B.ILMU EKONOMI
2.Ilmu ekonomi dan kedudukannya dalam ilmu-ilmu sosial
Stategi untuk memelihara dsan mengebangkan dunia, yang biasanya dikelompokkan menjadi ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial.
Ilmu pengetahuan alam menyelidiki keadaan alam beserta isinya, baik mengenai makhluk hidup maupun makhluk tak hidup, Ilmu pengetahuan sosial menyelidiki manusia dan masyarakatnya. Penyelidikannya terutama berkaitan dengan perilaku. Khusus ilmu ekonomi, subyak ekonomi adalah manusia itu sendiri dan dan lembaga-lembaga yang terlibat dalam perekonomian. Adapun obyek ilmu ekonomi adalah cara-cara atau tindakan-tindakan manusia dalam mengalokasikan sumber daya yang ada.
Sifat-sifat khusus ilmu ekonmi dan ilmu sosial
a. Ilmu ekomi dan ilmu sosial
b.Pernyataan positif dan normatif
c. Ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro
d. Ilmu ekonomi dan kemakmuran; (1)Tingkat kesejahteraan,(2)Produktivitas tenaga kerja, (3) Distribusi pendapatan
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP
EKONOMI
Ilmu ekonomi dan ilmu sosial
Pengertian ilmu sosial
Ilmu sosial (Inggris:social
science) atau ilmu pengetahuan sosial adalah sekelompok disiplin akademis yang
mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan
sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan
penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metoda kuantitatif
dan kualitatif.
Ilmu sosial, dalam mempelajari
aspek-aspek masyarakat secara subjektif, inter-subjektif, dan objektif atau
struktural, sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila dibanding dengan ilmu alam.
Namun sekarang, beberapa bagian dari ilmu sosial telah banyak menggunakan
metoda kuantitatif. Demikian pula, pendekatan interdisiplin dan lintas-disiplin
dalam penelitian sosial terhadap perilaku manusia serta faktor sosial dan
lingkungan yang mempengaruhinya telah membuat banyak peneliti ilmu alam
tertarik pada beberapa aspek dalam metodologi ilmu sosial.[1] Penggunaan metoda
kuantitatif dan kualitatif telah makin banyak diintegrasikan dalam studi
tentang tindakan manusia serta implikasi dan konsekuensinya.
cabang utama
Cabang-cabang utama dari ilmu
sosial adalah:
• Antropologi, yang mempelajari
tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu
• Ekonomi, yang mempelajari
produksi dan pembagian kekayaan dalam masyarakat
• Geografi, yang mempelajari
lokasi dan variasi keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan
bumi
• Hukum, yang mempelajari sistem aturan
yang telah dilembagakan
• Linguistik, yang mempelajari
aspek kognitif dan sosial dari bahasa
• Pendidikan, yang mempelajari
masalah yang berkaitan dengan belajar, pembelajaran, serta pembentukan karakter
dan moral
• Politik, yang mempelajari
pemerintahan sekelompok manusia (termasuk negara)
• Psikologi, yang mempelajari
tingkah laku dan proses mental
• Sejarah, yang mempelajari masa
lalu yang berhubungan dengan umat manusia
• Sosiologi, yang mempelajari
masyarakat dan hubungan antar manusia di
Pengertian Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang
mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti
masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang
tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas.
Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan (Ingg: scarcity).
Kata "ekonomi" sendiri
berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah
tangga" dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan
secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau
"manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi
atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
Secara umum, subyek dalam ekonomi
dapat dibagi dengan beberapa cara, yang paling terkenal adalah mikroekonomi vs
makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif
(deskriptif) vs normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya. Ekonomi juga
difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan
pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang selain
bidang moneter, seperti misalnya penelitian perilaku kriminal, penelitian
ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga dan lainnya. Hal ini
dimungkinkan karena pada dasarnya ekonomi — seperti yang telah disebutkan di
atas — adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia. Banyak teori yang
dipelajari dalam ilmu ekonomi diantaranya adalah teori pasar bebas, teori
lingkaran ekonomi, invisble hand, informatic economy, daya tahan ekonomi,
merkantilisme, briton woods, dan sebagainya.
Ada sebuah peningkatan trend
untuk mengaplikasikan ide dan metode ekonomi dalam konteks yang lebih luas.
Fokus analisa ekonomi adalah "pembuatan keputusan" dalam berbagai bidang
dimana orang dihadapi pada pilihan-pilihan. misalnya bidang pendidikan,
pernikahan, kesehatan, hukum, kriminal, perang, dan agama. Gary Becker dari
University of Chicago adalah seorang perintis trend ini. Dalam
artikel-artikelnya ia menerangkan bahwa ekonomi seharusnya tidak ditegaskan
melalui pokok persoalannya, tetapi sebaiknya ditegaskan sebagai pendekatan
untuk menerangkan perilaku manusia. Pendapatnya ini terkadang digambarkan
sebagai ekonomi imperialis oleh beberapa kritikus.
Banyak ahli ekonomi mainstream
merasa bahwa kombinasi antara teori dengan data yang ada sudah cukup untuk
membuat kita mengerti fenomena yang ada di dunia. Ilmu ekonomi akan mengalami
perubahan besar dalam ide, konsep, dan metodenya; walaupun menurut pendapat
kritikus, kadang-kadang perubahan tersebut malah merusak konsep yang benar
sehingga tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Hal ini menimbulkan pertanyaan
"apa seharusnya dilakukan para ahli ekonomi?" The traditional Chicago
School, with its emphasis on economics being an empirical science aimed at
explaining real-world phenomena, has insisted on the powerfulness of price
theory as the tool of analysis. On the other hand, some economic theorists have
formed the view that a consistent economic theory may be useful even if at
present no real world economy bears out its prediction.
Dalam hal ini Profesor Paul
Anthony Samuelson, seorang ahli ekonomi dari Massachusetts Institute of
Technology (MIT), telah mengumpulkan sekurang-kurangnya enam buah definisi dari
berbagai ahli lain.
Keenam definisi itu masing-masing
adalah sebagai berikut :
1. Ilmu ekonomi, atau ekonomi
politik (politicale economy) adalah suatu studi tentang kegiatan-kegiatan yang
dengan atau tanpa menggunakan uang, mencakup atau melibatkan
transaksi-transaksi pertukaran antarmanusia.
2. Ilmu ekonomi adalah suatu
studi mengenai bagaimana orang menjatuhkan
pilihan yang tepat untuk
memanfaatkan sumber-sumber produktif (tanah, tenaga kerja, barang-barang modal
semisal mesin, dan pengetahuan teknik) yang langka dan terbatas jumlahnya,
untuk menghasilkan berbagai barang (misalnya gandum daging, mantel, perahu
layar, konser musik, jalan raya, pesawat pembom) serta mendistribusikan
(membagikan) nya kepada pelbagai anggota masyarakat untuk mereka
pakai/konsumsi.
3. Ilmu ekonomi adalah studi
tentang manusia dalam kegiatan hidup mereka sehari hari, (untuk) mendapat dan
menikmati kehidupan.
4. Ilmu ekonomi adalah studi
tentang bagaimana manusia bertingkah pekerti untuk mengorganisasi
kegiatan-kegiatan konsumsi dan produksinya.
