru ini. Adapun fokus akuntansi manajemen yang merupakan
tema baru dalam akuntansi manajemen saat ini, yaitu :
Manajemen Berdasarkan Aktivitas (Activity-Based Management)
Pengertian
manajemen berdasarkan aktivitas merupakan realisasi dari adanya
permintaan informasi yang lebih akurat dan relevan dalam suatu
perusahaan.
Manajemen berdasarkan aktivitas (Activity Based Management)
adalah suatu pendekatan yang terintegrasi di seluruh sistem yang
memfokuskan perhatian manajemen terhadap berbagai aktivitas yang
bertujuan meningkatkan laba dan nilai bagi pelanggan.
Manajemen
berdasarkan aktivitas menekankan pada perhitungan biaya berdasarkan
aktivitas dan analisis nilai proses. Perhitungan biaya berdasarkan
aktivitas dapat meningkatkan keakuratan pengalokasian biaya, dengan
peratama-tama menelusuri biaya berbagai aktivitas, lalu kemudian produk
atau pelanggan yang menggunakan aktivitas tersebut.
Tingkatan manajemen dalam organisasi biasanya mempunyai sedikitnya tiga jenjang manajemen. Tingkat-tingkat manajemen yang dimaksud yaitu manajemen puncak, manajemen menengah, dan manajemen lini pertama. Untuk lebih jelasnya berikut ulasannya:
Tingkatan manajemen dalam organisasi biasanya mempunyai sedikitnya tiga jenjang manajemen. Tingkat-tingkat manajemen yang dimaksud yaitu manajemen puncak, manajemen menengah, dan manajemen lini pertama. Untuk lebih jelasnya berikut ulasannya:
Tingkat-tingkat Manajemen |
1. Manajemen Puncak (Top Level Management) - Tingkat-tingkat Manajemen
Manajemen puncak adalah tingkatan
manajemen tertinggi dalam sebuah organisasi, yang bertanggung jawab
terhadap keseluruhan aktivitas organisasi. Sebutan orang yang memegang
posisi dalam manajemen puncak adalah: direktur, presiden direktur,
dewan direksi, dan sebagainya.
2. Manajemen Menengah (Middle Management)
Manajemen menengah bertugas
mengembangkan rencana-rencana sesuai dengan tujuan dan tingkatan yang
lebih tinggi dan melaporkannya kepada top manajer. Sebutan orang yang
memegang posisi dalam manajemen menengah adalah: kepala departemen,
kepala pengawas, dan sebagainya.
3. Manajemen Lini Pertama (First Level/First Line Management)
Manajemen lini pertama merupakan
tingkatan yang paling bawah dalam suatu organisasi yang memimpin dan
mengawasi tenaga-tenaga operasional. Manajemen lini pertama ini dikenal
dengan istilah operasional (supervisor, kepala seksi, dan mandor).
Fungsi manajemen
Fungsi manajemen adalah
elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses
manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali
diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol
pada awal abad ke-20.
Ketika itu, ia menyebutkan lima
fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah,
mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut
telah diringkas menjadi tiga, yaitu:
- Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
- Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
- Pengarahan (directing)
adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok
berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan
usaha.
BIDANG-BIDANG MANAJEMEN
Bidang-Bidang Manajemen
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, pengertian manajemen ditinjau dari segi seni adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Ini berarti bahwa dalam sebuah organisasi, ada orang yang merencanakan dan mengorganisasikan serta ada tenaga pelaksana. Fungsi-fungsi seperti inilah yang disebut seni manajemen.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang-bidang manajemen itu dikhususkan berdasarkan tujuan masing-masing. Bidang-bidang manajemen itu antara lain manajemen produksi, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, manajemen personalia, dan manajemen administrasi. Uraian berikut akan membahas secara ringkas bidang-bidang manajemen tersebut.
1. Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan salah satu bidang manajemen yang penting. Ketika mutu produk atau jasa menjadi kunci dalam memenangi persaingan bisnis, peran manajemen produksi terasa semakin penting bagi perusahaan. Kegiatan produksi yang buruk dapat mengakibatkan pemborosan dalam bentuk menumpuknya persedian. Kegiatan produksi yang buruk juga dapat berakibat pada rendahnya mutu produk atau jasa yang dihasilkan. Banyak perusahaan yang gagal bersaing di pasar karena lemah dalam pengelolaan produksi. Di lain pihak, ada perusahaan yang berhasil memenangi persaingan karena mengelola kegiatan produksinya dengan baik.
a. Pengertian manajemen produksi
Manajemen produksi dapat diilustrasikan dengan sebuah sekolah menengah atas. Awalnya, kepala sekolah bersama-sama dengan dewan guru, menetapkan sasaran yang akan dicapai oleh sekolah. Contohnya, nilai rata-rata Ujian Nasional siswa atau tingkat kelulusan dalam SPMB. Untuk mencapai tujuan tersebut, sekolah membutuhkan siswa, guru, gedung sekolah, perlengkapan (misalnya papan tulis dan kapur), dan sebagainya. Sekolah merencanakan berapa jumlah siswa yang akan diterima, berapa jumlah guru yang dibutuhkan, dan sebagainya. Dalam sistem produksi, guru, siswa, gedung, peralatan, dan perlengkapan sekolah disebut masukan (input).
Di sekolah terjadi proses belajar mengajar yang melibatkan semua input. Para siswa diajar oleh guru dengan menggunakan seluruh fasilitas sekolah seperti gedung dan laboratorium. Kepala sekolah bersama wakil kepala sekolah melakukan pengendalian agar seluruh proses berjalan sesuai dengan rencana. Dalam sistem produksi, kegiatan belajar-mengajar di sekolah seperti itu dikenal dengan proses transformasi (transformation).
Setelah menjalani proses transformasi selama tiga tahun yang diakhiri dengan Ujian Nasional, siswa meninggalkan sekolah. Siswa berubah dari sebuah masukan menjadi keluaran (output).
Kemudian, kepala sekolah bersama para guru akan mengevaluasi proses belajar yang berjalan di sekolah dengan melihat hasil Ujian Nasional atau jumlah siswa yang lulus SPMB. Dalam sistem produksi, proses yang demikian disebut dengan umpan balik (feedback).
Dari uraian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa manajemen produksi adalah rangkaian kegiatan yang terencana dan terkendali dalam rangka mengubah input menjadi output, dan melakukan evaluasi terhadap output melalui umpan balik. Dari pengertian ini terdapat dua hal penting yang mendapat perhatian dalam manajemen produksi, yaitu perancangan sistem produksi dan pengendalian sistem produksi.b. Perancangan sistem produksi
Ketika merancang sistem produksi, manajemen harus mempertimbangkan rancangan produk (jasa), volume produksi, proses produksi, lokasi dan tata letak, serta rancangan kerja.
1. Rancangan produk (jasa). Rancangan produk dipelajari oleh bagian produksi untuk mengetahui berbagai aspek yang berkaitan dengan proses produksi.
Contohnya, apakah teknologi yang dimiliki saat ini mampu memproduksi produk yang diusulkan. Jika tidak memungkinkan, apakah tekonologi yang ada harus diganti sebagian atau seluruhnya.
2. Volume produksi. Manajemen harus mempertimbangkan kapasitas produksi yang dimiliki. Contohnya, apakah fasilitas produksi yang dimiliki mampu menghasilkan produk dalam jumlah yang sesuai dengan yang diharapkan.
Kemudian, berapa jumlah yang diproduksi agar tidak terjadi kelebihan produksi. Kelebihan produksi berarti menumpuknya persediaan, yang berdampak buruk bagi keuangan perusahaan.
3. Proses produksi. Ketika merancang sistem produksi, manajemen harus mempertimbangkan proses produksi yang paling efisien. Contohnya, apakah proses produksi memerlukan dukungan teknologi baru, atau cukup hanya dengan memodifikasi teknologi yang telah ada. Selain masalah efisiensi, proses produksi harus mampu memenuhi tuntutan dari rancangan produk. Dengan demikian, produk yang dihasilkan nantinya sesuai dengan yang diharapkan.
4. Lokasi dan tata letak. Setelah proses produksi dipilih, langkah selanjutnya adalah merancang lokasi dan tata letak dari proses produksi. Lokasi dan tata letak didesain sedemikian rupa sehingga efisien. Contohnya, gudang penyimpanan bahan baku dan barang jadi sebaiknya berdekatan dengan lokasi proses produksi.
