PENGERTIAN KONSUMSI |ekonomiakuntansiid
PENGERTIAN KONSUMSI
Konsumsi sebagai suatu kegiatan ekonomi
Selain itu konsumsi merupakan tujuan
akhir seluruh kegiatan ekonomi masyarakat. Mungkin saja terjadi orang dapat
memenuhi sebagian kebutuhannya dengan
jalan langsung dan mudah. Apabila kita tinggal mengambil singkong atau sayuran
dikebun sendiri, proses produksi dan konsumsinya sederhana. Akan tetapi, dalam
masyarakat modern dimana telah dilkukan pembagian kerja dan penggunaan uang,
proses tersebut menjadi jauh lebih kompleks. Orang harus mencari pekerjaan
untuk mendapatkan penghasilan, kemudian dari penghasilannya itu baru dapat
membeli barang dan jasa yang dikonsumsi. Berikut ini akan dikemukakan
pengertian konsumsi, tujuan konsumsi, persoalan ekonomi yang dihadapi konsumen,
hubungan konsumsi dengan pendapatan, pola konsumsi, dan Teori konsumsi : hukum
tambahan kepuasan yang semakin menurun.
A.Pengertian Konsumsi
Konsumsi
dalam arti ekonomi adalah semua penggunaan barang dan jasa yang dilakukan
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Barang dan jasayang digunakan dalam
proses produksi tidak termasuk konsumsi karena barang dan jasa tersebut tidak
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Karena barang dan jasa dalam
proses produksi itu digunakan untuk memproduksi barang lain.
Barang konsumsi adalah barang yang langsung dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia, sedang barang produksi adalah barang yang dipergunakan
untuk menghasilkan barang lain. Makanya itu seorang konsumen tidak mungkin jadi
produsen. Akan tetapi produsen bisa menjadi konsumen seperti petani disatu sisi
sebagai produsen dilain sisi sebagai konsumen barang lain untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Pada umumnya
barang mempunyai faedah/kegunaan (utility)bagi manusia. Faedah didefinisikan
sebagai kemampuan suatu barang untuk memenuhi suatu kebutuhan, sekalipun tidak
semua barang berfaedah kepada semua orang akan tetapi yang pasti barang itu
berpaedah bagi manusia. Seperti barang bagi orang berkolestrol tinggi tentu
suadah terbatas faedahnya. Makanya itu dikatakan, konsumsi adalah menghabiskan
atau mengurangi nilai guna suatu barang .kapan saja dan dimana saja konsumen
boleh melakukan konsumsi.
B. Tujuan Konsumsi
Tujuan mengonsumsi
adalah memperoleh kepuasan setinggi-tingginya danmencapai tingkat kemakmuran
dalam arti pemenuhan kebutuhan berbagai macam kebutuhan. Kebutuhan itu baik
kebutuhan pokok/primer, sekunder, tersier/barang mewah, maupunkebutuhan jasmani
dan rohani.
C. Persoalan Ekonomi Yang
Dihadapi Konsumen
Keutamaan persoalan ekonomi yang
dihadapi oleh setiap orang dan setiap keluarga adalah kehidupan yang layak
sebagai manusia dan sebagai wrga masyarakat. Untuk itu dibutuhkan berbagai
macam barang dan jasa, seperti pakaian, makanan, rumah, kendaraan, TV, radio
dan lain-lain. Kesemuanya itu memerlukan uang.Dengan demikian, persoalannya
adalah bagaimana dengan penghasilan tertentu dan terbatas orang dapat memenuhi
kebutuhannya dengan sebaik mungkin.
D. Hubungan Konsumsi Dengan
Pendapatan
Barangkali semua orang sependapat bahwa
gambaran kemakmuran dapat dilihat besarnya konsumsi seseorang atau suatu
masyarakat. Semakin tinggi tingkat konsumsi, semakin makmur seseorang.
Sebaliknya, semakin rendah tingkat konsumsi, berarti semakin miskin. Untuk
dapat mengonsumsi, seseorang harus
mempunya pendapatan.Sebab besarkecilnya konsumsi seseoarang sangat ditentukan
oleh pendapatannya. Begitupula sebaliknya pendapatan setiap orang sangat
menentukan sedikit banyaknya konsumsinya
setiap orang. Berikut ini hubungan konsumsi dengan pendapatan dapat dirumuskn
asebagai berikut.
Pendapatan(p) =
Konsusi(k)+Tabungan(t)
John Maynard Keynes
merumuskan hubungan antara pendapatan dan konsumsi sebagai berikut:
C=a+bY
Keterangan;
C= pengeluaran untuk konsumsi (consumption)
a= besarnya konsumsi pada aat
pendapatan tidak ada (sama dengan nol), disebut konsumsi otonom.
b= besarnya ambahan konsumsi yang disebabkan tambahan pendapatan,
disebut hasrat berkonsumsi marjinal (MPC=marginal
propensity to consume)
Secara matematis dirumuskan
: MPC=
.

Y= Pendapatan (Income)
Dari
rumusan yang dikemukakan oleh Keynes, dapat diketahui bahwa pendapat sangat
berpengaruh terhadap sedikit banyaknya konsumsi setiap orang. Makanya itu
dikatakan bahwa semakin banyak penghasilan setiap orang semakin besar pula
konsumsinya karena banyak yang akan dikonsumsi. Sekaligus semakin banyak pula
tabungannya. Kalaupun penghasilan yang banyak itu ada kelebihan dari konsuminya
maka itulah dikatakan tabungan.
Y=C+S (S =
tabungan/saving)
S=Y-C
Padahal ; C= a+bY
Maka : S=Y-(a+bY)
=Y-a-bY
Jadi : S= -a+(1-b)Y
Dimana (1-b) disebut hasrata menabung marjinal
(MPS= Marginal propensity to save), artinya besarnya tambahan tabungan yang
disebabkan oleh bertambahnya pendapatan.
Secara matematis dirumuskan :
MPS=
.

Karena ; (b)+(1-b)=1
Maka : MPC+MPS=1
Sebagai contoh pada saat
pendapatan sebesar Rp. 300.000,00 perbulan jumlah yang dikonsumsi sebanyak
Rp.240.000,00 setelah pendapatannya menjadi Rp.400.000,00 konsumsinya bertambah
menjadi Rp. 320.000,00, maka besarnya MPC adalah 0,8. Artinya bila terjadi
kenaikan pendapatan, maka 80 % dari kenaikan pendapatan itu akan digunakan
untuk menambah konsumsi, sedangkan sisanya yang 20% ditabung (MPS=0,20).
E. Pola Konsumsi
Pengertian pola konsumsi
adalah susunan tingkat kebutuhan seseorang atau rumah tangga untuk jangka waktu
tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya.Dalam menyusun pola konsumsi,
pada umumnya orang akan mendahulukan kebutuhan pokok. Misalnya untuk makan,
pakaian, perumahan, kesehatan, dan pendidikan . Adapun kebutuhan lain yang
kurang pokok baru akan dipenuhi jika penghasiannya mencukupi. Dengan kata lain,
jika penghasilan seseorang berkurang, kebutuhan-kebutuhan yang kurang penting
akan ditunda pemenuhnnya.Pola konsumsi setiap rumah tangga atau setiap orang
berbeda. Orang berpenghasilan rendah, pola konsumsinya berlainan dengan pola
konsumsi yang berpenghasilan tinggi.Pola konsumsi petani tentu berlainan dengan
pola konsumsi pengusaha.