5. Ilmu ekonomi adalah suatu
studi tentang kekayaan.
6. Ilmu ekonomi adalah suatu
studi tentang cara-cara memperbaiki masyarakat.
Ilmu ekonomi merupakan cabang
ilmu sosial yang mempelajari berbagai perilaku pelaku ekonomi terhadap
keputusan-keputusan ekonomi yang dibuat. Ilmu ini diperlukan sebagai kerangka
berpikir untuk dapat melakukan pilihan terhadap berbagai sumber daya yang
terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas.
Lingkup Ilmu Ekonomi
a. Microeconomics adalah bagian
dari ilmu ekonomi yang membahas perilaku individu dalam membuat keputusan penggunaan
berbagai unit ekonomi. Di sini ada perusahaan dan rumah tangga.
Microeconomics is the study of
individual people and businesses and the interaction of those decisions in
markets.
Studies:
• Prices and Quantities
• Effects of government
regulation and taxes
b. Macroeconomics adalah bagian
dari ilmu ekonomi yang menjelaskan perilaku
ekonomi secara keseluruhan
(economic aggregates)— akan terkait dengan income, output, employment, dan
lain-lain—dalam kerangka atau skala nasional.
Macroeconomics is the study of
the national economy and the global economy as a whole.
Studies:
• Average prices and total
employment, income, and production
• Effects of taxes, government
spending, a budget deficits on total jobs and
incomes
• Effects of money and interest
rates
Pembagian Ilmu Ekonomi (Alferd W.
Stonier dan Douglas C. Hague)
1. Descriptive Economics (ilmu
ekonomi deskriptif).
Di sini dikumpulkan semua
kenyataan yang penting tentang pokok pembicaraan (topik) yang tertentu, artinya
mendiskripsikan data-data yang menjelaskan berbagai fenomena dan kenyataan yang
terjadi. misalnya: sistem pertanian di Bali, atau industri katun di India.
2. Economic Theory (ilmu ekonomi
teori atau teori ekonomi atau analisis ekonomi).
Di sini kita memberikan
penjelasan yang disederhanakan tentang caranya suatu sistem ekonomi bekerja dan
ciri-ciri yang penting dari sistem seperti itu. Teori ekonomi dibangun dengan
landasan pengamatan sebab akibat berdasarkan aksi dan reaksi yang terjadi dalam
kehidupan ekonomi masyarakat.
3. Applied Economics (ilmu
ekonomi terapan).
Di sini kita mencoba
mempergunakan rangka dasar umum dan analisis yang diberikan oleh ekonomi teori
untuk menerangkan sebab-sebab dan arti pentingnya kejadian-kejadian yang
dilaporkan oleh para ahli ekonomi deskriptif.
The Method of Economics
a. Positive economics
Positive economics studies
economic behavior without making judgments. It describes what exists and how it
works.
Ekonomi positif adalah pendekatan
ekonomi yang mempelajari berbagai pelaku dan proses bekerjanya aktivitas
ekonomi, tanpa menggunakan suatu pandangan subjektif untuk menyatakan bahwa
sesuatu itu baik atau jelek dari sudut pandang ekonomi.
Ekonomi positif di bagi menjadi
dua, yaitu ekonomi deskriptif dan ekonomi teori.
b. Normative economics
Normative economics, also called
policy economics, analyzes outcomes of economic behavior, evaluates them as
good or bad.
Oleh beberapa ahli dari hal ini
membangun yang disebut dengan politik ekonomi (political economics), salah satu
cabangnya ekonomi kelembagaan. ekonomi normatif adalah pendekatan ekonomi dalam
mempelajari perilaku ekonomi yang terjadi, dengan mencoba memberikan penilaian
baik atau buruk berdasarkan pertimbangan subjektif.
Adapun tiga masalah pokok dalam
perekonomian, yaitu :
1. Jenis barang dan jasa apa yang
akan diproduksi?
2. Bagaimana menghasilkan barang
dan jasa tersebut?
3. Untuk siapa barang dan jasa
tersebut dihasilkan?
Memecahkan Masalah Ekonomi :
1. Barang Apa Yang Akan
Diproduksi (What): Ditentukan Oleh Hak Memilih Dalam Nilai Rupiah Yang Dimiliki
Konsumen
2. Bagaimana Barang Diproduksi
(How): Ditentukan Oleh Persaingan Diantara Produsen
3. Bagi Siapa Barang Dibuat (For
Whom): Ditentukan Oleh Pola Permintaan Dan Penawaran Di Pasar Atas Faktor
Produksi
Pernyataan positif dan normatif
Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang
mempelajari perilaku individu dan masyarakat membuat pilihan (dengan atau tanpa
uang) menggunakan sumbersumber yang terbatas, dengan cara atau alternatif
terbaik untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai pemuas kebutuhan manusia
yang (relatif) tidak terbatas. Barang dan jasa yang dihasilkan kemudian
didistribusikan untuk kebutuhan konsumsi sekarang dan di masa yang akan datang
kepada berbagai individu dan kelompok masyarakat.
Secara fundamental dan historis,
ilmu ekonomi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Ilmu Ekonomi Positif
Hanya membahas deskripsi mengenai
fakta, situasi dan hubungan yang terjadi dalam ekonomi. Merupakan ilmu yang
melibatkan diri dalam masalah “apakah yang terjadi”. Oleh karena itu ilmu
ekonomi netral terhadap nilai – nilai. Artinya, ilmu ekonomi positif atau bebas
nilai, hanya menjelaskan ‘apakah harga itu’ dan ‘apakah yang terjadi jika harga
itu naik atau turun’ bukan ‘apakah harga itu adil atau tidak’
2. Ilmu ekonomi normatif
Membahas pertimbangan – pertimbangan
nilai etika. Ilmu ekonomi normatif beranggapan bahwa ilmu ekonomi harus
melibatkan diri dalam mencari jawaban atas masalah “apakah yang seharusnya
terjadi”.
Ilmu ekonomi sebagai bagian dari ilmu
sosial, tentu berkaitan dengan bidang disiplin akademis ilmu sosial lainnya,
seperti ilmu politik, sosiologi, psikologi, antropologi, sejarah, geografi dll.
Sebagai disiplin yang mengkaji tentang aspek ekonomi dan tingkah laku manusia,
juga berarti mengkajiperistiwa – peristiwa ekonomi yang terjadi di dalam masyarakat.
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa
tujuan ilmu ekonomi adalah untuk mencari pengertian tentang hubungan peristiwa ekonomi,
baik berupa hubungan kausal maupun fungsional dan untuk dapat menguasai masalah
– masalah ekonomi yang di hadapi oleh masyarakat.
Untuk mengkaji ilmu ekonomi perlu dibedakan
pada dua kondisi yakni kondisi realita dan kondisi ideal yang diinginkan.
Kondisi realita merupakan fakta apa yang terjadi dan sedang terjadi dalam suatu
perekonomian, sedangkan kondisi ideal merupakan kondisi yang dinginkan. Dengan
kondisi yang berbeda tersebut maka digunakan pendekatan-pendekatan yang berbeda
untuk mempelajarinya.