Keputusan lokasi dan tata letak juga harus memperhatikan peraturan-peraturan yang berlaku. Pemerintah biasanya memiliki peraturan yang berkaitan dengan lokasi pabrik atau industri.
5. Rancangan pekerjaan. Tahap akhir dari perancangan sistem produksi adalah menentukan pembagian kerja, membuat standar kerja, dan sebagainya. Melalui rancangan pekerjaan, ditetapkan cara yang terbaik untuk melaksanakan pekerjaan.Pada tahap ini juga ditentukan para pelaksana dari sistem operasi.
c. Pengendalian sistem produksi
Pengendalian sistem produksi berkaitan dengan dua masalah utama manajemen operasi, yaitu masalah mutu dan persediaan.
1) Pengendalian mutu. Perusahaan harus dapat menjaga supaya mutu barang
tetap terjamin.
Usaha tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut.
a) Bahan baku (input) yang digunakan harus bermutu. Jika input bermutu, maka secara umum output juga akan bermutu.
b) Penggunaan teknologi maju untuk menjamin mutu.
c) Penetapan tanggal berlakunya produk. Umumnya, penggunaan produk ada batas waktunya. Produk yang melampaui batas waktu yang ditetapkan harus ditarik dari pasar.
d) Pengepakan (pengemasan) yang baik untuk mempertahankan mutu barang dan menarik perhatian konsumen.
2) Manajemen persediaan. Berhasil tidaknya perusahaan menjual barang dalam banyak hal bergantung pada ada persediaan. Dalam pemikiran yang sederhana, siapkan saja persediaan dalam jumlah yang cukup. Persediaan yang cukup besar akan membutuhkan biaya yang besar pula. Oleh karena itu, harus dipikirkan berapa jumlah persediaan yang ideal agar perusahaan beroperasi secara efisien dan efektif. Kejadian yang harus dihindari adalah bahwa pada saat ada pesanan, perusahaan tidak mempunyai persediaan barang.Untuk mengantisipasi kejadian tersebut, perlu ada kerja sama antara bagian persediaan dan bagian pemasaran. Penanganan yang terbaik adalah dengan menggunakan penghitungan jumlah persediaan yang efisien (Economic Order Quantity), peramalan kebutuhan persediaan yang tepat, dan mengontrol
persediaan secara ketat.
2. Manajemen Pemasaran
Menurut Philip Kotler, pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai.
Dari pengertian pemasaran di atas, manajemen pemasaran diartikan sebagai kegiatan pengaturan secara optimal dari fungsi pemasaran agar kegiatan pertukaran atau penyampaian barang dari produsen ke konsumen dapat berjalan lancar dan memuaskan melalui riset pasar, promosi, pengaturan organisasi pemasaran, sistem distribusi, dan bagaimana memuaskan pelanggan.
Manajemen pemasaran merupakan salah satu bidang operasional dalam perusahaan yang harus ditangani dengan sungguh-sungguh. Sebelum suatu produk dipasarkan, terlebih dahulu diperkirakan atau dipastikan apakah produk tersebut akan laku dijual atau tidak. Setiap barang yang diproduksi tidak selalu ada yang membeli. Bahkan, sering terjadi bahwa sebuah produk tidak laku di pasaran akibat tidak sesuai dengan selera pasar atau konsumen. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan riset pasar sebelum membuat produk baru.
a. Riset pasar
Pasar merupakan indikator pemberian informasi yang memengaruhi bidang-bidang lainnya. Jika salah dalam menafsirkan keadaan pasar bisa berakibat fatal dalam penentuan kebijakan perusahaan. Dalam riset pasar harus benar-benar diadakan penelitian dan sedapat mungkin dihindari pengambilan kesimpulan yang salah. Riset pasar yang dilakukan berbeda untuk setiap jenis pasar. Riset pasar untuk pasar persaingan monopoli akan berbeda dengan riset pasar untuk pasar persaingan sempurna.
b. Segmentasi, targeting, dan positioning
Proses pemilihan pasar oleh manajemen pemasaran diawali dari proses segmentasi. Segmentasi adalah proses identifikasi sekelompok konsumen homogen yang akan dilayani perusahaan. Contohnya, Astra Internasional (Astra), yang merupakan produsen mobil. Astra membuat mobil yang ditujukan sebagai kendaraan rumah tangga dan kendaraan niaga.
