PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG |ekonomiakumtansiid
Sudah menjadi
kesepakatan public bahwa tempat
bertemunya permintaan dan penawaran dan terjadi transaksi disebutn sebagai
pasar. Begitu pula mengenai pasar uang sekalipun berbeda dengan benda lainnya,
tetapi juga disebut pasar uang.
Konsep
Permintaan dan Penawaran Uang
Berikut ini akan
membahas tentang konsep permintaan dan penawaran uang. Postingan ini diharapkan dapat membantu kalian semua
dalam memahami sistem pembayaran yang ada di Indonesia.”
Uang memegang
peranan penting dalam kegiatan ekonomi suatu negara. Tanpa uang, kegiatan
perdagangan tidak akan lancar. Tanpa uang kegiatan perdagangan menjadi sangat
terbatas serta spesialisasi tidak dapat berkembang. Saat ini semua negara di
dunia menggunakan perekonomian uang. Semakin modern suatu negara, semakin
penting peranan uang dalam mendorong kegiatan perdagangannya.
Pasar Uang
adalah suatu tempat dimana akan bertemunya dimana pemilik dana untuk pinjaman
jangka pendek dapat menawarkan kepada calon peminjam dana yang membutuhkan
uang, baik secara langsung ataupun melalui perantara. Dari segi tinjauan kita,
pasar uang terdiri dari permintaan dan penawaran Uang. Maksud dari penawaran Uang
disini adalah jumlah uang yang beredar di dalam masyarakat, yaitu yang terdiri
dari uang khartal dan uang Giral. Sedangkan permintaan Uang adalah keseluruhan
jumlah uang yang ingin dipegang oleh suatu perusahaan maupun masyarakat, atau
bisa juga disebut sebagai kebutuhan masyarakat akan uang tunai.
1. PERMINTAAN UANG
Seperti yang
sudah dijelaskan diatas , permintaan uang itu adalah suatu kebutuhan masyarakat
akan uang tunai. Berdasarkan teorinya, permintaan uang ini dibagi menjadi dua
bagian yaitu teori kuantitas uang klasik dan teori uang keynesian. Sebelum
menjelaskan teori kuantitas uang klasik dan teori uang keynesian, kami akan
menjelaskan beberapa hal yang mempengaruhi permintaan uang, diantaranya adalah
sbb:
a) Pendapatan Rill, semakin tinggi pendapatan
permintaan akan uang akan semakin besar. Ini dikarenakan konsumsi dan tabungan
akan bertambah seiring dengan meningkatnya pendapatan.
b) Tingkat
Suku Bunga, semakin tinggi suku bunga permintaan akan uang untuk motif
spekulasi akan berkurang. Hal ini dikarenakan tingginya suku bunga akan membuat
biaya pinjaman uang untuk berspekulasi semakin bertambah mahal. Selain itu,
jika tingkat suku bunga tinggi, orang akan lebih baik memilih untuk menabung di
bank daripada untuk berspekulasi.
c) Tingkat Harga Umum, semakin tinggi tingkat harga
umum, permintaan akan uang akan semakin bertambah. Hal ini dikarenakan harga
barang dan jasa bertambah mahal, dan untuk membelinya diperlukan uang yang
lebih banyak pula dan mengakibatkan permintaan akan uang juga semakin
bertambah.
d) Dll
Berdasarkan
teorinya permintaan uang (money demand), dibagi menjadi dua, yaitu teori
kuantitas uang klasik dan teori uang Keynesian.
a. Teori
Kuantitas (Klasik)
Menurut
pandangan ekonomi klasik, fungsi uang hanya sebagai alat tukar. Oleh karena
itu, jumlah uang yang diminta berbanding proporsional dengan tingkat output
atau pendapatan. Jika tingkat output meningkat, jumlah uang yang diminta akan
meningkat. Demikian sebaliknya.
Teori kuantitas
uang menyatakan bahwa peru bahan nilai uang atau tingkat harga merupakan akibat
adanya perubahan jumlah uang yang beredar. Bertambahnya jumlah uang yang
beredar dalam masyarakat mengakibatkan
turunnya nilai mata uang. Menurunnya nilai mata uang sama artinya dengan
naiknya tingkat harga. Pendapat tersebut dinyatakan dalam persamaan berikut.