Pernyataan Positif Pernyataan ini
menggambarkan fakta-fakta dan perilaku-perilaku yang terjadi dalam suatu
perekonomian. Berhubungan dengan perkiraan tentang apa yang sudah dan akan
terjadi sebagai akibat suatu atau serangkaian tindakan/peristiwa. Pernyataan
positif mnerangkan tentang hal- hal yang akan terjadi dalam ekonomi.oleh karena
itu kebenaran pernyataan tersebut dapat dilihat dengan membandingkan isi
pernyataan itu dengan peristiwa yang sebenarnya terjadi..
Misalnya, bila pendapatan masyarakat naik,
permintaan terhadap barang-barang elektronik dan otomotif meningkat. Dengan
semakin berkembangnya teknologi pertanian, penawaran akan produk-produk
tersebut menjadi meningkat, tetapi pada akhirnya menyebabkan harga produk
pertanian menjadi sangat murah. Kasus-kasus di atas merupakan contoh dari
pernyataan positif, di mana penyelesaian masalah-masalah tersebut dapat diuji
kebenarannya dengan fakta-fakta yang ada.
Pernyataan Normatif Pernyataan ini mengaitkan
berbagai pertimbangan nilai (value judgment), etika dan agama, yaitu
pertimbangan tentang apa yang baik dan apa yang buruk. Oleh sebab itu,
pernyataan normatif berkaitan dengan masalah-masalah ekonomi kesejahteraan
(welfare economics). Karena, masalah- masalah tersebut menyangkut hal-hal yang
diharapkan atau diinginkan sebagai akibat atau serangkaian tindakan kebijakan
pemerintah.
Misalnya, banyak pelaku ekonomi yang bertanya,
“Berapakah nilai tukar dollar yang ideal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
sehingga para eksportir maupun importir sama- sama diuntungkan?”. Pertanyaan
ini adalah salah satu contoh pertanyaan yang normatif, karena pertanyaan ini
menanyakan apa yang sebaiknya harus terjadi. Kebenaran pernyataan normatif
sangat sulit dibandingkan dengan fakta-fakta yang ada, karena sangat bergantung
pada pertimbangan-pertimbangan seperti yang telah disebutkan di atas.
Dengan demikian, pernyataan ekonomi positif
menganalisa tentang apa adanya yang terjadi, dalam suatu peristiwa
perekonomian, sedangkan ekonomi normatif menganalisa tentang apa yang
seharusnya terjadi karena tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah yang
diarahkan sedemikian rupa agar segala yang diinginkan dapat tercapai dengan
hasil yang optimal.
Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro
Ilmu ekonomi memiliki ruang
lingkup mikro dan makro sehingga mudah untuk dipelajari. Keduanya memberikan
batasan dan asumsi yang jelas.
Ekomi Mikro
Ekonomi Mikro merupakan cabang
ilmu ekonomi yang khusus mempelajari bagian-bagian kecil (aspek individual)
dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Analisis dalam teori ekonomi mikro
antara lain meliputi perilaku pembeli (konsumen) dan produsen secara individua
dalam pasar. Sikap dan perilaku konsumen tercermin dalam menggunakan pendapatan
yang diperolehnya, sedangkan sikap dan perilaku produsen tercermin dalam
menawarkan barangnya. Jadi inti dalam ekonomi mikro adalah masalah penentuan
harga, sehingga ekonomi mikro sering dinamakan dengan teori harga (price theory).
Tujuan dan sasaran analisis
ekonomi mikro lebih dititikberatkan kepada bagaimana membuat pilihan untuk;
1) mewujudkan efisiensi dalam
penggunaan sumber-sumber, dan
2) mencapai kepuasan yang
maksimum.
Ekonomi Makro
Ekonomi Makro merupakan cabang
ilmu ekonomi yang khusus mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian sebagai
suatu keseluruhan (agregate) berkaitan dengan penggunaan faktor produksi yang
tersedia secara efisien agar kemakmuran masyarakat dapat dimaksimumkan. Apabila
yang dibicarakan masalah produsen, maka yang dianalisis produsen secara
keseluruhan, demikian halnya jika konsumen maka yang diananlisis adalah seluruh
konsumen dalam mengalokasikan pendapatannya untuk membeli barang/jasa yang
dihasilkan oleh perekonomian. Demikian juga dengan variabel permintaan,
penawaran, perusahaan, harga dan sebaginya. Intinya ekonomi makro menganalisis
penentuan tingkat kegiatan ekonomi yang diukur dari pendapatan, sehingga
ekonomi makro sering dinamakan sebagai teori pendapatan (income theory).
Tujuan dan sasaran analisis
ekonomi makro antara lain membahas masalah
1) sisi permintaan agregate dalam
menentukan tingkat kegiatan ekonomi, dan
2) pentingnya kebijakan dan
campur tangan pemerintah untuk mewujudkan prestasi kegiatan ekonomi yang
diinginkan.
Peralatan Analisis
Ilmu ekonomi memerlukan alat
analisis untuk menerangkan teori-teorinya dan untuk menguji kebenaran
teori-teori tersebut. Grafik dan kurva adalah alat analisis yang utama, pada
tingkat yang lebih mendalam matematika memegang peranan yang sangat penting.
Selain itu, statistika juga diperlukan untuk mengumpulkan fakta dan menguji
kebenaran teori ekonomi.
Corak Analisis Ilmu Ekonomi
Ekonomi Deskriptif (descriptive
economics) menggambarkan keadaan yang sebenarnya wujud dalam perekonomian. Tugas
utamanya mengumpulkan keterangan-keterangan faktual yang relevan dengan masalah
ekonomi. Diskripsi masalah ekonomi menjadi rumit, berkaitan dengan
fakta bahwa aspek manusia
dipengaruhi oleh banyak faktor dalam prilakunya. Hal ini terjadi oleh karena
dalam masyarakat, perubahan-perubahan yang terjadi bersifat kompleks, dan
tentunya tidak hanya dipengaurhi oleh variabel-variabel ekonomi saja.
Corak analisis ilmu ekonomi
Teori Ekonomi (economics theory)
memberikan pandangan-pandangan yang menggambarkan sifat hubungan yang wujud
dalam kegiatan ekonomi, dan ramalan tentang peristiwa yang terjadi apabila
suatu keadaan yang mempengaruhinya mengalami perubahan. Tugas teori ekonomi
adalah memberikan abstraksi dari kenyataan yang terjadi dalam perekonomian.
ekonomi bersifat kompleks, untuk
itu perlu penyederhanaan dan abstrasksi yang dituangkan dalam teori.
Corak analisis ilmu ekonomi
Ekonomi Terapan (applied
economics) disebut juga ekonomi kebijakan, dengan mengambil konsep dalam teori
ekonomi dicoba untuk menerapkannya dalam kebijakan ekonomi dengan tetap
memperhatikan pada data dan fakta yang dikumpulkan oleh ekonomi deskriptive.
Tujuan – tujuan kebijakan ekonomi
antara lain;
1) Mencapai pertumbuhan ekonomi
yang pesat,
2) Menciptakan kestabilan harga,
3) Mengatasi masalah
pengangguran, dan
4) Mewujudkan distribusi
pendapatan yang merata.