Oleh Astra, konsumen kendaraan keluarga kemudian dipilah lagi menjadi beberapa kelompok pasar yang homogen. Misalnya keluarga yang menyukai mobil sedan dan keluarga yang menyukai minibus. Pengelompokkan segmen pasar ke dalam beberapa kelompok pasar yang homogen disebut targeting.
Katakanlah Astra menargetkan pasar kendaraan keluarga jenis minibus yang akan dilayani. Proses selanjutnya yang harus dilakukan Astra adalah positioning. Dalam hal ini, Astra memosisikan kendaraan minibus yang diproduksinya sebagai kendaraan keluarga jenis minibus yang hemat bahan bakar.
c. Bauran pemasaran
Terdapat empat unsur penting yang perlu diperhatikan perusahaan dalam memasarkan produknya kepada konsumen. Keempat unsur tersebut adalah produk, harga, promosi, dan distribusi, atau yang lebih dikenal dengan 4P (product, price, promotion, dan place).
1) Produk (product). Perusahaan harus mampu mengidentifikasi aspek-aspek apa saja yang diinginkan oleh konsumen dari suatu produk. Selain aspek fungsional, konsumen umumnya akan mempertimbangkan aspek lain, misalnya, mutu dan kemudahan penggunaan dari suatu produk. Singkatnya, perusahaan harus mampu menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar sasarannya.
2) Harga (price). Harga memainkan peranan penting dalam pemasaran. Mutu produk yang baik menjadi tidak ada artinya apabila konsumen enggan membeli produk tersebut karena alasan harga. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan daya beli dari konsumen yang menjadi sasarannya.
3) Promosi (promotion). Banyak bukti menunjukkan bahwa keberhasilan produk dipasar ditentukan aktivitas promosi perusahaan. Penggunaan media promosi, seperti media elektronik dan cetak, adalah penting untuk menyampaikan pesan tentang produk.
4) Distribusi atau penempatan (place). Unsur terakhir dari bauran pemasaran adalah distribusi. Produk yang baik dengan harga yang wajar dan promosi yang tepat sasaran, menjadi tidak ada artinya apabila konsumen mengalami kesulitan untuk mendapatkan produk tersebut. Oleh karena itu, perusahaan memilih saluran distribusi yang sesuai dengan produk yang dipasarkan.
Keberhasilan pemasaran suatu produk atau jasa tidak tergantung hanya pada keunggulan salah satu dari unsur tersebut karena keempat unsur tersebut saling berkait. Keempat unsur pemasaran tersebut dikenal dengan istilah bauran pemasaran (marketing mix).
d. Kepuasan pelanggan
Pelanggan merupakan raja yang harus dipenuhi kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan ini mengacu pada kepuasaan konsumen dalam jangka panjang. Memberi kepuasaan pada konsumen dalam jangka panjang bukan hal yang mudah. Kepuasaan jangka panjang dapat terpenuhi dengan memperhatikan hal-hal berikut.
1) Mutu barang. Barang yang dipasarkan harus memenuhi standar mutu yang sesuai dengan keinginan konsumen.
2) Mudah mendapatkan produk tersebut.
3) Pelayanan purnajual. Barang yang dijual harus selalu diikuti penggunaannya. Jika ada kesulitan dalam penggunaannya, maka konsumen harus mendapat kepastian kepada siapa hal itu dilaporkan. Misalnya, PT Astra Internasional, pemegang merek mobil Toyota di Indonesia, memberi layanan purnajual demi kepuasaan pelanggan. Mereka mempersiapkan teknisi yang dapat membantu pemakai mobil Toyota jika mereka menemui kesulitan.
3. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah manajemen yang berhubungan dengan langkah untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan dan bagaimana penggunaannya dalam rangka mencapai tujuan. Hal-hal yang berkaitan dengan manajemen keuangan adalah manajemen sumber dana, manajemen penggunaan dana, dan pengawasan penggunaan dana.
a. Sumber dana
Manajer keuangan harus dapat memilih sumber dana yang akan digunakan dalam perusahaan. Sumber dana itu dapat berasal dari dalam perusahaan dan dari luar perusahaan.