MV = PT
Keterangan :
M = jumlah uang
yang beredar (Money)/ Jumlah uang yang diminta
V = kecepatan
peredaran uang (Velocity Circulation of Money)/ V : Tingkat Perputaran Uang,
yaitu maksudnya berapa kali suatu mata uang berpindah tangan dalam satu periode
P = P : Tingkat Harga/tingkat harga-harga umum
(Price)
T = jumlah
transaksi barang dan jasa (Transaction)/ Volume barang yang menjadi objek
transaksi.
Di dalam
persamaan tersebut, M sama dengan jumlah uang kertas, logam, dan uang giral
yang beredar dalam perekonomian. Kecepatan peredaran uang (V) ditentukan
berdasarkan seringnya uang beredar atau berpindah tangan dalam masyarakat
selama satu tahun. Nilai P ditentukan berdasarkan indeks harga. Adapun T,
menunjukkan transaksi jumlah barang dan jasa yang diperjual belikan. Kecepatan
peredaran uang tetap dan penggunaan tenaga kerja penuh (full employment) sudah
tercapai. Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa, jumlah unit barang
yang ditransaksikan (T) dikalikan dengan harganya (P) harus selalu sama dengan
jumlah uang (M) dengan kecepatan perputarannya (V). Atau dengan kata lain, pembayaran yang
dilakukan oleh pembeli ( total pengeluaran = MV) adalah identik atau sama
dengan penerimaan oleh penjual (nilai barang yang dibeli= PT). Untuk lebih
jelasnya Irving fisher merumuskan teorinya di dalam persamaan yang sederhana,
yaitu sbb:
1) Teori Kuantitas Uang ( Teori Uang Klasik )
Teori kuantitas
uang disebut juga dengan teori Uang Klasik. Sebelumnya sudah dijelaskan
mengenai beberapa hal yang mempengaruhi permintaan akan uang, diantaranya
adalah pendapatan rill, tingkat suku bunga dan juga tingkat harga. Namun pada
teori kuantitas uang ini, Irving fisher mengasumsikan bahwa keberadaan akan
uang pada hakikatnya adalah flow concept,
yaitu tingkat permintaan uang tidak dipengaruhi oleh tingkat suku bunga, akan
tetapi besar kecilnya permintaan uang ditentukan oleh besarnya kecepatan
perputaran uang tersebut, selain itu tingkat harga dalam teori ini juga
berpengaruh. Teori ini didasarkan pada hukum SAY yaitu bahwa ekonomi akan selalu
berada dalam full employement.
b. Teori
Permintaan Uang Keynes
J. M. Keynes
Menurut Teori
Keynes ada tiga motivasi orang memegang uang, yaitu untuk transaksi,
berjaga-jaga, dan memperoleh keuntungan.
1) Motif
Transaksi (Transaction Motive)
Setiap orang
yang bekerja ingin memperoleh upah atau uang untuk membeli (transaksi)
barang-barang kebutuhannya. Masyarakat me megang uang dengan tujuan untuk
mempermudah kegiatan transaksi sehari-hari. Permintaan uang untuk transaksi
berhubungan positif dengan tingkat pendapatan, artinya jika pendapatan
meningkat, kebutuhan uang untuk bertransaksi akan meningkat.
2) Motif
Berjaga-jaga (Precaution Motive)
Hal lain yang
memotivasi orang memegang uang, yaitu persiapan untuk menghadapi hal-hal yang
tidak diinginkan atau yang tidak terduga. Misalnya, sakit atau mengalami
kecelakaan. Permintaan uang untuk berjaga-jaga berhubungan positif dengan
pendapatan. Jika pendapatan me ningkat, jumlah uang untuk berjaga-jaga juga
meningkat.
3) Motif
Mendapatkan Keuntungan (Speculation Motive)
Motivasi
menyimpan uang untuk memperoleh keuntungan disebut sebagai motivasi spekulasi.
Misalnya, membeli surat-surat berharga seperti obligasi dan saham perusahaan.
Keynes mengembangkan teori ini berdasarkan asumsi bahwa uang merupakan aset
finansial yang dapat dimiliki masyarakat. Aset lainnya, yaitu obligasi (surat
utang yang disertai janji memberikan pendapatan bunga). Permintaan uang untuk
tujuan spekulasi ditentukan oleh tingkat bunga. Hubungan antara tingkat bunga
dan permintan uang berbanding terbalik
berdasarkan pertimbangan memperoleh keuntungan (spekulasi).