Metode ilmu ekonomi
pIlmu ekonomi secara sederhana
merupakan upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang bersifat tidak
terbatas dengan alat pemenuhan kebutuhan yang berupa barang dan jasa yang
bersifat langka dan terbatas serta memiliki kegunaan yang alternatif. Untuk
itu, cara pemenuhan kebutuhannya berkaitan dengan metode – metode dalam ilmu
ekonomi tersebut.
Adapun metode yang digunakan
dalam ilmu ekonomi menurut chaurmain dan prihatin (1994:14-16) meliputi sebagai
berikut :
1. Metode induktif
Metode dimana suatu keputusan
dilakukan dengan mengumpulkan semua data informasi yang ada dalam realitas
kehidupan. Realita tersebut mencakup setiap unsur kehidupan yang dialami kehidupan,
keluarga, masyarakat likal, dan sebagainya yang mencoba mencari jalan pemecahan
sehingga upaya pemenuhan kebutuhan tersebut dapat dikaji secermat mungkin.
Sebagai contoh, upaya menghasilkan dan menyalurkan sumber daya ekonomi. upaya
tersebut dilakukan sedemikian rupa sampai diperoleh barang dan jasa yang dapat
tersedia pada jumlah, harga dan waktu yang tepat bagi pemenuhan kebutuhan
tersebut. Untuk mencapai tujuan kebutuhan tersebut, diperlukan perencanaan yang
ada dalam ilmu ekonomi berfungsi sebagai cara atau metode untuk menyusun daftar
kebutuhan terhdap sejumlah barang dan jasa yang diperlukan masyarakat.
2. Metode deduktif
Metode imu ekonomiyang bekerja
atas dasar hukum, ketentuan, atau prinsip umum yang sudah di uji kebenarannya.
Dengan metode ini, ilmu ekonomi mencoba menetapkan cara pemecahan masalah
sesuai dengan acuan, prinsip hukum, dan ketentuan yang ada dalam ilmu ekonomi.
Misalnya, dalam ilmu ekonomi terdapat hukum yang mengemukakan bahwa jika
persediaan barang dan jasa berkurang dalam masyarakat, sementara permintaannya
tetap maka barang dan jasa akan naik harganya. Bertolak dari hukum ekonomi
tersebut, para ahli ekonomi secara deduktif sudah sudah dapat menentukan bahwa
harus dijaga agar persediaan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat
tersebut selalu dapat mencukupi dalam kuantitas dan kualitasnya. Buliding
(1955:12) menyebutnya sebagai metode eksperimen intelektual (the method of
intellectual experiment)
3. Metode Matematika
Metode yang digunakan untuk
memecahkan masalah – masalah ekonomi dengan cara pemecahan soal – soal secara
matematis. Maksudnya bahwa dalam matematika terdapat kebiasaan yang dimulai
dengan pembahasan dalil – dalil. Melalui pembahasan dalil – dalil tersebut
dapat dipastikan bahwa kajiannya dapat diterima secara umum.
4. Metode statistika
Suatu metode pemecahan masalah
ekonomi dengan cara pengumpulan, pengolahan, analisis, penafsiran dan penyajian
data dalam bentuk angka – angka secara statistik. Dari angka – angka yang
disajikan kemudian dapat diketahui permasalahan yang sesungguhnya. Sebagai
contoh, pembahasan mengenai pengangguran. Dalam hal ini, dapat terlebih dahulu
diidentifikasi unsur – unsur yang berkaitan dengan pengangguran, mislanya data perusahaan, data tenaga kerja
yang terdidik atau kurang terdidik,
jenis dan jumlah lapangan kerja yang tersedia, jumlah dan tingkat upah yang
ditawarkan perusahaan, tempat perusahaan beroprasi, rata – rata tempat tinggal
para calon pekerja. dari data yang terkumpul tersebut seorang ahli ekonomi
dapat menyusun analisis dan penafsiran data secara statistik yang berhubungan
dengan pemecahan masalah pengangguran tersebut. Selanjutnya, dari angka
tersebut dapat ditentukan cara yang tepat untuk membantu mengatasi masalah pengangguran
secara akurat berdasarkan tafsiran peneliti terhadap angka – angka yang
disajikan statistik.
Pengertian Ekonomi Mikro Dan Makro Beserta
Contohnya – Membahas tentang ekonomi Mikro dan Makro. Ilmu ekonomi merupakan
ilmu yang mempelajari prilaku manusia dalam memenuhi kebutuhannya yang
keseluruhan tidak terbatas dengan memakai sumber daya yang terbata dengan
masing-masing sumber daya mempunyai alternatif penggunaan secara garis besar
ilmu ekonomi ini dapat dipisahkan menjadi dua, yakni ilmu ekonomi mikro dan
ilmu ekonomi makro.
1. Ilmu Ekonomi Makro
Ekonomi makro merupakan studi tentang ilmu
ekonomi secara keseluruhan. Ekonomi makro atau makroekonomi yang menjelaskan
perubahan pada ekonomi yang mempengaruhi, rumah tangga (household), perusahaan,
sampai pasar. Ekonomi makro sendiri dapat di pergunakan untuk menganalisis cara
terbaik agar mempengaruhi target-target kebijaksanaan, seperti stabilitas
harga, tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi dan pencapaian keseimbangan neraca
yang berkesinambungan.
Pengertian Ekonomi Mikro Dan
Makro Beserta Contohnya
Ilmu ekonomi makro pula
mempelajari masalah-masalah utama ekonomi, yaitu sebagai berikut :
1. Sampai mana seluruh sumber
daya telah dimanfaatkan dalam kegiatan ekonomi. Jika seluruh sumber daya
tersebut telah dimanfaatkan maka keadaan ini disebut full employment. Dan
sebaliknya jika masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan maka perekonomian
dalam keadaan yang under employment atau terdapat pengangguran/belum berada di
posisi kesempatan kerja penuh.
2. Sampai mana perekonomian dalam
keadaan stabil khususnya stabilitas pada bidang moneter. Jika nilai uang
cenderung menurun dalam jangka waktu yang panjang maka akan terjadi inflasi.
Dan jika sebaliknya akan terjadi deflasi.
3. Sampai mana perekonomian ini
mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan ini disertai pada distribusi pendapatan
yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pada distribusi
pendapatan terdapat trade off yaitu jika satu membaik yang lainnya akan
cenderung memburuk.
Berikut ini merupakan contoh dari ekonomi makro :
Inflasi
Inflasi merupakan masalah yang
pernah dihadapi pada tiap negara, masalah ini sangat dikaitkan dengan adanya
kenaikan harga, karena harga merupakan indikator awal untuk penentu inflasi.
Inflasi sendiri merupakan keadaan yang terdapat kecenderungan kenaikan
harga-harga dengan umum dan terus menerus. Oleh karena itu, Jika di masyarakat
akan terjadi kenaikan harga satu atau beberapa barang untuk sementara, jika hal
tersebut tidak dapat digolongkan sebagai inflasi, walaupun inflasi sendiri
tidak secara langsung menurunkan standar hidup namun hal ini tetap menjadi
masalah karena ada 3 alasan berikut:
Menyebabkan redistribusi
pendapatan di antara anggota masyarakat.
Menyebabkan penurunan efisiensi
pada ekonomi.
Menyebabkan perubahan output dan
kesempatan kerja dalam masyarakat.
