Kebijakan Ekspor |ekonomiakuntansiid
Terjadinya defisit
dalam neraca pembayaran pada dasarnya disebabkan impor lebih besar dari pada
ekspor. Untuk itu upaya menghilangkanya diperlukan suatu kebijakan ekspor agar
ekspor bias jauh lebih besar dari pada ekspor. Selain itu defisit bisa ditempuh
dengan cara membatasi impor kemudian pemerintah mengambil kebijakan ekspor
dengan cara meningkatkan ekspor. Sekalipun mekebijakan meningkatkan ekspor
tidaklah mudah, karena besarnya ekspor tidak hanya tergantung dai pada produksi
dalam negeri, melainkan terutama dari permintaan luar negeri. Sedangkan
permintaan luar negeri selain tergantung dari kebutuhan mereka akan jenis
barang, juga tergantung dari kualitas barang produksi negara pengekspor barang
atau jasa. Mkanya itu untuk meningkatkan ekspor dibutuhkan suatu kebijakan.
Sebelum membahas masalah ekspor dan
impor Indonesia,terlebih dahulu makalah ini akan membahas definisi dari ekspor
dan impor dan pengaruhnya terhadap Perekonomian Indonesia. Sekalipun pengertian
impor pada tulisan sebelunya sudah ada, akan tetapi apasalahnya kalau diulang
kembali pada tulisan ini.
1. Definisi
Ekspor Impor
Ekspor adalah proses transportasi
barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya
dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk
mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke
negara lain. Ekspor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari
bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Ekspor adalah bagian penting dari
perdagangan internasional, lawannya adalah impor(Dari Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas).
Impor adalah proses transportasi
barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya
dalam proses perdagangan. Proses impor umumnya adalah tindakan memasukan barang
atau komoditas dari negara lain ke dalam negeri. Impor barang secara besar
umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun
penerima. Impor adalah bagian penting dari perdagangan internasional, lawannya
adalah ekspor (Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)
2. Jenis Ekspor
Kegiatan ekspor terbagi menjadi
2, yaitu:
· Ekspor langsung
Ekspor langsung adalah cara
menjual barang atau jasa melalui perantara/ eksportir yang bertempat di negara
lain atau negara tujuan ekspor. Penjualan dilakukan melalui distributor dan
perwakilan penjualan perusahaan. Keuntungannya, produksi terpusat di negara
asal dan kontrol terhadap distribusi lebih baik. Kelemahannya, biaya
transportasi lebih tinggi untuk produk dalam skala besar dan adanya hambatan perdagangan
serta proteksionisme.
· Ekspor tidak langsung
Ekspor tidak langsung adalah
teknik dimana barang dijual melalui perantara/ eksportir negara asal kemudian
dijual oleh perantara tersebut. Dengan menggunakan cara ini, eksporter memiliki
kesempatan untuk.. Melalui, perusahaan manajemen ekspor ( export management
comapanies ) dan perusahaan pengekspor ( export trading companies ).
Kelebihannya, sumber daya produksi terkonsentrasi dan tidak perlu menangani
ekspor secara langsung. Kelemahannya, kontrol terhadap distribusi kurang dan
pengetahuan terhadap operasi di negara lain kurang.
Umumnya, industri jasa
menggunakan ekspor langsung sedangkan industri manufaktur menggunakan keduanya.
3. Tahap-tahap
Dalam perencanaan ekspor, perlu
dilakukan berbagai persiapan, berikut 4 langkah persiapannya:
1. Identifikasi pasar yang potensial
2. Penyesuaian antara kebutuhan pasar dengan
kemampuan, SWOT analisis
3. Melakukan Pertemuan, dengan
eksportir,agen,dll
4. Alokasi sumber daya
4. Produk ekspor dari negara Indonesia
Secara umum produk ekspor dapat
dibedakan menjadi dua yaitu barang migas dan barang non migas. Barang migas
atau minyak bumi dan gas adalah barang tambang yang berupa minyak bumi dan gas.
Barang non migas adalah barang-barang yangukan berupa minyak bumi dan
gas,seperti hasil perkebunan,pertanian,peternakan,perikanan dan hasil
pertambangan yang bukan berupa minyak bumi dan gas.