2) Teori Permintaan Uang Keynes
Permintaan uang
dalan teori ini dikemukakan oleh John Maynard Keynes, teori ini berbanding
terbalik dengan teori kuantitas uang. Kalau pada kuantitas uang tidak
diperlukannya tingkat suku bunga, lain halnya dengan teori ini, di dalam teori
ini tingkat suku bunga sangat berpengaruh terhadap perilaku masyarakat untuk
memilih memegang uang tunai atau surat-surat berharga.
Penekanan faktor
tingkat bunga terhadap keinginan memegang uang inilah yang memungkinkan
analisis permintaan uang sebagai alat untuk memeroleh keuntungan. Permintaan
uang menurut John Maynard Keynes ini adalah sejumlah uang yang diminta
masyarakat untuk keperluan transaksi, berjaga-jaga, dan juga unutk spekulasi di
dalam sebuah perekonomian.
Menurut Keynes
ada 3 motif yang mempengaruhi tingkat permintaan uang, diantaranya yaitu :
a Motif Transksi ( Transaction Motive )
b Motif Berjaga-jaga (Precautionary Motive)
c Motif Spekulasi ( Speculative Motive)
Dikarenakan
adanya tiga motif inilah yang menyebabkan timbulnya tiga macam demand terhadap
permintaan uang. Diantaranya yaitu ;(1) Demand Untuk Transaksi,(2) Demand untuk Keperluan Berjaga-Jaga, (3) Demand
untuk Keperluan Spekulasi
a.
Motif Transaksi ( Transaction Motive )
Motif ini timbul
karena uang digunakan untuk melakukan pembayaran secara reguler terhadap
transaksi yang dilakukan. Besarnya permintaan uang untuk tujuan transaksi ini
ditentukan oleh besarnya tingkat pendapatan ( MDt = f(Y) ), artinya semakin
besar tingkat pendapatan yang dihasilkan, maka jumlah uang diminta untuk
transaksi juga mengalami peningkatan demikian sebaliknya.
b. Motif Berjaga-jaga ( Precautionary Motive )
Selain untuk
membiayai transaksi, maka uang diminta pula oleh masyarakat untuk keperluan di
masa mendatang yang sifatnya berjaga-jaga. Menurut Keynes jumlah uang yang
dipegang unutk berjaga-jaga tergantung dari tingkat pendapatan. Semakin tinggi
pendapatan seseorang, maka semakin tinggi pula uang yang dipegang untuk
berjaga-jaga di masa yang akan datang. Dari penjelasan diatas adapat
disimpulkan dengan persamaan sbb ( MDp = f(Y) ).
c. Motif Spekuliasi ( Spekulative Motive )
Pada suatu
sistem ekonomi modern dimana lembaga keuangan masyarakat sudah mengalami
perkembangan yang sangat pesat mendorong masyarakatnya untuk menggunakan
uangnya bagi kegiatan spekulasi, yaitu disimpan atau digunakan untuk membeli
surat-surat berharga, seperti obligasi pemerintah, saham, atau instrumen
lainnya. Faktor yang mempengaruhi besarnya permintaan uang dengan motif ini
adalah besarnya suku bunga, dividen surat-surat berharga, ataupun capital gain,
fungsi permintaannya adalah ( MDs = f(i) ).
Hubungan antara
permintaan uang untuk spekulasi dengan suku bunga adalah negative. Artinya
setiap adanya kenaikan suku bunga, maka permintaan uang untuk spekulasi akan
berkurang. Dan begitupun sebaliknya, apabila tingkat suku bunga menurun, maka
permintaan uang untuk spekulasi akan meningkat. Dari pr=enjelasan ini dapat
ditulis dengan persamaan ( N = R/i ), dimana N
itu adalah harga/nilai surat berharga, R adalah pendapatan dari surat
berharga dan juga i adalah suku bunga dari surat berharga.