Pemerintah biasanya menerapkan kebijakan
yang strategis dengan cara menaikkan suku bunga pada bank untuk orang yang
ingin menyimpan uang di bank, hal semacam ini diharapkan bisa mengurangi jumlah
uang yang beredar di masyarakat dan menurunkan inflasi. Dampak dari inflasi
yang sangat jelas yang kita rasakan ialah kenaikan harga secara terus menerus
yang ada pada pasar,yaitu sebagai berikut:
Pendapatan nasional
Pada konteks ekonomi makro, tolak ukur
untuk keberhasilan perekonomian pada suatu negara, yaitu anatara lain ialah
pendapatan nasional. Definisi dari pendapatan nasional sendiri terdapat tiga
yaitu sebagai berikut:
a. Jumlah barang dan jasa yang diproduksi di
suatu negara pada periode tertentu.
b. Jumlah balas dan jasa dari
faktor-faktor produksi dalam periode tertentu
c. Jumlah pengeluaran nasional
untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan
Berdasarkan dari tiga definisi
diatas , perhitungan pada pendapatan nasional dapat diakukan melalui tiga
pendekatan yakni sebagai berikut
Pendekatan produksi,
Pendekatan pengeluaran, serta
Pendekatan pendapatan.
Perhitungan untuk pendapatan
nasional Indonesia sendiri, dengan cara pendekatan produksi dan pendekatan
pengeluaran. Pendekatan produksi tersebut dapat dilakukan dengan cara
mengelompokkan kegiatan-kegiatan ekonomi ke dalam sembilan lapangan usaha atau
sektor utama. Serta pendekatan pengeluaran dilakukan dengan cara mengelompokan
pengeluaran dalam beberapa komponen, yaitu: pengeluaran konsumsi rumah tangga,
pembentukam modal tetap domestik bruto, pemerintah, perubahan stok, serta
ekspor barang-barang dan jasa-jasa.
Perhitungan sendiri juga
bertujuan agar mendapatkan taksiran akurat nilai untuk barang dan jasa yang
dihasilkan pada suatu negara dalam satu tahun, dan adapun manfaat-manfaatnya
antara lain sebagai berikut:
Menjadi sumber informasi untuk pemerintah.
Mengetahui struktur perekonomian
Mengetahui struktur antar daerah
Memperkirakan perubahan Pendapatan Riil
Membandingkan kemajuan ekonomi antar
negara.
Pertumbuhan ekonomi
merupakan suatu proses kenaikan
pada pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan cara memperhitungkan
dengan adanya pertambahan penduduk serta disertai dengan perubahan fundamental
dalam struktur ekonomi suatu negara.
Pembangunan ekonomi pun tidak
dapat terlepas dari pertumbuhan ekonomi atau (economic growth); pembangunan
pada ekonomi yang mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan
ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Yang dimaksud dengan pertumbuhan
ekonomi sendiri merupakan proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian
yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Dalam Suatu negara
dapat dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi jika terjadi peningkatan GNP riil
di suatu negara. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi
keberhasilan pembangunan ekonomi.
Perbedaan antara keduanya
merupakan pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yakni
dengan adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi
yang dihasilkan, dan sedangkan pembangunan ekonomi yang lebih bersifat
kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, akan tetapi juga terdapat
perubahan-perubahan dalam struktur produksi serta alokasi input pada berbagai
sektor perekonomian seperti dalam lembaga pengetahuan dan teknik
2. Ilmu Ekonomi Mikro
Ilmu ekonomi mikro merupakan
cabang ilmu ekonomi mempelajari tentang perilaku konsumen, perusahaan dan
penentuan harga-harga pasar serta kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang
diperjual belikan. Ekonomi mikro sendiri meneliti bagaimana berbagai keputusan
dan perilaku tersebut mempengaruhi penawaran dan permintan atas barang dan
jasa, yang nantinya akan menentukan harga serta bagaimana harga, pada
gilirannya dengan menentukan penawaran serta permintaan barang dan jasa
selanjutnya. Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi dengan
optimal, dengan bersama individu lainnya di pasar, akan membuat suatu
keseimbangan pada skala makro, dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama.
Berikut ini adalah beberapa contoh dari ekonomi mikro, yaitu sebagai berikut :
Investasi
Investasi yang lazim sering
disebut dengan istilah “penanaman modal atau pembentukan modal” ialah komponen
kedua yang akan menentukan tingkat pengeluaran agregat (seluruh). Investasi
juga dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan dalam penanaman
modal atau perusahaan untuk membeli barang modal serta perlengkapan produksi
untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam
perekonomian, pada praktiknya yang dapat digolongkan sebagai investasi yaitu
meliputi pengeluaran atau pembelanjaan sebagai berikut:
Pembelian berbagai jenis barang modal.
Pembelanjaan untuk membangun rumah tempat
tinggal, bangunan, dan lain-lain
Pertambahan nilai stok barang-barang yang
belum terjual, bahan mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada
akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.
Berikut ini merupakan Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi antara
lain
Keuntungan yang akan di dapatkan
Tingkat bunga
Ramalan mengenai keadaan ekonomi
di masa depan
Kemajuan teknologi
Tingkat pendapatan nasional dan
perubahan-perubahannya, dan keuntungan yang diperoleh dari perusahaan.
Dan itulah sedikit tentang
pengertian dan contoh dari ekonomi makro dan ekonomi mikro, semoga dapat
menambah wawasan kita.
Pengertian tingkat kesejahteraan
Istilah kesejahteraan berasal dari kata
sejahtera yang mendapat awalan “ke” dan akhiran “an”. Mansur Muslich
menjelaskan bahwa bentuk dasar yang dapat dilekati morfem imbuhan (ke-an) pada
umumnya berkelas kata kerja, kata benda, kata sifat dan kata bilangan. [1]
Dalam hal ini maka kata “sejahtera” yang mendapat awalan “ke” dan akhiran “an”
berubah dari kata sifat menjadi kata benda. Sehingga arti sejahtera berbeda
dengan arti kesejahteraan, kalau arti sejahtera adalah tenang dan tenteram,
selamat, tak kurang sesuatu apapun.[2]
Menurut Sudarman Danim manusia
yang sejahtera adalah manusia yang memiliki tata kehidupan dan penghidupan,
baik material maupun spiritual yang disertai dengan rasa keselamatan,
kesusilaan dan ketenraman lahir dan batin, yang pada akhirnya dapat memenuhi
kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosialnya.[3] Dari pengertian diatas, maka
dapat diambil suatu pengertian bahwa yang dimaksud dengan tingkat kesejahteraan
adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan seseorang baik sosial material
maupun spiritual yang disertai dengan
rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir dan batin sehingga dapat
memenuhi kebutuhan jasmaniah, rohaniah
dan sosialnya.
Pentahapan kesejahteraan
Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan,
berdasarkan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang telah
mengadakan program yang disebut dengan Pendataan Keluarga. Yang mana pendataan
ini bertujuan untuk memperoleh data tentang dasar kependudukan dan keluarga
dalam rangka program pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Adapun pentahapan
keluarga sejahtera tersebut ialah sebagai berikut:
Keluarga Pra Sejahtera yaitu keluarga-keluarga
yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) secara minimal,
seperti: kebutuhan spiritual, pangan, sandang, papan dan kesehatan atau
keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu indikator-indikator keluarga
sejahtera I.