1) Dana dari dalam perusahaan. Perusahaan dapat memperoleh dana dari perusahaan dengan kebijakan menahan pembagian dividen. Para manajer keuangan harus dapat memberi argumentasi kepada pemegang saham agar sebagian keuntungan perusahaan disisihkan untuk memperbesar dana yang sudah ada. Manajer keuangan harus memberi alasan yang tepat agar rapat umum pemegang saham menyetujui sebagian laba ditahan untuk meningkatkan aset perusahaan.
2) Dana dari luar perusahaan. Perusahaan dapat memperoleh dana dari luar seperti pasar modal, pinjaman dari bank, dan sumber-sumber lainnya. Dana dari luar perusahaan dapat berbentuk modal perusahaan dan pinjaman. Jika perusahaan menarik dana dengan cara menjual saham, dana tersebut menjadi modal sendiri.
Artinya, jumlah saham yang beredar bertambah banyak. Pemegang saham adalah pemilik dan mereka berhak mendapat dividen. Di lain pihak, dana dari luar perusahaan dalam bentuk pinjaman tidak begitu memengaruhi kebijakan perusahaan. konsekuensinya, perusahaan harus membayar bunga tanpa terikat dengan laba-rugi yang diperoleh perusahaan. Pemilihan bentuk dana dari luar tergantung dari beberapa pertimbangan, tetapi secara umum kebutuhan aktiva lancar harus menggunakan dana sendiri, sedangkan investasi sebaiknya menggunakan pinjaman.
b. Penggunaan dana
Dana yang ada pada perusahaan, baik yang bersumber dari dalam maupun dari luar perusahaan harus digunakan sebaik mungkin. Hal ini bertujuan agar nilai perusahaan semakin meningkat pada masa yang akan datang. Dana itu dapat digunakan untuk hal-hal berikut:
1) Penanaman modal jangka pendek. Penanaman modal jangka pendek diwujudkandalam usaha-usaha yang bersifat sementara, seperti pembelian surat berharga, tabungan, dan penanaman modal lainnya. Karena sifatnya jangka pendek, pembelian surat berharga harus dalam bentuk tabungan di bank, dana tersebut harus dapat dicairkan kapan pun saat dibutuhkan.
2) Penanaman modal jangka panjang. Penanaman modal jangka panjang diwujudkan dalam usaha-usaha yang bersifat permanen, seperti pembangunan gedung bertingkat atau pemberian pinjaman dengan jangka waktu pengembalian lebih dari satu tahun. Penanaman modal seperti itu harus dilakukan dengan hati-hati karena jika terjadi kesalahan akan sulit diperbaiki.
c. Pengawasan penggunaan dana
Dana yang digunakan harus diawasi agar sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan. Kesalahan penggunaan dana dapat mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Untuk tujuan efisiensi dan efektivitas, sebaiknya perusahaan menetapkan pola penggunaan dana yang disertai pola pengawasannya.
4. Manajemen Personalia
Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perseorangan. Hal-hal yang berhubungan dengan manajemen personalia antara lain sebagai berikut:
a. Penerimaan pegawai
Penerimaan pegawai harus dapat menjaring sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan. Langkah-langkah yang diperlukan pada penerimaan pegawai adalah sebagai berikut:
1) Analisis jabatan. Untuk penerimaan pegawai, terlebih dahulu diadakan analisis jabatan yang akan diisi. Berdasarkan analisis jabatan akan diketahui kriteria orang yang akan ditempatkan atau diseleksi.
2) Seleksi penerimaan pegawai. Seleksi penerimaan pegawai digunakan untuk memastikan siapa yang ditunjuk atau tepat untuk mengisi suatu jabatan. Seleksi tersebut harus dapat menggambarkan kualifikasi calon bersangkutan. Setelah berhasil menentukan orang untuk mengisi suatu jabatan, langkah berikutnya adalah tahap pelatihan.