MD = MDt + MDp +
MDs
Dari ketiga
motif diatas, maka formula untuk permintaan uang secara total menurut Keynes
adalah:
Atau dapat juga
dirumuskan sbb : L = L1 + L2 Dimana :
L1 = L1 (Y)
L2 = L2 (i)
Sehingga :
L = L1(Y) + L2
(i)
L = L (Y, i )
L1 : Permintaan akan uang untuk transaksi
dan berjaga-jaga yang ditentukan oleh pendapatan (Y)
L2 : Permintaan akan uang untukspekulasi
yang dipengaruhi oleh tingkat bunga ( i )
2. PENAWARAN UANG
Penawaran uang (money supply) adalah jumlah uang yang
beredar. Dalam mempelajari penawaran uang harus dibedakan antara mata uang
dalam peredaran dan uang yang beredar. Mata uang dalam peredaran adalah mata
uang yang telah dikeluarkan dan diedarkan oleh Bank Sentral. Mata uang tersebut
terdiri atas uang kertas dan uang logam. Dengan demikian, mata uang dalam
peredaran sama dengan uang kartal. Adapun uang beredar, yaitu semua jenis uang
yang berada di dalam perekonomian (mata uang dalam peredaran ditambah dengan
uang giral pada bank-bank umum).
Pada hakikatnya,
penawaran uang adalah jumlah uang yang tersedia dalam suatu perekonomian. Kita
telah mengenal kebijakan moneter, yaitu kebijakan yang bertujuan untuk mengatur
penawaran uang / mengatur jumlah uang yang beredar. Jadi penawaran uang
merupakan tugas pemerintah melalui bank sentral (Bank Indonesia).
Yang dimaksud
dengan penawaran uang disini adalah jumlah uang yang beredar di masyarakat.
Perubahan jumlah uang yang beredar secara garis besar dipengaruhi oleh uang
inti dan pelipat uang. Besarnya uang inti sangat tergantung pada tindakan-tindakan
yang ditentukan oleh pemerintah khususnya bank sentral. Pelipat uang, di lain
pihak, disamping dipengaruhi oleh perilaku bank sentral juga ditentukan oleh
perilaku agen-agen ekonomi lainnya seperti bank umum dan masyarakat domestic.
Sangat perlu
dipahami bahwa konsep uang sangat terkait pada konsep likuiditas. Suatu asset
likuid adalah asset yang dengan mudah dapat diuangkan dengantanpa kehilangan
risiko rugi. Pada satu sisi ekstrim dari spectrum likuiditas, uang tunai adalah
asset yang paling likuid dengan daya beli penuh. Pada tingkat spektrum
likuiditas moderat kita mengenal uang kuasi yang secara definitive tidak secara
langsung berfungsi sebagai medium of exchange. Pada sisi ekstrim lainnya kita
mengenal asset-aset fisik yang sangat tidak likuid sebagai alat pertukaran
seperti rumah, tanah, obligasi jangka panjang dan sebagainya.
a.
Kurva penawaran uang
Kurva penawaran
uang pada umumnya memiliki slope positif. Seperti halnya kurva permintaan uang,
jumlah uang yang beredar juga dipengaruhi oleh tingkat bunga.
b.
Pergeseran kurva penawaran uang
Faktor-faktor
yang mempengruhi pergeseran kurva penawaran uang, adalah: Tingkat
Bunga
Tingkat bunga, Merupakan
faktor utama yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam perekonomian.
Jika tingkat bunga terlalu tinggi, dunia usaha akan lesu. Selain itu Tingkat
Inflasi.
Inflasi yang
tinggi dapat melumpuhkan perekonomian. Daya beli masyarakat menjadi rendah dan
perusahaan tidak dapat menjual barang dan jasa yang ditawarkannya.Selanjutnya. Tingkat
Produksi dan Pendapatan Nasional.
Bila tingkat produksi dan pendapatan
nasional rendah, pemerintah mungkin akan memperbanyak jumlah uang yang
beredar. Dengan tujuan untuk menggairahkan dunia perbankan dan dunia usaha
(melalui peningkatan suku bunga dan peningkatan harga).
Kondisi
Kesehatan Dunia Perbankan, Juga tidak klah pengaruhnya terhadap penawaran
uang Setiap bank diharuskan memiliki cadangan uang yang cukup untuk menjaga
dana nasabah agar tetap aman. Bank Indonesia menetapkan tingkat cadangan
tertentu, yang sekaligus menjadi pengukur kesehatan bank.
Nilai Tukar Rupiah
Jika nilai tukar
rupiah menurun, pemerintah akan menurunkan jumlah rupiah yang beredar, sehingga
sesuai hukum keseimbangan permintaan dan penawaran. Tingkat bunga akan naik dan
nilai rupiah pun terangkat.
Penawaran uang
merupakan suatu variabel ekonomi yang mempengaruhi :
Suku Bunga, Nilai Tukar, Inflasi, dan Output
Barang dan Jasa.