Produk ekspor Indonesia meliputi
hasil produk pertanian, hasil hutan, hasil perikanan, hasil pertambangan, hasil
industri dan begitupun juga jasa.
a. Hasil Pertanian
*karet, kopi kelapa sawit,
cengkeh,teh,lada,kina,tembakau dan cokelat.
b. Hasil Hutan
*kayu dan rotan. Ekspor kayu atau rotan tidak boleh dalam bentuk kayu
gelondongan atau bahan mentah, namun dalam bentuk barang setengah jadi maupun
barang jadi, seperti mebel.
c. Hasil Perikanan
*Hasil perikanan yang banyak di
ekspor merupakan hasil dari laut. produk ekspor hasil perikanan, antara lain
ikan tuna, cakalang, udang dan bandeng.
d. Hasil Pertambangan
*Barang tambang yang di ekspor
timah, alumunium, batu bara tembaga dan emas.
e. Hasil Industri
*Semen, pupuk, tekstil, dan
pakaian jadi.
f. Jasa
*Dalam bidang jasa, Indonesia
mengirim tenaga kerja keluar negeri antara lain ke malaysia dan negara-negara
timur tengah.
5. Ekspor Indonesia dari tahun ke tahun
Tahun
|
Ekspor Indonesia setahun
|
2004
|
US$71,58 miliar
|
2005
|
US$85,56 miliar
|
2006
|
US$100.79 miliar
|
2007
|
US$114.10 miliar
|
2008
|
US$137,02 miliar
|
2009
|
US$116,5 miliar
|
2010
|
US$157.77 miliar
|
6.
Dumping
Barang Dumping adalah barang yang
diimpor dengan tingkat Harga Ekspor yang lebih rendah dari Nilai Normalnya di
negara pengekspor
Menurut Hamdy Hady, dumping
dibagi menjadi 3 yaitu :
Persistant dumping
Kecenderungan monopoli yang berkelanjutan
dari suatu perusahaan di pasar domestik untuk memperoleh profit maksimum dengan
menetapkan harga yang lebih tinggi di dalam negeri daripada di luar negeri
Predatory dumping
Tindakan perusahaan untuk menjual barangnya
di luar negeri dengan harga yang lebih murah untuk sementara , sehingga dapat
menggusur atau mengalahkan perusahaan lain dari persaingan bisnis. Setelah
dapat memonopoli pasar , barulah harga dinaikkan untuk mendapat profit yang
maksimum
Sporadic dumping
Tindakan perusahaan untuk menjual produknya
di luar negeri dengan harga yang lebih murah secara sporadis dibandingkan harga
di dalam negeri karena adanya surplus produksi di dalam negeri
Menurut Robert Willig ada 5 tipe
dumping yang dilihat dari tujuan eksportir, kekuatan pasar dan struktur pasar
import, antara lain:
1. Market Expansion Dumping
Perusahaan pengeksport bisa
meraih untung dengan menetapkan “mark-up” yang lebih rendah di pasar import
karena menghadapi elastisitas permintaan yang lebih besar selama harga yang
ditawarkan rendah.
2. Cyclical Dumping
Motivasi dumping jenis ini muncul
dari adanya biaya marginal yang luar biasa rendah atau tidak jelas, kemungkinan
biaya produksi yang menyertai kondisi dari kelebihan kapasitas produksi yang
terpisah dari pembuatan produk terkait.
3. State Trading Dumping
Latar belakang dan motivasinya
mungkin sama dengan kategori dumping lainnya, tapi yang menonjol adalah
akuisisi.
4. Strategic Dumping
Istilah ini diadopsi untuk
menggambarkan ekspor yang merugikan perusahaan saingan di negara pengimpor
melalui strategis keseluruhan negara pengekspor, baik dengan cara pemotongan
harga ekspor maupun dengan pembatasan masuknya produk yang sama ke pasar negara
pengekspor. Jika bagian dari porsi pasar domestik tiap eksportir independen
cukup besar dalam tolok ukur skala ekonomi, maka memperoleh keuntungan dari
besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh pesaing-pesaing asing.
5. Predatory Dumping
Istilah predatory dumping dipakai
pada ekspor dengan harga rendah dengan tujuan mendepak pesaing dari pasar,
dalam rangka memperoleh kekuatan monopoli di pasar negara pengimpor. Akibat
terburuk dari dumping jenis ini adalah matinya perusahan-perusahaan yang
memproduksi barang sejenis.
ALASAN MENERAPKAN DUMPING
1. Mematikan saingan agar dapat memonopoli
(predatory dumping)
2. Kelebihan kapasitas karena permintaan
menurun (cycling dumping)
3. Memperbesar pangsa pasar (market
expansion dumping)
4. Mendapatkan mata uang asing
(state-trading dumping)
5. Untuk menerapkan berbagai strategi
Dumping dapat dilaksanakan jika =
Harga Ekspor < Nilai Nominal
7. Kegiatan pertukaran barang dan jasa antara
Indonesia dan luar negeri
Secara umum pertukaran barang dan
jasa antara satu negara dengan negara lain dilakukan dalam bentuk kerjasama
antar lain:
1. Kerjasama Bilateral
Kerjasama bilateral adalah
kerjasama yang dilakukan oleh kedua negara dalam pertukaran barangdan jasa.