3) Pelatihan dan pendidikan. Mempersiapkan pegawai untuk mengisi suatu pekerjaan memerlukan proses, yaitu melalui pelatihan. Pelatihan memungkinkan seseorang memiliki pengetahuan atau keterampilan untuk menduduki suatu posisi. Setelah mengikuti pelatihan diharapkan yang bersangkutan mampu bekerja sesuai dengan tuntutan pekerjaan.
b. Penilaian pegawai
Pegawai sebagai bagian dari perusahaan harus dinilai atas prestasi dan kemampuannya dalam melakukan pekerjaan. Penilain harus didasarkan atas sikap yang objektif. Seseorang tidak boleh membeda-bedakan orang lain baik karena hubungan pertemanan maupun saudara. Penilaian baik tidaknya seseorang dalam melaksanakan pekerjaan sebaiknya ditentukan oleh kemampuan orang tersebut menjabarkan pekerjaan demi mencapai tujuan dan dedikasinya dalam rangka mengemban misi organisasi.
c. Promosi dan mutasi
Setelah mengadakan penilaian atas pegawai yang bersangkutan, ada beberapa kemungkinan sebagai akibat dari penilaian tersebut.
1) Pertimbangan untuk memberhentikan. Tindakan ini terpaksa dilakukan karena yang bersangkutan tidak layak menjadi pegawai perusahaan tersebut. Layak tidaknya menjadi pegawai disebabkan oleh beberapa hal berikut:
a) Sering melakukan pelanggaran dengan sengaja.
b) Tidak dapat bekerja sama dengan orang lain.
c) Tidak memiliki kemampuan.
Memberhentikan seseorang harus dengan alasan yang jelas dan masuk akal. Sebelum diberhentikan, sebaiknya terlebih dahulu diberi peringatan.
2) Dipindahkan ke lingkup pekerjaan yang lebih sempit. Tindakan ini dilakukan sebagai akibat kesimpulan penilaian terhadap seseorang yang dianggap tidak mampu lagi mengisi jabatan lama yang lingkupnya lebih luas. Sebagai jalan keluar, ia diberi jabatan yang lebih rendah atau lebih sempit lingkupnya.
3) Dipindahkan ke jabatan lain. Tindakan ini dilakukan karena seseorang tidak cocok pada pekerjaannya yang sekarang, sehingga ia dipindahkan ke pekerjaan baru yang masih satu level.
4) Promosi. Promosi adalah pemberian kepercayaan kepada seseorang untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi. Hal ini merupakan suatu penilaian yang positif untuk orang yang bersangkutan. Promosi akan member motivasi kepada seseorang untuk bekerja lebih giat.
d. Motivasi
Menurut George Terry, salah satu fungsi manajemen adalah actuating (penggerakan). Penggerakan merupakan suatu langkah dalam organisasi agar anggota dapat atau mau bekerja dengan maksimal. Untuk bekerja secara maksimal ia perlu diberi motivasi, antara lain diberikan dalam bentuk penghargaaan terhadap prestasinya, pujian, kepastian pengembangan diri pada perusahaan, dan penghargaan bahwa ia adalah pribadi yang diperhitungkan keberadaannya.
5. Manajemen Administrasi
Manajemen administrasi memberi perhatian pada pemberian layanan di bidang administasi, penggunaan alat yang efektif, dan kemudahan pada bidang lain. Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a. Pengadministrasian kegiatan
Kegiatan dalam organisasi berukur besar sangat banyak dan beragam sehingga perlu dilengkapi dengan pengadministrasian terpadu. Bentuknya adalah bahwa setiap bagian masih mempunyai hubungan dengan bagian administrasi, baik menyangkut data, kepegawaian, hubungan ke luar, hubungan dengan pemerintah, maupun hubungan jaringan komputer pusat dengan bagian-bagian lain.
b. Pemakaian alat-alat perkantoran
Pemakaian alat-alat kantor harus efektif dan efisien agar dapat menunjang kemajuan organisasi. Setiap bagian harus diatur untuk menggunakan berbagai peralatan yang ada.
c. Pemeliharaan organisasi
Manajemen administrasi harus memikirkan keserasian dan efektivitas organisasi secara keseluruhan. Berkaitan dengan itu, manajemen administrasi harus dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan seperti data akuntansi dalam pengambilan keputusan ekonomi. Agar dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan, manajemen administrasi juga harus melakukan pengarsipan yang baik. Arsip harus
dikelola sedemikian rupa sehingga setiap orang yang membutuhkan informasi dapat memperolehnya. Dengan informasi yang lengkap, organisasi dapat beroperasi dengan baik.