Keluarga Sejahtera I yaitu
keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal,
tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya,
seperti: kebutuhan akan pendidikan, keluarga berencana, interaksi dalam
keluarga, interaksi dengan lingkungan sekitar dan transportasi.
Keluarga Sejahtera II yaitu
keluarga-keluarga yang disamping dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah
dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi
kebutuhan pengembangan, seperti: menabung dan
memperoleh informasi.
Keluarga Sejahtera III yaitu
keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan dasar,
kebutuhan sosial psikologisnya dan kebutuhan pengembangan, tetapi belum dapat
memberikan sumbangan yang maksimal dan teratur bagi masyarakat dalam bentuk
material, seperti: sumbangan materi untuk kepentingan sosial kemasyarakatan
atau yayasan sosial, keagamaan, kesenian, olah raga, pendidikan dan lain
sebagainnya.
Keluarga Sejahtera III Plus
yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat
memenuhi seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, sosial psikologis
maupun pengembangan serta telah memberikan sumbangan yang nyata dan
berkelanjutan bagi masyarakat.[4]
Dari pentahapan ini, dapat
diketahui tingkat kesejahteraan guru dalam lingkup keluarganya.
Indikator kesejahteraan
Untuk mengukur tingkat
kesejahteraan, telah dikembangkan beberapa indikator operasional yang
menggambarkan tingkat pemenuhan kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis
dan kebutuhan pengembangan. Sedangkan untuk mendapatkan gambaran yang lebih
jelas tentang tingkat kesejahteraan akan digunakan beberapa indikator yang
telah digunakan oleh BKKBN. Indikator ini berdasarkan pendataan keluarga tahun
2000, adapun beberapa indikator tersebut adalah sebagai berikut :
a. Keluarga Pra Sejahtera :
Keluarga yang tidak dapat
memenuhi syarat-syarat sebagai keluarga sejahtera I.
b. Keluarga Sejahtera I
Melaksanakan ibadah menurut agama yang
dianut masing-masing
Makan dua kali sehari atau lebih.
Pakaian yang berbeda untuk berbagai
keperluan.
Lantai rumah bukan dari tanah.
Jika anak sakit dibawa ke sarana/ petugas
kesehatan.
c. Keluarga Sejahtera II
Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara
teratur menurut agama yang dianut masing-masing.
Minimal seminggu sekali keluarga tersebut
menyediakan daging/ ikan/ telur sebagai lauk pauk.
Memperoleh pakaian baru dalam setahun terakhir.
Luas lantai tiap penghuni rumah satu 8 m².
Anggota keluarga sehat dalam keadaan tiga
bulan terakhir, sehingga dapat menjalankan fungsi masing-masing.
Keluarga yang berumur 15 tahun keatas
mempunyai penghasilan tetap.
Bisa baca tulis latin bagi anggota keluarga
dewasa yang berumur 10-60 tahun.
Seluruh anak yang berumur 7-15 tahun
bersekolah pada saat ini.
Anak hidup dua atau lebih dan saat ini
masih memakai alat kontrasepsi.
d. Keluarga Sejahtera III
Keluarga mempunyai upaya untuk meningkatkan
pengetahuan agama.
Keluarga mempunyai tabungan.
Keluarga biasanya makan bersama minimal
sekali dalam sehari.
Turut serta dalam kegiatan masyarakat.
Keluarga mengadakan rekreasi bersama
minimal sekali dalam 6 bulan.
Keluarga dapat memperoleh berita
dari surat kabar/ radio/ televisi/ majalah.
Anggota keluarga dapat menggunakan sarana
transportasi.
e. Keluarga Sejahtera III Plus
Memberikan sumbangan secara teratur dan
sukarela untuk kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materi.
Aktif sebagai pengurus yayasan/
instansi[5].
Dengan indikator-indikator
tersebut diatas yang telah ditetapkan pemerintah dalam UU No.10 Tahun 1992
tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, maka
penulis dapat mengetahui mana yang termasuk keluarga pra sejahtera, sejahtera
I, sejahtera II dan sejahtera III serta sejahtera III plus.
Adapun guru PAI yang sudah PNS
minimal termasuk keluarga sejahtera tiga keatas, sedangkan guru bantu (GTT)
minimal termasuk keluarga sejahtera II.
Sumber;
[1] Mansur Muslich, Tata Bentuk Bahasa
Indonesia (Malang: YA3,1990),84.
[2] Hartono, Kamus Praktis Bahasa
Indonesia (Jakarta: Rineka Cipta,1996),141.
[3] Sudarman Danim, Transformasi
Sumber Daya Manusia: Analisis Fungsi Pendidikan Dinamika Prilaku dan
Kesejahteraan Manusia Indonesia Masa Depan (Jakarta: Bumi Aksara,1995),7.
[4] BKKBN, Pendataan Keluarga
Tahun 2000
(http://www.bkkbn.go.id/privince/yogya/MENU 04.htm).
[5] BKKBN, Pendataan
Keluarga
(http://www.bkkbn.go.id/privince/yogya/MENU 04.htm). Lihat juga Ade
Cahyat, Bagaimana Kemiskinan Diukur?
(Bogor: Governance Brief,2004),5. http://www.cifor.cgiar.org
Produktivitas tenaga kerja
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Produktivitas merupakan nisbah atau rasio antara hasil kegiatan (output,
keluaran) dan segala pengorbanan (biaya) untuk mewujudkan hasil tersebut
(input, masukan) (Kussriyanto, 1984, p.1). Input bisa mencakup biaya produksi
(production cost) dan biaya peralatan (equipment cost). Sedangkan output bisa
terdiri dari penjualan (sales), earnings (pendapatan), market share, dan
kerusakan (defects) (Gomes,1995, p.157).
Produktivitas tenaga kerja adalah
salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumber daya manusia
merupakan elemen yang paling strategik dalam organisasi, harus diakui dan
diterima oleh manajemen. Peningkatan produktivitas kerja hanya mungkin
dilakukan oleh manusia (Siagian, 2002, p.2). Oleh karena itu tenaga kerja
merupakan faktor penting dalam mengukur produktivitas. Hal ini disebabkan oleh
dua hal, antara lain; pertama, karena besarnya biaya yang dikorbankan untuk
tenaga kerja sebagai bagian dari biaya yang terbesar untuk pengadaan produk
atau jasa; kedua, karena masukan pada faktor-faktor lain seperti modal
(Kussriyanto, 1993, p.1).
Menurut Anoraga dan Suyati,
(1995, p.119-121) produktivitas mengandung pengertian yang berkenaan dengan
konsep ekonomis, filosofis dan sistem. Sebagai konsep ekonomis, produktivitas
berkenaan dengan usaha atau kegiatan manusia untuk menghasilkan barang atau
jasa yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan manusia dan masyarakat pada
umumnya.
Sebagai konsep filosofis,
produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha
untuk meningkatkan mutu kehidupan dimana keadaan hari ini harus lebih baik dari
hari kemarin, dan mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Hal
inilah yang memberi dorongan untuk berusaha dan mengembangkan diri. Sedangkan
konsep sistem, memberikan pedoman pemikiran bahwa pencapaian suatu tujuan harus
ada kerja sama atau keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan sebagai sistem.