Fluktuasi pada
penawaran uang akan berdampak pada keuntungan investasi, harga barang dan jasa,
dan secara umum pada kesejahteraan/pertumbuhan ekonomi. pada akhirnya bank
sentral akan mencoba untuk mengendalikan penawaran uang. Lalu bagaimana bank
sentral mengendalikan penawaran uang? sebelum menjawab pertanyaan ini kita
harus tahu faktor apa saja yang mempengaruhinya dan bagaimana bank sentral
menaikkan atau menurunkan jumlah uang beredar (JUB).
Disini kita akan
mengidentifikasi bagaimana proses yang terjadi dari monetary base menjadi
penawaran uang. Ada 3 pelaku dalam penawaran uang ini yaitu:
1. Bank Sentral
2. Lembaga Keuangan/Bank Umum
3. Lembaga Keuangan Non Bank
Dalam penawaran
uang, memang bank sentral memegang kendali atas monetary base dan money
supply tapi hal ini tidak cukup karena bank umum dan lembaga keuangan non
bank juga punya peran yang penting dalam menentukan jumlah uang yang beredar.
3.
Menurunkan Kurva LM
Kurva LM
menunjukkan kombinasi antara tingkat bunga (i) dan tingkat pendapatan (Y)
dengan keseimbangan pada pasar uang. Untuk menurunkan kurva LM kita mulai
dengan pasar uang.
Penawaran uang money supply (Ms) ditentukan oleh bank
sentral. Karena penyuplai uang itu
adalah bank sentral. Permintaan uang / money
demand (Md) ditentukan oleh tingkat pendapatan. Kesimbangan antara money demand dan money supply katakan pada tingkat bunga 10%. Jadi keseimbangan
pasar uang yang pertama terjadi saat tingkat bunga 10% dan tingkat pendapatan
Y1.
Kurva LM
menunjukkan kombinasi dari i dan Y dengan keseimbangan pada pasar uang yaitu
tingkat bunga 10% dan pendapatan sebesar Y1. Jadi point menggambarkan point ketika
pasar uang ekuilibrium ditandai pada tingkat pendapatan Y1. Jika pendapatan
naik menjadi Y2, maka permintaan barang dan jasa juga naik. Kenaikan permintaan
barang dan jasa ini akan menyebabkan transaksi permintaan uang akan naik. Pada
kurva ditunjukkan dengan bergeser kurva money demand ke kanan, dengan
pendapatan sebesar Y2.
Permintaan uang
yang naik, akan menyebabkan bank maupun penerbit bond akan menjual bond. Jika
bond dijual, maka harga bond akan turun. Untuk menarik kembali uang yang
beredar di masyarakat, maka bank akan menaikkan tingkat bunga, misalkan menjadi
15%. Sehingga di dapat kesimbangan pasar uang yang kedua yaitu saat tingkat
bunga sebesr 15% dan pendapatan sebesar Y2.Kedua point ini dihubungkan dan
terbentuklah kurva LM.
Jadi menurut
teori preferensi likuiditas, jika tingkat pendapatan naik, maka tingkat bunga
juga naik. Pendapatan yang naik, akan menaikkan permintaan uang dan kemudian
menaikkan tingkat bunga keseimbangan.
4. Pergerakan dan Pergeseran Kurva LM
Tingkat harga
sangat mempengaruhi terjadinya Pergeseran pada Kurva LM. Misalnya adalah sbb:
Adanya perubahan dalam parameter h dan k
melalui perubahan slope kurva LM. Jika k naik maka kurva LM akan bergeser ke
kiri (begitupun sebaliknya). Jika h naik maka kurva LM akan bergeser ke kanan
begitupun sebaliknya.
Adanya perubahan
permintaan uang untuk spekulasi otonom (LO). Jika Lo meningkat dan yang lain
tetap, kurva LM akan bergeer ke kanan dan begitupun ebaliknya.
Adanya perubahan penawaran uang, jika penawaran
uang meningkat maka kurva LM akan bergeer ke kanan dan begitupun sebaliknya.
Selain itu
peningkatan jumlah uang juga akan menggeser kurva LM kebawah. Hal ini
dikarenakan karena keseimbangan di pasar uang bahwa disaaat tingkat penawaran
uang rill tertentu, terjadinya peningkatan pendapatan ( yang meningkatkan
permintaan terhadap uang) dan yang akan menjadikan peningktan terhadap suku
bunga.