2. Kerjasama regional
Kerjasama regional adalah
kerjasama yang dilakukan dua negara atau lebih yang berada dalam satu kawasan
atau wilayah tertentu.
3. Kerjasama multilateral
Kerjasama multilateral adalah
kerjasama yang dilakukan oleh lebih dua negara yang dilakukan dari seluruh
dunia.
8. Manfaat kegiatan ekspor
Berikut ini manfaat dari kegiatan
ekspor :
1. Dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat.
2. Pendapatan negara akan
bertambah karena adanya devisa.
3. Meningkatkan perekonomian
rakyat.
4. Mendorong berkembangnya
kegiatan industry
9. Kesalahan umum
Ada beberapa kesalahan umum yang
sering dilakukan oleh perusahaan yang baru melakukan ekspor,yaitu:
1. Tidak melakukan penyelidikan yang lengkap
sebelum melakukan ekspor.
2. Tidak melakukan konsultasi terlebih
dahulu.
10. Kondisi Ekspor Indonesia
Pengutamaan Ekspor bagi Indonesia
sudah digalakkan sejak tahun 1983.Sejak saat itu,ekspor menjadi perhatian dalam
memacu pertumbuhan ekonomi seiring dengan berubahnya strategi
industrialisasi-dari penekanan pada industri substitusi impor ke industri
promosi ekspor. Konsumen dalam negeri membeli barang impor atau konsumen luar
negeri membeli barang domestik,menjadi sesuatu yang sangat lazim. Persaingan
sangat tajam antarberbagai produk. Selain harga,kualitas atau mutu barang
menjadi faktor penentu daya saing suatu produk. Secara kumulatif, nilai ekspor
Indonesia Januari-Oktober 2008 mencapai USD118,43 miliar atau meningkat 26,92
persen dibanding periode yang sama tahun 2007, sementara ekspor nonmigas
mencapai USD92,26 miliar atau meningkat 21,63 persen. Sementara itu menurut
sektor, ekspor hasil pertanian, industri, serta hasil tambang dan lainnya pada
periode tersebut meningkat masing-masing 34,65 persen, 21,04 persen, dan 21,57
persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun selama periode ini pula,
ekspor dari 10 golongan barang memberikan kontribusi 58,8 persen terhadap total
ekspor nonmigas. Kesepuluh golongan tersebut adalah, lemak dan minyak hewan
nabati, bahan bakar mineral, mesin atau peralatan listrik, karet dan barang
dari karet, mesin-mesin atau pesawat mekanik. Kemudian ada pula bijih, kerak,
dan abu logam, kertas atau karton, pakaian jadi bukan rajutan, kayu dan barang
dari kayu, serta timah.
Selama periode Januari-Oktober
2008, ekspor dari 10 golongan barang tersebut memberikan kontribusi sebesar
58,80 persen terhadap total ekspor nonmigas. Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10
golongan barang tersebut meningkat 27,71 persen terhadap periode yang sama
tahun 2007. Sementara itu, peranan ekspor nonmigas di luar 10 golongan barang
pada Januari-Oktober 2008 sebesar 41,20 persen.
Jepang pun masih merupakan negara
tujuan ekspor terbesar dengan nilai USD11,80 miliar (12,80 persen), diikuti
Amerika Serikat dengan nilai USD10,67 miliar (11,57 persen), dan Singapura
dengan nilai USD8, 67 miliar (9,40 persen).
Peranan dan perkembangan ekspor nonmigas
Indonesia menurut sektor untuk periode Januari-Oktober tahun 2008 dibanding
tahun 2007 dapat dilihat pada. Ekspor produk pertanian, produk industri serta
produk pertambangan dan lainnya masing-masing meningkat 34,65 persen, 21,04
persen, dan 21,57 persen.
Dilihat dari kontribusinya
terhadap ekspor keseluruhan Januari-Oktober 2008, kontribusi ekspor produk
industri adalah sebesar 64,13 persen, sedangkan kontribusi ekspor produk
pertanian adalah sebesar 3,31 persen, dan kontribusi ekspor produk pertambangan
adalah sebesar 10,46 persen, sementara kontribusi ekspor migas adalah sebesar
22,10 persen.
Daftar Fustaka
Boediono.1981.
Ekonomi internasional.Yogyakarta; BP-FEUGM.
Ellsworth, P.T.and J. Clark
Leith. 1975.The International Economics. 7 th ed. Manila; Rrichard D. Irwin
Rahardja
Pratamara, SE. 1995. EKONOMI KUR.1994.Klate nutara.
Nopirin. 1983. Ekonomi
Internasional; Pembayaran Internasional. Yokyakarta: Liberty
Meredith,Geofrey
G.et al. 1989.Kewirausahaan: Teori dan
Praktek (Seri Manajemen). Jakarta PPM.