Dapat dikatakan bahwa
produktivitas adalah perbandingan antara hasil dari suatu pekerjaan karyawan
dengan pengorbanan yang telah dikeluarkan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sondang P. Siagian bahwa produktivitas adalah: “Kemampuan memperoleh manfaat
yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan
menghasilkan output yang optimal bahkan kalau mungkin yang maksimal.”
Banyak hasil penelitian yang
memperlihatkan bahwa produktivitas sangat dipengaruhi oleh faktor: knowledge,
skills, abilities, attitudes, dan behaviours dari para pekerja yang ada di
dalam organisasi sehingga banyak program perbaikan produktivitas meletakkan hal-hal
tersebut sebagai asumsi-asumsi dasarnya (Gomes, 1995, p.160).
Pengertian lain dari
produktivitas adalah suatu konsep universal yang menciptakan lebih banyak
barang dan jasa bagi kehidupan manusia, dengan menggunakan sumber daya yang
serba terbatas (Tarwaka, Bakri, dan Sudiajeng, 2004, p.137).
Menurut Manuaba (1992)
peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan menekan sekecil-kecilnya segala
macam biaya termasuk dalam memanfaatkan sumber daya manusia (do the right
thing) dan meningkatkan keluaran sebesar-besarnya (do the thing right). Dengan
kata lain bahwa produktivitas merupakan pencerminan dari tingkat efisiensi dan
efektivitas kerja secara total (Tarwaka, Bakri, dan Sudiajeng, 2004, p.138).
Menurut Sinungan, (2003, p.12),
secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun
fisik (barang-barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya. Produktivitas
juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau
jasa-jasa. Produktivitas juga diartikan sebagai:
a. Perbandingan ukuran harga bagi
masukan dan hasil
b. Perbedaan antara kumpulan
jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satuan-satuan (unit) umum.
Ukuran produktivitas yang paling
terkenal berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat dihitung dengan membagi
pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jam-jam kerja orang.
Pengukuran Produktivitas Tenaga
Kerja
Pengukuran produktivitas tenaga
kerja menurut system pemasukan fisik perorangan/perorang atau per jam kerja
orang diterima secara luas, namun dari sudut pandangan/ pengawasan harian,
pengukuran-pengukuran tersebut pada umumnya tidak memuaskan, dikarenakan adanya
variasi dalam jumlah yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk yang
berbeda. Oleh karena itu, digunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam,
hari atau tahun). Pengeluaran diubah ke dalam unit-unit pekerja yang biasanya
diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja
yang terpercaya yang bekerja menurut pelaksanaan standar.
Karena hasil maupun masukan dapat
dinyatakan dalam waktu, produktivitas tenaga kerja dapat dinyatakan sebagai
suatu indeks yang sangat sederhana = Hasil dalam jam-jam yang standar : Masukan
dalam jam-jam waktu.
Untuk mengukur suatu
produktivitas perusahaan dapatlah digunakan dua jenis ukuran jam kerja manusia,
yakni jam-jam kerja yang harus dibayar dan jam-jam kerja yang dipergunakan
untuk bekerja. Jam kerja yang harus dibayar meliputi semua jam-jam kerja yang harus
dibayar, ditambah jam-jam yang tidak digunakan untuk bekerja namun harus
dibayar, liburan, cuti, libur karena sakit, tugas luar dan sisa lainnya. Jadi
bagi keperluan pengukuran umum produktivitas tenaga kerja kita memiliki
unit-unit yang diperlukan, yakni: kuantitas hasil dan kuantitas penggunaan
masukan tenaga kerja (Sinungan, 2003, p.24-25).
Menurut Wignjosoebroto, (2000,
p.25), produktivitas secara umum akan dapat diformulasikan sebagai berikut:
Produktivitas =
Output/input(measurable)+ input (invisible).
Invisible input meliputi tingkat
pengetahuan, kemampuan teknis, metodologi kerja dan pengaturan organisasi, dan
motivasi kerja.
Untuk mengukur produktivitas
kerja dari tenaga kerja manusia, operator mesin, misalnya, maka formulasi
berikut bisa dipakai untuk maksud ini, yaitu:
Produktivitas = total keluaran
yang dihasilkan
Tenaga Kerja jumlah tenaga kerja
yang dipekerjakan Di sini produktivitas dari tenaga kerja ditunjukkan sebagai
rasio dari jumlah keluaran yang dihasilkan per total tenaga kerja yang jam
manusia (man-hours), yaitu jam kerja yang dipakai untuk menyelesaikan pekerjaan
tersebut. Tenaga kerja yang dipekerjakan dapat terdiri dari tenaga kerja
langsung ataupun tidak langsung, akan tetapi biasanya meliputi keduanya.
DISTRIBUSI PENDAPATAN
Distribusi pendapatan adalah konsep yang lebih luas dibandingkan
kemiskinan karena cakupannya tidak hanya menganalisa populasi yang berada
dibawah garis kemiskinan.Kebanyakan dari ukuran dan indikator yang mengukur
tingkat distribusi pendapatan tidak tergantung pada rata-rata distribusi, dan
karenanya membuat ukuran distribusi pendapatan dipertimbangkan lemah dalam
menggambarkan tingkat kesejahteraan.
. Masalah utama dalam distribusi
pendapatan sebuah daerah adalah ketidakmerataan pendapatan antar kelompok
masyarakat dalam daerah tersebut, oleh karenanya sering juga disebut tingkat
ketidakmerataan atau kesenjangan.
Ketidakmerataandistribusi
pendapatan tersebut diakibatkan banyak hal terutama:
1.Perbedaan dalam hal kepemilikan
faktor-faktor produksi terutama stok modal antar kelompok masyarakat. Teori
Neo-Klasik menjelaskan bahwa ketidakmerataan distribusi pendapatan yang
diakibatkan oleh kepemilikan faktor capital stock ini secara otomatis dapat
diperbaiki oleh upaya pelimpahan dari pendapatan pemilik modal yang berlebih
kepada pihak yang kekurangan. Bilamekanisme otomatis tidak dapat berjalan maka
teori Keynesian mengandalkan peranan pemerintah dalam melakukan subsidi pada
pihak yang kekurangan dantentunya mutlak diperlukan pula kebijakan pemerintah
dalam upaya redistribusi pendapatan
2.Ketidaksempurnaan Mekanisme
Pasar (Market Failure) yang menyebabkan tidak terjadinya mekanisme persaingan
sempurna. Tidak berjalannya mekanisme persaingan ini karena:
(i) perbedaan kepemilikan faktor
produksi (sebagaimanatelah dijelaskan);
(ii) timpangnya akses informasi;
(iii) intervensi pemerintah;serta
(iv) keterkaitan antara pelaku
ekonomi dengan pihak pemerintah yangkemudian mendistorsi pasar (biasanya
kebijakan pemerintah dalam satu kebijakantentang perlindungan industri tertentu
misalnya).
Ada dua indikator yang dapat digunakan untuk mengukur distribusi
pendapatan suatu negara yaitu :
1. Koefisien Gini (Gini Ratio)
Koefisien gini adalah analisis yang digunakan
untuk mengukur distribusi pendapatan masyarakat pada suatu daerah atau negara
pada suatu periode. Atau juga bisa diartikan sebagai rasio(perbandingan) antara
luas bidang yang diarsir dengan luas segitiga OPE. Koefisien Gini biasanya
diperlihatkan oleh kurva yang disebut Kurva Lorenz, seperti yang diperlihatkan
kurva di bawah ini.