Teori penawaran
uang, meliputi teori penawaran uang tanpa bank dan teori penawaran uang modern.
a. Teori Penawaran Uang Tanpa Bank
Teori ini
merupakan teori yang paling sederhana. Teori ini merupakan gambaran dari sistem
standar emas, ketika emas menjadi satu-satunya alat pembayaran. Jumlah uang
beredar atau uang yang ditawarkan di masyarakat naik atau turun sesuai dengan
tersedianya emas di masyarakat. Dalam sistem moneter seperti itu, uang beredar
ditentukan oleh proses pasar. Adapun pemerintah, Bank Sentral, ataupun
perbankan tidak memiliki pengaruh terhadap besarnya uang yang beredar. Dalam
hal ini, penawaran uang hanya bertambah jika orang memproduksi emas (baru).
Jadi, jumlah uang beredar bergantung pada perilaku produsen emas. Produsen emas
hanya akan memproduksi apabila menguntungkan.
Standar uang
yang biasa digunakan ada dua macam, yaitu standar kertas dan standar logam.
1) Standar Kertas
Standar kertas
adalah sistem keuangan yang menggunakan uang kertas sebagai alat tukar atau
alat pembayaran yang sah dan tidak terbatas,
tetapi tidak dapat ditukarkan dengan emas dan perak pada bank sirkulasi.
2) Standar Logam (Metalisme)
Standar logam
(metalisme) dibedakan menjadi dua, yaitu standar monometalisme dan standar
bimetalisme. Standar monometalisme (satu logam), terjadi jika suatu negara
menggunakan standar uangnya hanya satu buah logam mulia. Misalnya hanya
menggunakan emas atau menggunakan perak. Sedangkan standar bimetalisme (dua
logam), standar ini dapat dibagi menjadi tiga, yaitu standar pincang, standar
paralel, dan standar kembar.
Standar pincang adalah standar uang yang
menggunakan emas sebagai standar uang dan perak sebagai alat pembayarannya.
Standar paralel adalah standar uang yang
menggunakan dua logam mulia berupa emas dan perak secara bersama-sama sebagai
standar uangnya. Namun, perbandingan yang berlaku hanya satu macam, yaitu
menurut pasar saja.
Standar kembar
adalah standar uang yang menggunakan dua logam mulia, berupa emas dan perak
secara bersama-sama sebagai standar uangnya.
Jika suatu
negara menggunakan standar kembar, dalam negara tersebut akan berlaku Hukum
Gresham, yang berbunyi: “Bad money always drives out good money”. Artinya, uang
yang jelek akan mengusir keluar uang yang baik. Syarat berlakunya Hukum
Gresham, yaitu sebagai berikut.
Negara tersebut
menggunakan standar kembar.
Bank Sentral memperjualbelikan logam mulia,
baik berupa emas maupun perak.
Masyarakat diberikan kebebasan untuk menempa
dan melebur uang emas atau perak.
Perbandingan emas dan perak menurut pemerintah
serta pasar berbeda.
b. Teori
Penawaran Uang Modern
Dalam
perekonomian modern, para produsen emas tidak lagi memiliki peranan moneter
yang penting seperti dalam sistem standar emas. Dalam sistem standar kertas,
sumber dari terciptanya uang beredar, yaitu otoritas moneter (Bank Sentral).
Otoritas moneter merupakan produsen uang inti atau uang primer. Adapun lembaga
keuangan (perbankan) merupakan produsen uang sekunder bagi masyarakat. Keduanya
berhubungan sangat erat karena uang sekunder (uang giral) hanya bisa tumbuh
karena ada uang primer. Uang sekunder diciptakan oleh bank berdasarkan atas
uang primer yang dipegang bank (cadangan bank). Dari uraian tersebut diatas
maka penulis menyimpulkan bahwa permintaan dan penawaran uang adalah Pasar Uang sedangkan pasar uang adalah
suatu tempat dimana akan bertemunya pemilik dana untuk pinjaman jangka pendek dapat
menawarkan kepada calon peminjam dana yang membutuhkan uang, yakni pihak yang
membutuhkan dana untuk pinjaman jangka pendek.
Sumber :
Widjayanto,
Bambang , DKK. 2009. Mengasah Kemampuan Ekonomi 1: Untuk SMA/ MA. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
SUMBER : Buku
Ekonomi karangan Mandala Manurung dan Pratama Rahaja www. Google.com