Dengan keterangan:
1.Sumbu horizontal
melambangkan presentase komulatif penduduk.
2. Sumbu fertikal melambangkan presentase
pendapatan yang diterima oleh masing-masing persentase penduduk.
3. Garis diagonal ditengah kurva
adalah garis kemerataan sempurna, karena semua titik pada garis tersebut adalah
posisi dimana pendapatan di distribusikan secara merata dengan sempurna, yaitu
persentase penduduk yang sama dengan persentase penerimaan pendapatan.
4. Daerah yang diarsir
menggambarkan besarnya ketimpangan distribusi pendapatan yang terjadi.
NILAI KOEFISIEN GINI INDONESIA TAHUN 1984-1998
Semakin jauh jarak garis Kurva
Lorenz dari garis kemerataan sempurna, semakin tinggi tingkat
ketidakmerataannya, dan sebaliknya. Pada kasus ekstrim, jika pendapatan
didistribusikan secara merata, semua titik akan terletak pada garis diagonal
dan daerah A akan bernilai nol. Sebaliknya pada ekstrem lain, bila hanya satu
pihak saja yang menerima seluruh pendapatan, luas A akan sama dengan luas
segitiga sehingga angka koefisien Gininya adalah satu (1). Jadi suatu
distribusi pendapatan makin merata jika nilai koefisien Gini mendekati nol (0).
Sebaliknya, suatu distribusi pendapatan dikatakan makin tidak merata jika nilai
koefisien Gininya mendekati satu.
Tabel berikut ini memperlihatkan
patokan yang mengatagorikan ketimpangan distribusi berdasarkan nilai koefisien
Gini.
Tabel berikut ini memperlihatkan
patokan yang mengatagorikan ketimpangan distribusi berdasarkan nilai koefisien
Gini.
Nilai Koefisien Gini
|
Distribusi Pendapatan
|
.... < 0,4
|
Tingkat ketimpangan rendah
|
0,4 < 0,5
|
Tingkat ketimpangan sedang
|
.... > 0,5
|
Tingkat ketimpangan tinggi
|
Koefisien gini juga dapat dihitung menggunakan rumus.Yaitu sebagai
berikut:
Rounded Rectangle: Koefisien gini
= Luas bidang A Luas segitiga OPE
Dan standart
nilai koefisien gini dapat diperlihatkan dengan tabel
Nilai Koefisien Gini
|
Distribusi Pendapatan
|
.... < 0,4
|
Tingkat ketimpangan rendah
|
0,4 < 0,5
|
Tingkat ketimpangan sedang
|
.... > 0,5
|
Tingkat ketimpangan tinggi
|
Disisi lain untuk mengukur
distribusi pendapatan yang antar daerah (dalam wilayah) dapat menggunakan
indeks Williamson. Dengan rumus:
Dengan keterangan :
WI = Indeks Williamson.
yi =
Pendapatan per kapita daerah dalam kesatuan wilayah/daerah.
Yi =
Pendapatan per kapita wilayah.
fi = Jumlah penduduk daerah dalam kesatuan
wilayah/negara.
2. Kriteria Bank Dunia
Selain koefisien gini, dalam
menilai pendapatan nasional dapat menggunakan kriteria yang ditetapkan oleh
Bank Dunia. Bank Dunia mengukur ketimpangan distribusi pendapatan suatu negara
dengan melihat besarnya kontribusi 40% penduduk termiskin terhadap pendapatan
atau pengeluaran nasional. Kriterianya dapat dilihat pada tabel berikut.
Distribusi Pendapatan
|
Tingkat Ketimpangan
|
Kelompok 40% termiskin
pengeluarannya
< 12% dari keseluruhan
pengeluaran
|
Tinggi
|
Kelompok
40% termiskin pengeluarannya
12%–17%
dari keseluruhan pengeluaran
|
Sedang
|
Kelompok 40% termiskin
pengeluarannya
> 17% dari keseluruhan
pengeluaran
|
Rendah
|
Daftar Referensi
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_ekonomi
Dror, Yahezkel. 1967. Policy Analyst: A New Professional Role In Government Service. dalam Shafritz, Jay M. & Hyde, Albert C. (eds). 1992. Classics Of Public Administration (3rd Ed). California: Brooks/Cole Publishing Company Pacific Grove. (hal 297-304)
Frederickson, George. 1970. Toward New Public Administration. dalam Shafritz, Jay M. & Hyde, Albert C. (eds). 1992. Classics Of Public Administration (3rd Ed). California: Brooks/Cole Publishing Company Pacific Grove. (368-381)
Gupta, Dipak K. 2001. Analyzing Public Policy: Concepts, Tools, and Techniques. Washington: CQ Press
Henry, Nicholas. 2004. Public Administration And Public Affairs. (9th ed.). New Jersey: Prentice Hall International Inc. Englewoods Cliffs
Henry, Nicholas. 1995. Administrasi Negara Dan Masalah-Masalah Publik. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Islamy, M. Irfan. 2003. Prinsip-Prinsip Kebijaksanaan Negara. Jakarta: P.T. Bumi Aksara.
Shafritz, Jay M. & Hyde, Albert C. (eds). 1992. Classics Of Public Administration (3rd Ed). California: Brooks/Cole Publishing Company Pacific Grove.
Wilson, Woodrow. 1887. Introduction To Study Administration. dalam Shafritz, Jay M. & Hyde, Albert C. (eds). 1992. Classics Of Public Administration (3rd Ed). California: Brooks/Cole Publishing Company Pacific Grove. (hal 11-24)
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_ekonomi
Dror, Yahezkel. 1967. Policy Analyst: A New Professional Role In Government Service. dalam Shafritz, Jay M. & Hyde, Albert C. (eds). 1992. Classics Of Public Administration (3rd Ed). California: Brooks/Cole Publishing Company Pacific Grove. (hal 297-304)
Frederickson, George. 1970. Toward New Public Administration. dalam Shafritz, Jay M. & Hyde, Albert C. (eds). 1992. Classics Of Public Administration (3rd Ed). California: Brooks/Cole Publishing Company Pacific Grove. (368-381)
Gupta, Dipak K. 2001. Analyzing Public Policy: Concepts, Tools, and Techniques. Washington: CQ Press
Henry, Nicholas. 2004. Public Administration And Public Affairs. (9th ed.). New Jersey: Prentice Hall International Inc. Englewoods Cliffs
Henry, Nicholas. 1995. Administrasi Negara Dan Masalah-Masalah Publik. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Islamy, M. Irfan. 2003. Prinsip-Prinsip Kebijaksanaan Negara. Jakarta: P.T. Bumi Aksara.
Shafritz, Jay M. & Hyde, Albert C. (eds). 1992. Classics Of Public Administration (3rd Ed). California: Brooks/Cole Publishing Company Pacific Grove.
Wilson, Woodrow. 1887. Introduction To Study Administration. dalam Shafritz, Jay M. & Hyde, Albert C. (eds). 1992. Classics Of Public Administration (3rd Ed). California: Brooks/Cole Publishing Company Pacific Grove. (hal 11-24)